Taushiyah KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Islam dalam Pengertian yang Lebih Luas

Selasa, 24 Juni 2025 | 08:31 WIB

Islam dalam Pengertian yang Lebih Luas

Islam dalam Pengertian yang Lebih Luas. (Ilkustrasi: NU Online Jabar/freepik).

Secara bahasa, kata Islam berasal dari bahasa Arab. Kata ini berasal dari akar kata salima-yaslamu-salamatan wa salaman, yang punya banyak arti seperti: selamat, damai, tunduk, patuh, pasrah, menyerahkan diri, rela, puas, menerima, sejahtera, dan tidak cacat (al-Munawwir, 1984: 669).


Kalau dilihat dari sisi tata bahasa (ilmu morfologi), kata Islam berasal dari aslama-yuslimu-islaman, yang juga punya banyak makna. Salah satunya adalah ketaatan.


Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Jin ayat 14:


وَأَنَّا مِنَّا ٱلۡمُسۡلِمُونَ وَمِنَّا ٱلۡقَٰسِطُونَۖ فَمَنۡ أَسۡلَمَ فَأُوْلَٰٓئِكَ تَحَرَّوۡاْ رَشَدٗا


Artinya: “Dan sesungguhnya di antara kami ada yang patuh (taat kepada Allah), dan ada juga yang menyimpang dari kebenaran. Maka barangsiapa yang patuh, mereka itulah yang memilih jalan yang benar.” (QS. al-Jin, 72 :14).


Di samping itu, secara Bahasa juga mempunyai makna menyerahkan diri atau berserah diri, sebagaimana disinggung dalam al-Qur’an:


بَلَىٰۚ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ فَلَهُۥٓ أَجۡرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ


Artinya: "(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah s.w.t., sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqarah, 2:112).


Selain ketaatan dan penyerahan diri, makna Islam secara Bahasa adalah tunduk dan patuh, sebagaimana ditegaskan oleh al-Qur’an:


قُلۡ إِنِّي نُهِيتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَمَّا جَآءَنِيَ ٱلۡبَيِّنَٰتُ مِن رَّبِّي وَأُمِرۡتُ أَنۡ أُسۡلِمَ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ


Artinya: "Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Ghafir, 40 :66).


Secara istilah atau terminologis, Islam adalah agama yang berasal dari Allah Swt diturunkan kepada para nabi dan rasul sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Islam bukan sekedar sistem kepercayaan, tetapi juga mencakup seluruh aturan kehidupan, baik yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan sesama manusia, maupun dengan alam sekitarnya. Tujuan dari ajaran Islam ini adalah untuk mengarahkan manusia agar bisa hidup bahagia, seimbang, dan damai, baik di dunia maupun di akhirat nanti.


Al-Qur’an menegaskan bahwa hanya Islam satu-satunya agama yang diterima oleh Allah Swt.


وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ


Artinya: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran, 3:85).


Dalam pengertian yang lebih luas, Islam tidak hanya berarti agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, tetapi juga mencakup semua ajaran yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi sebelumnya. Setiap nabi yang diutus oleh Allah mengajarkan inti ajaran yang sama, yaitu tauhid (meng-Esakan Allah), berbuat kebaikan, dan menjalani hidup sesuai petunjuk-Nya. Oleh karena itu, agama yang dibawa oleh para nabi terdahulu, seperti Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa, sejatinya juga merupakan bagian dari Islam, dalam arti tunduk dan patuh kepada perintah Allah.


Salah satu contohnya adalah Nabi Ibrahim As yang dalam Al-Qur’an disebut sebagai sosok yang lurus dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Dalam surat al-An’am ayat 161–163, Allah berfirman:


قُلۡ إِنَّنِي هَدَىٰنِي رَبِّيٓ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ دِينٗا قِيَمٗا مِّلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفٗاۚ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُۥۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ


Artinya: "Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik”. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. al-An’am, 6:161-163).


Dengan demikian, Islam bukan hanya nama sebuah agama yang dibawa Nabi Muhammad, melainkan sebuah jalan hidup (way of life) yang telah Allah ajarkan sejak awal penciptaan manusia. Islam menuntun manusia untuk hidup seimbang antara dunia dan akhirat, mengajarkan nilai-nilai kasih sayang, keadilan, ketundukan kepada Tuhan, serta tanggung jawab terhadap sesama.


Sesuai dengan namanya, agama Islam yang diturunkan Allah s.w.t. kepada para nabi dan rasul-Nya berlandaskan satu ajaran pokok, yaitu kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa (tauhid murni), dan memiliki satu tujuan utama, yaitu meraih kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Meskipun inti ajarannya sama, bentuk syariat atau aturan rinci yang diturunkan Allah kepada para nabi itu berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, dan situasi umat pada zaman masing-masing. Namun, syariat tersebut terus mengalami penyempurnaan seiring waktu, hingga akhirnya Allah menurunkan syariat yang paling sempurna melalui Nabi Muhammad saw. Setelah itu, syariat Islam tidak akan berubah lagi untuk selamanya.


Nama "Islam" sebagai sebutan bagi agama yang dianut umat Nabi Muhammad bahkan sudah disebutkan dalam kitab-kitab suci sebelumnya, jauh sebelum Al-Qur’an diturunkan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:


وَجَٰهِدُواْ فِي ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَىٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٖۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٰهِيمَۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَىٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ


Artinya: “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah Swt dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untukmu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS. al-Hajj, 22:78).


Ayat ini menunjukkan bahwa sebutan Muslim sudah dikenal sejak zaman Nabi Ibrahim, dan Islam yang dibawa Nabi Muhammad adalah kelanjutan sekaligus penyempurna dari ajaran-ajaran sebelumnya. Dalam pembahasan ini, kata Islam yang dimaksud merujuk pada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw., sebagai wahyu terakhir dari Allah Swt yang menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.


Oleh karena itu, ketika kita menyebut “Islam”, maka yang dimaksud adalah ajaran agama yang lengkap dan sempurna yang bersumber langsung dari Allah Swt dan disampaikan melalui Nabi Muhammad Saw.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU