Taushiyah KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Islam dan Ilmu Pengetahuan

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:45 WIB

Islam dan Ilmu Pengetahuan

Islam dan Ilmu Pengetahuan. (Ilustrasi: Freepik).

Agama Islam mengajarkan kepada umatnya agar besungguh-sungguh dalam mencari ilmu, karena dengan ilmu itulah seorang akan meraih kesuksesan yang maksimal, baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Ilmu adalah pelita yang menerangi umat manusia menuju kebenaran dan keadilan. Setiap manusia muslim tidak diperkenankan mengikuti suatu pandangan, ajaran, atau doktrin yang tidak diketahui atau belum dipahami. 


Setiap orang diarahkan agar tidak membebek kepada pandangan orang lain, atau bertaklid tanpa mengetahui argumen atau keterangan yang bisa dipertanggung-jawabkan. Sesungguhnya setiap aktivitas manusia besar ataupun kecil, yang kasat mata ataupun tersembunyi, akan dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt, dan kepada sesama umat manusia.


وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡئُولٗا  


Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya,". (QS. Al-Isra’, 17:36).


Ajaran Islam pada umumnya bersifat argumentatif dan filosofis, tidak bersifat dogmatis dan pemikiran yang kaku serta stagnan. Karena itu di dalam al-Qur’an, dijumpai banyak ayat agar semua orang bisa menunjukkan bukti kebenaran di dalam berbagai masalah, baik dalam kehidupan duniawi, maupun yang berkaitan dengan ukhrawi. Ada pandangan di tengah masyarakat tertentu yang mengatakan bahwa seseorang tidak akan mencapai kemuliaan dan kebahagiaan di akhirat, kalau bukan kalangan ras tertentu. 


Itulah pandangan yang bersifat rasis yang diberantas oleh ajaran Islam. Ajaran seperti itu tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan kesamaan hak bagi sesama umat manusia. Berbagai macam aliran yang berkembang dalam kehidupan dunia, harus dikritisi secara sungguh-sungguh dan diteliti agar manusia tidak terjebak dalam pandangan yang keliru. Dalam al-Quran dijumpai beberapa ayat yang mengarahkan umat manusia agar selalu mendatangkan bukti-bukti kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan.


وَقَالُواْ لَن يَدۡخُلَ ٱلۡجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰۗ تِلۡكَ أَمَانِيُّهُمۡۗ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَٰنَكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ  


Artinya: "Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". (QS. Al-Baqarah, 02:111).


Untuk mencapai kemulian dunia sampai akhirat, menurut ajaran Islam, tidak ditentukan oleh ras tertentu. Akan tetapi kemuliaan itu akan diraih dengan sukses bagi orang-orang yang berpasrah diri mengikuti tuntunan Allah dan rasul-Nya. Dilanjutkan dengan amal shaleh dan aktivitas terpuji dalam segala kehidupannya.


بَلَىٰۚ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ فَلَهُۥٓ أَجۡرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ  


"(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah, 02:112).


Dengan demikian, kebahagiaan dan kesuksesan seseorang di masa kini dan masa yang akan datang, tidak terletak pada ras atau etnis tertentu. Bukan karena dia ras Arya, Dravida, Semit, Negroid, Mongolid, dan sebagainya, tetapi terletak pada amal kebajikan orang perorang, dari ras atau dari etnis apapun. 


Kajian Islam dalam berbagai disiplin ilmu, baik dalam ilmu kalam, fiqih, filsafat, ataupun tasawuf selalu dikembangkan dengan metode argumentatif dan filosofis. Cara inilah yang akan mengantarkan para cendikiawan dan umat manusia pada umumnya dapat menerima dan memahami ajaran agama dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati. Demikian halnya dalam perintah menuntut ilmu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan umum, sains, dan teknologi, sangat diperintahkan dalam Islam. Hal itu dapat dibuktikan apabila kita rajin mengkaji al-Qur’an.


Bahkan ayat pertama yang turun dari al-Qur’an adalah perintah untuk membaca, baik membaca ayat-ayat tertulis dalam al-Qur’an itu sendiri maupun ayat-ayat yang tidak tertulis yang ada dalam alam semesta. Ilmu pengetahuan sains dan teknologi diraih oleh umat manusia setelah mereka malakukan iqra’ (membaca), yaitu meneliti, mengobservasi, menganalisis, menyimpukan, dan kemudian ditulis menjadi karya ilmiah, bisa berupa skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya.