Dosa yang paling besar yang tidak akan diampuni oleh Allah Swt kecuali meninggalkan dosa tersebut adalah dosa syirik. Allah Swt mengampuni semua dosa sebanyak apapun dan sebesar apapun, kecuali syirik. Dosa syirik itupun apabila seseorang meninggalkan dosa tersebut dan bertaubat kepada Allah, maka berarti ia tidak melakukan syirik lagi, maka orang tersebut akan diampuni.
Syirik adalah menyekutukan Allah Swt dengan segala sesuatu, misalnya: (1) meyakini bahwa Tuhan lebih dari satu, (2) meyakini Tuhan itu Esa, tapi meyakini dewa-dewa atau berhala-berhala atau benda-benda lain yang dikultuskan. (3) beribadah kepada selain Allah Swt. Demikian kerasnya larangan berbuat syirik, sehingga diperintahkan dalam awal berdakwah adalah untuk bertauhid atau mengesakan Allah Swt.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun,". (QS. Al-Nisa, 03:36).
Baca Juga
Iman dan Malu Bagaikan Saudara Kembar
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Artinya: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku," (QS. Thaha: 20: 14).
وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiya, 21:25).
Baca Juga
Agama Tauhid
Dosa syirik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) al-Syirk al-Jâlî atau syirik yang kasat mata, dan yang ke (2) adalah al-Syirk al-Khâfî atau syirik yang tersembunyi, tidak kasat mata. Dalam perkembangan terakhir, syirik yang terang-terangan atau kasat mata itu tidak banyak lagi dijumpai di kalangan umat Islam. Akan tetapi syirik yang tersembunyi atau syirik yang tidak kasat mata, banyak terjadi di kalangan umat Islam.
Syirik yang tersembunyi ini sangat berbahaya, karena pelakunya sama sekali tidak menyadarinya. Yang tergolong syirik yang tersembunyi adalah (1) takabbur atau sombong, merasa dirinya paling mulia, paling baik, dan paling besar. Dosa ini dipersonifikasikan oleh iblis ketika ia diperintahkan oleh Allah untuk sujud menghormati Adam a.s.. Ia menolak perintah itu, karena ia merasa lebih baik dari Adam. Ketika ditanya oleh Allah Swt: “Apa yang mencegahmu sehingga tidak mau tunduk untuk menghormat kepada Adam?”. Iblis menjawab: “Ana Khairun Minhu, Khalaqtani Min Nar, Wa Khalaqtahu Min Tin”, (aku lebih baik dari Adam, Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam engkau ciptakan dari tanah).
Syirik yang tersembunyi yang ke (2) adalah Tamak atau rakus, hal ini difigurkan oleh nabiyullah Adam a.s. dengan Siti Hawa, yaitu ketika keduanya tergoda oleh Iblis untuk mendekati pohon larangan. Semua kebahagiaan di syurga diberikan kepada Adam dan Hawa, hanya ada satu larangan, yaitu mendekati satu pohon, tapi beliau terjerumus oleh godaan Iblis yang mengatakan bahwa apabila engkau Adam dan Hawa mendekati pohon itu, maka engkau akan kekal di syurga atau kamu akan menjadi malaikat.
فَوَسۡوَسَ إِلَيۡهِ ٱلشَّيۡطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكٖ لَّا يَبۡلَىٰ فَأَكَلَا مِنۡهَا فَبَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ
Artinya: "Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa? Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia". (QS. Thaha, 20:120-121).
Setelah melakukan perbuatan dosa itu, Nabi Adam a.s. dan Siti Hawa segera bertaubat, maka taubatnya diterima oleh Allah Swt. Beliau berdua mengatakan:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ
Artinya: "Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi," (QS. Al-A’raf, 07:23).
Baca Juga
Penegak Kebenaran dan Keadilan
Kalau Nabi Adam dan Siti Hawa bertaubat secara sungguh-sungguh atas dosa dan kesalahan keduanya, maka taubatnya diterima oleh Allah, dan diampuni dosa-dosanya. Sebaliknya, Iblis karena kesombongannya, tidak mau bertaubat, sehingga ia menjadi makhluk yang terkutuk untuk selamanya. Iblis pada saat aktif menggoda dan menjerumuskan manusia disebut syaitan. Karena itu, kita semua selalu berlindung kepada Allah dari godaan syiatan yang terkutuk.
Syirik tersembunyi yang ke (3) adalah hasad atau dengki, hal ini difigurkan oleh dua putra Nabi Adam, yaitu Qabil dan Habil. Qabil adalah kakaknya Habil, ketika keduanya diperintahkan oleh Allah Swt untuk melaksanakan qurban, Qabil melaksanakannya tidak ikhlas, sehingga ia berkorban dengan buah-buahan yang busuk yang tidak bisa dikonsumsi oleh manusia secara layak. Sedangkan Habil melaksanakan ibadaah kurbannya dengan tulus, semata-mata mencari keridaan Allah dengan seekor domba yang besar.
Allah Swt menerima kurbannya Habil, sedangkan kurbannya Qabil ditolak. Qabil kemudian benci kepada adiknya, dan bersikap hasad, sehingga menimbulkan kebencian yang luar biasa dan mendorong nafsunya untuk membunuh adiknya. Maka terjadilah pembunuhan pertama kali di muka bumi, hal itu disebabkan karena hasad atau dengki yang sangat tinggi. Ketiga jenis dosa itu, merupakan nenek moyang dari dosa-dosa lainnya. Syirik tersembunyi berikutnya adalah riya’, ujub, sum’ah, dan sebagainya.
Mengenai hal ini Nabi Saw memperingatkan kita agar bersikap hati-hati terhadap syirik yang halus atau yang tersembunyi.
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ» قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «الرِّيَاءُ،
Artinya: "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil (syirik tersembunyi)." Para sahabat bertanya: "Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Riya’”… (HR. Ahmad, 23360).
Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa Dijadwalkan Isi Pengajian Akbar di Pesantren Al-Ittihad Cianjur
2
Sambut Tahun Ajaran Baru, Sebanyak 250 Peserta Didik MTs Ma'arif Cikeruh Ikuti Gelaran Matsama
3
40 Jamaah Masih Dirawat di Arab Saudi, Ini Daftar Kontak Tim Penghubung
4
Khutbah Jumat: Ilmu dan Amal, Dua Pilar Meraih Keberkahan Hidup di Dunia dan Akhirat
5
PWNU Terima Kunjungan Kapolda Jabar, Sambut Hangat Program Sosial dan Ketahanan Pangan
6
KH Aziz Dorong MWCNU Pangenan Terus Giatkan Dakwah dan Jaga Aswaja
Terkini
Lihat Semua