Evakuasi atau Eksodus Gaza? Prabowo diantara Modus Ekonomi dan Jebakan Geopolitik
Sabtu, 12 April 2025 | 10:07 WIB

Evakuasi atau Eksodus Gaza? Prabowo diantara Modus Ekonomi dan Jebakan Geopolitik. (Ilustrasi: NU Online Jabar/Freepik).
NADIRSYAH HOSEN
Kolomnis
Gagasan mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia terdengar mulia. Tapi jangan lupa: jalan ke neraka sering dibentangkan dengan niat baik. Rencana ini berisiko memberi legitimasi pada ambisi lama Isr@3Lâmengosongkan Gaza dari penduduknya secara permanen. Jika mereka sudah keluar, apa jaminan bisa kembali? Evakuasi bisa menjadi gerbang relokasi, dan relokasi menjadi pengusiran yang dilegalkan.
Yang lebih mengkhawatirkan, rencana ini tercium sebagai modus ekonomi Prabowo untuk mendekati Trump. Setelah AS menaikkan tarif produk Indonesia hingga 32%, isu Gaza bisa dijadikan âkartu pengorbananâ demi melunakkan Washington. Tapi ini taruhan besar. Dengan ekonomi nasional yang goyahâdefisit anggaran, PHK massal, pemotongan di sana-siniâmenggelontorkan dana besar untuk operasi pengungsian bukan hanya tidak realistis, tapi juga rawan ditolak publik.
Di dalam negeri, PBNU pun tampak gagap membaca peta geopolitik. Gus Yahya (Ketum PBNU) dan sebelumnya Gus Fahrur mendukung evakuasi sementara, sementara Gus Ulil justru menolak relokasi permanen. Tapi PBNU tampaknya lupa: begitu warga Gaza dipindahkan, âsementaraâ bisa berubah menjadi selamanya. Dalam geopolitik, tak ada yang benar-benar temporer kalau tanahmu ditinggalkan, lalu diambil orang lain saat kau ingin kembali. Ini blunder.
Masih ingat bagaimana pengungsi Rohingya ditolak di Aceh karena benturan budaya? Bagaimana nanti nasib warga Gaza? Ini bukan sekadar isu kemanusiaan, tapi jebakan budaya, politik dan ekonomi.
Prabowo berharap isu Gaza jadi pintu diplomasi ekonomi, tapi dengan harga: memindahkan luka Palestina ke tanah kita, lalu membungkusnya sebagai solidaritas. Sementara PBNU dua kali terjebak: oleh solusi semu Trump, dan oleh ambisi ekonomi-politik Prabowo sendiri.
Baca Juga
Mengejar Mahkota, Melupakan Fitrah
Apa yang kita saksikan saat ini bukan sekadar kebijakan luar negeri. Ini adalah drama geopolitik yang melibatkan nyawa manusia, reputasi bangsa, dan harga diri sejarah. Jika tak dibaca dengan jernih dan tegas, kita akan tercatat bukan sebagai pelindung, tapi sebagai pelancar eksodus terbesar abad ini.
âââââââKH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia
Terpopuler
1
Memahami Makna Hari Arafah, Hari Kedua Puncak Ibadah Haji
2
Khutbah Jumat Dzulhijjah: Makna Syukur dan Ketakwaan dalam Kurban
3
Dari Takbir hingga Shalat Ied, Berikut 7 Amalan Lengkap pada Hari Raya Idul Adha
4
Jelang Timnas Indonesia Hadapi China di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Patrick Kluivert Usung Optimisme Tinggi
5
Ketua PCNU Pangandaran Ajak Umat Maknai Idul Adha dengan Kepedulian Sosial
6
PCNU Kota Bogor Dukung Program Barak Militer Siswa, Asal Libatkan Ulama dan Nilai Keagamaan
Terkini
Lihat Semua