• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Taushiyah

Nasihat Indah Sayyid Abdullah bin Alawi Al Haddad (2): Sifat yang Harus Dimiliki Ulama dan Kaum Mukminin

Nasihat Indah Sayyid Abdullah bin Alawi Al Haddad (2): Sifat yang Harus Dimiliki Ulama dan Kaum Mukminin
Ilustrasi: NUO.
Ilustrasi: NUO.

آمِرًا

Yang memerintah

بِهِمْ

Terhadap mereka

رَحِيْمًا

Yang menyayangi

عَلَيْهِمْ

Atas mereka (Hamba Allah)

مُشْفِقًا

Yang welas asih

في الخَيْرَاتِ

Dalam kebaikan

مُسَارِعًا

Yang bersegera

عَنِ المُنْكَرِ

Dari kemunkaran

نَاهِيًا

Yang mencegah

بِالمَعْرُوفِ

Kepada kebaikan

دَاعِيًا

Yang menyeru

عَلَى الْخَيْرِ

Atas kebaikan

دَالًّا

Yang menunjukan

لِلْعِبَادَاتِ

Terhadap ibadah

مُلَازِمًا

Yang membiasakan

وَسَكِينَةٍ

Dan tenang (thumaninah)

وَوَقَارٍ

Dan merendah

وَتُؤَدَةٍ

Dan tenang

ذَا صَمْتٍ

Yang memiliki sikap pendiam

إِلَى الهُدَى

Kepada petunjuk

لِلْمُؤْمِنِينَ

Kepada Kaum Mu`minin

مَخْفُوْضَ الجَنَاحِ

Rendah hati

لَيِّنَ الْجَانِبِ

Yang lembut

وَاسِعَ الصَّدْرِ

Yang lapang dada (penyabar)

حَسَنَ الأَخْلَاقِ

Yang baik akhlaknya

 

1.  Welas asih kepada hamba Allah Swt. 


Yaitu dengan menghindarkan mereka dari keburukan dan berbuat baik kepada mereka. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Muslim Al Khoulani, beliau sesekali tak membaca salam ketika melewati suatu kaum. Ketika ditanya alasannya, beliau berkata: “aku takut mereka meremehkanku dan mereka tak menjawab salamku, sehingga mereka berdosa sebabku”.


Sebagai bentuk kasih sayang kepada kaum tersebut. Syaikh Ma’ruf al Karkhi Ketika melihat pelaku maksiat, maka beliau mendoakan ampunan dan berharap rahmat Allah untuk mereka.


Beliau juga berkata: “barang siapa yang membaca setiap hari doa ini, maka Allah mencatatnya sebagai wali Abdal, yaitu:


اَللّٰهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللّٰهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.


2.  Menyayangi Hamba Allah Swt.


﴿ وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٠٧ ﴾ ( الانبياۤء/21: 107)


Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (Al-Anbiya'/21:107)


﴿ لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ١٢٨ ﴾ ( التوبة/9: 128)


Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah/9:128)


إِنَّمَا يَرْحَمُ اللّٰهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ


Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang (HR Ath-Thabrani)


الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ تَبَارَكَ وَتَعَالىَ اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ  


“Orang-orang yang penyayang, akan disayangi oleh Allah yang Rahman. (Oleh karena itu) sayangilah semua makhluk yang di bumi, niscaya semua makhluk yang di langit akan menyayangi kamu semua. (HR Ahmad, Abu Dawud at Tirmizi, dan al Hakim)


3.  Menyeru kebada kebaikan (amar ma’ruf), Allah Swt. berfirman:


﴿ وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ١٠٤ ﴾ ( اٰل عمران/3: 104)


Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Ali 'Imran/3:104)


4.  Mencegah kemunkaran (Nahi Munkar) semampunya, sebagaimana sabda Nabi Saw.:


مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطعْ فَبِقَلبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيْمَانِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ.


Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaknya dia ubah dengan tangannya (kekuasaannya). Kalau dia tidak mampu hendaknya dia ubah dengan lisannya dan kalau dia tidak mampu hendaknya dia ingkari dengan hatinya. Dan inilah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).


5.  Segera Melakukan Kebaikan


Yaitu tak menunda nunda dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah Swt. berfirman:


﴿ ۞ وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ ١٣٣ ﴾ ( اٰل عمران/3: 133)


Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (Ali 'Imran/3:133).


Juga firman Allah Swt.


﴿ وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ١٤٨ ﴾ ( البقرة/2: 148)


Bagi setiap umat ada kiblat yang dia menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah kamu dalam berbagai kebajikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqarah/2:148).


Menunda-nunda amal kebaikan adalah sesuatu yang tidak terpuji dan merupakan tanda kebodohan jiwa, sebagaimana perkataan Ibnu ‘Athaillah As sakandari:


إِحَالَتُكَ الْأَعْمَالَ عَلَى وُجُوْدِ الْفِرَاغِ مِنْ رُعُوْنَاتِ النَّفْسِ 


“Menunda amal karena menunggu waktu yang luang termasuk tanda kebodohan jiwa.”


6.  Konsisten (istiqomah) ibadah


Istiqomah dalam ibadah adalah amal yang diperintahkan oleh Allah Swt., firman-Nya:


﴿ فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ١١٢ ﴾ ( هود/11: 112)


Maka, tetaplah (di jalan yang benar), sebagaimana engkau (Nabi Muhammad) telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Hud/11:112)


Istiqomah dalam ibadah adalah amal yang dicintai oleh Nabi Saw, beliau bersabda:


أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ. رواه البخاري ومسلم


“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit.” (HR. Bukhori Muslim)


7.  Menunjukan kepada Kebaikan 


Nabi Saw. bersabda:


مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ، فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فاَعِلِهِ. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ


“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka bagi dia pahala yang orang yang mengerjakan kebajikan tersebut.” (HR Muslim)


8.  Mengajak Kepada Petunjuk 


Nabi Saw. bersabda:


مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا


"Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun." (HR. Muslim)


9.  Pendiam, santai, merendah dan tenang.


Shomtun artinya diam dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Nabi Saw. bersabda:


مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ،


"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam”


Tu`adah artinya adalah tetap tenang dan tidak tergesa-gesa. Nabi Saw. bersabda:


التَّأَنِّي مِنَ اللّٰهِ، وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ


“Tidak tergesa-gesa (santai) datangnya dari Allah sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan.” (HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)


Waqor artinya merendah (khudu`) dan tunduk (dzul), dan sakinah artinya adalah thumaninah. 
Allah Swt. Berfirman:


﴿ وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا ٦٣ ﴾ ( الفرقان/25: 63)


Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.” (Al-Furqan/25:63)


﴿ وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ ١٩ ﴾ ( لقمٰن/31: 19)


Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman/31:19)


Nabi Saw:


إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ ، فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ ، وَلَا تُسْرِعُوا ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ ، فَصَلُّوا ، وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا. رواه مسلم


“Jika kalian semua mendengarkan iqamah, maka berjalanlah menuju shalat. Hendaknya kalian dalam kondisi tenang dan pelan. Jangan tergesa-gesa. Apa yang anda dapatkan, shalatlah. dan apa yang anda terlewatkan, maka sempurnakanlah.” (HR. Muslim).


10.  Berakhlak Baik, terutama saat marah.


Nabi saw. bersabda:


اتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ 


“Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik”.


إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ. رواه البيهقى


Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.


إِنَّ اللهَ بَعَثَنِيْ بِتَمَامِ مَكَارِمِ الأَخْلاَقِ وَكَمَالِ محَاَسِنِ الأَفْعَالِ. رواه الطبرانى


Sesungguhnya Allah mengutusku dengan tugas membina kesempurnaan akhlak dan kebaikan pekerjaan.


عَنْ عَبْدِ اللّهِ بْنِ: قَالَ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَاحِشًا وَلاَ مُتَفَحِّشًا ، وَإِنَّهُ كَانَ يَقُولُ: إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا.  رواه البخارى


Abdullah bin Amr ra., berkata, “Nabi saw. bukan seorang yang keji dan bukan pula bersikap keji. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya’.”


أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا


Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling bagus akhlaknya, dan yang paling terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya terhadap istri-istri mereka. (HR. At-Tirmidzi)


11.  Lapang Dada (sabar, tidak kasar)


Allah Swt. Berfirman:


﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٣ ﴾ ( البقرة/2: 153)


Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah/2:153)


12.  Berhati Lembut


Allah Swt. Berfirman:


﴿ فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩ ﴾ ( اٰل عمران/3: 159)


Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. (Ali 'Imran/3:159)


أَلَا أخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّار ؟ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّار ؟ تَحْرُمُ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ ، هَيّنٍ ، لَيِّنٍ ، سَهْلٍ. رواه الترمذي 


Maukah aku beritahu kepada kalian siapakah yang haram atas neraka? Atau siapakah yang neraka haram atasnya? Neraka haram atas setiap orang yang dekat (kepada manusia), rendah hati, lembut, dan mudah (baik perangainya). (HR. At-Tirmidzi)


13.  Rendah Hati Kepada Kaum Mukminin


Allah Swt. Berfirman:


﴿ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۚ ٢١٥ ﴾ ( الشعراۤء/26: 215)


Rendahkanlah hatimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang mukmin. (Asy-Syu'ara'/26:215)


Dr. KH Abun Bunyamin MA, Rais Syuriah PWNU Jawa Barat


Taushiyah Terbaru