Iman dan Malu Bagaikan Saudara Kembar
Rabu, 9 Juli 2025 | 07:00 WIB
Rasa malu merupakan wujud dari akhlak yang sangat luhur yang akan mengantarkan seseorang menjadi manusia yang mulia dan terpuji. Tinggi rendahnya iman seseorang tergantung dari rasa malunya. Apabila rasa malunya tinggi, maka imannya juga tinggi. Sebaliknya apabila rasa malunya rendah, maka kualitas imannya juga rendah. Bagaimana apabila seseorang tidak memiliki rasa malu, maka sesungguhnya orang itu tidak memiliki iman lagi.
Nabi besar Muhammad Saw adalah seorang rasul yang rasa malunya sangat tinggi, sehingga dijelaskan dalam tarikh, ketika beliau sedang bersama-sama bekerja di masa mudanya untuk mengangkut batu dari daerah Jarwal guna pembangunan dan perbaikan Ka’bah. Waktu itu, saking seriusnya beliau bekerja, pakaiannya sedikit tersingkap, sehingga terlihat sebagian pahanya oleh sesama orang laki-laki. Karena sangat malu, beliau sampai pingsan.
Baca Juga
Islam dalam Pengertian yang Lebih Luas
Hal ini menunjukkan betapa tingginya rasa malu yang dimiliki oleh Nabi Saw:
الإِيمانُ بضْعٌ وسَبْعُونَ، أوْ بضْعٌ وسِتُّونَ، شُعْبَةً، فأفْضَلُها قَوْلُ لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وأَدْناها إماطَةُ الأذَى عَنِ الطَّرِيقِ، والْحَياءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإيمانِ.
Artinya: "Iman itu memiliki lebih dari tujuh puluh tiga atau lebih, atau lebih dari enam puluh tiga cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan 'Lā ilāha illallāh' (tidak ada Tuhan selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari iman tersebut," (HR. Muslim, 35).
Malu merupakan bagian dari iman, karena keduanya mengarahkan umat manusia kepada perbuatan baik dan mencegah perbuatan yang mungkar. Iman merupakan daya pembangkit bagi seorang muslim untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya dan meninggalkan segala bentuk maksiat dan kemungkaran. Rasa malu selalu membimbing umat manusia untuk bersyukur kepada Allah, mencegah perbuatan buruk atau mengucapkan hal-hal yang tidak terpuji. Karena itu, ia akan selalu mendatangkan kebaikan dan kemuliaan.
الحَياءُ لا يَأْتي إلَّا بخَيْرٍ
Baca Juga
Dua Mata Pisau Hijrah Teknologi
Artinya: "Rasa malu tidaklah datang, kecuali mendatangkan kebaikan," (HR. Bukhari, 6117, Muslim, 37).
Lawan dari rasa malu adalah perbuatan kotor dan keji, yaitu kotor dalam perkataan, perbuatan, dan sering berkata kasar. Seorang muslim yang imannya tinggi tidak mungkin berkata kotor dan kasar, tidak pula bersikap keras dan sadis. Karena sifat seperti itu adalah sifat-sifat ahli neraka. Sedangkan orang-orang mukmin adalah calon penghuni syurga.
الحياءُ منَ الإيمانِ ، والإيمانُ في الجنَّةِ ، والبَذاءُ منَ الجفاءِ ، والجفاءُ في النَّارِ
Artinya: "Malu adalah bagian dari iman, dan iman itu di surga. Sedangkan ucapan kasar adalah bagian dari kekasaran (akhlak buruk), dan kekasaran itu di neraka,". (HR. Ahmad, 10519, Tirmidzi, 2009).
Akhlak dan perilaku Rasulullah merupakan suri tauladan yang sangat baik bagi setiap orang yang ingin meraih kesuksesan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat. Demikian tingginya rasa malu yang dimiliki oleh Nabi, sehingga rasa malu beliau lebih tinggi dari rasa malu seorang gadis yang berada dalam pingitannya.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِـيْ خِدْرِهَا
Artinya: "Nabi Saw lebih pemalu daripada seorang gadis yang berada dalam pingitannya," (HR. Bukhari, 6119).
Setiap orang muslim yang mengajak orang lain untuk memelihara akhlak yang luhur dan rasa malu yang tinggi, serta menanamkannya kepada diri sendiri, berarti ia telah mengarahkan sesamanya untuk berbuat kebajikan.
Meskipun rasa malu merupakan sikap yang sangat terpuji, namun demikian tidak boleh menghalangi seseorang untuk menegakkan yang hak dan menyampaikan kebenaran, serta mencegah kemungkaran. Rasa malu tidak boleh menghalangi seseorang untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami secara baik. Ummu Sulaim al-Anshariah menanyakan kepada Nabi Saw: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah Swt tidak malu untuk menyatakan yang hak. Apakah seseorang wanita wajib mandi apabila bermimpi? Nabi Saw menjawab: Iya, apabila engkau melihat air (mani perempuan). (HR. Bukhari).
Umar bin Khattab mengungkapkan suatu pandangan bahwa mahar yang harus diberikan kepada kaum wanita dianggap sangat berat. Karena itu, ia berinisiatif untuk membatasi jumlah mahar itu, sehingga kaum lelaki menjadi ringan. Ide yang disampaikan Umar itu diprotes oleh kaum wanita, karena sesungguhnya mahar itu adalah hak kaum wanita. Umar merasa keliru pandangannya dan meminta maaf. Kaum perempuan tidak merasa malu dalam rangka mempertahankan haknya meskipun berhadapan dengan Umar bin Khattab.
Beliau juga pernah berpidato di hadapan kaum muslimin dengan menggunakan baju dari dua potong pembagian. Waktu itu ia menyuruh khalayak ramai untuk memperhatikan pengarahannya dan mentaatinya. Tiba-tiba, seorang dari mereka berkata: Umar kami mendengarmu, tapi kami tidak akan mentaatimu, karena sesungguhnya engkau dapat bagian dua potong kain, sedangkan kami hanya satu potong. Umar dengan suara keras memanggil anaknya: Wahai Abdullah bin Umar, bersumpahlah atas nama Allah, bahwa engkau telah memberikan kainmu kepadaku. Kemudian Ibnu Umar bersumpah bahwa satu potong kain itu darinya yang dihadiahkan kepada ayahnya. Maka para hadirin menjawab; Kalau begitu kami mendengar wahai Umar dan kami mentaati. Demikianlah rasa malu tidak menghalangi mereka untuk menyampaikan kebenaran.
Iman dan rasa malu merupakan saudara kembar, apabila salah satunya hilang, maka yang lain juga hilang.
Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Pererat Ukhuwah, PCNU Kabupaten Bogor Gelar Istighotsah dan Silaturahmi Pendekar Pagar Nusa
2
DPR RI Setujui Usulan Kemenag soal Tambahan Anggaran untuk BOS Madrasah dan Tunjangan Profesi Guru
3
Dikukuhkan Rais 'Aam PBNU, Inilah Susunan Struktur Idaroh Aliyah JATMAN 2025-2030
4
Ketika 14 Siswa Tak Diakui Negara: Kebijakan Tambah Rombel 50 Siswa Mengandung Bom Waktu
5
Perkuat Ukhuwah dan Semangat Dakwah di Masyarakat, GP Ansor Cigerenem Gandeng Latansa 2 Gelar Pengajian Syahriahan
6
Aklamasi, Nyai Hj Minyatul Ummah Terpilih Pimpin Fatayat NU Jawa Barat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua