Ngalogat

NU dan Muhammadiyah: Dua Saudara dalam Membangun Bangsa

Selasa, 28 Januari 2025 | 10:09 WIB

NU dan Muhammadiyah: Dua Saudara dalam Membangun Bangsa

Ilustrasi. (Foto: NU Online Jabar)

Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, khususnya di tanah Jawa. Di balik dominasi ini, terdapat dua organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Kehadiran kedua organisasi ini dapat diibaratkan seperti kakak dan adik, karena ada kisah menarik di balik pendirian masing-masing.


Pendiri kedua ormas ini, yakni KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan (nama asli: Muhammad Darwis), pernah berguru kepada Syekh Kholil Bangkalan. Keduanya adalah sahabat akrab selama masa belajar dan bahkan bersama-sama menimba ilmu di Tanah Suci. Di sana, mereka mendalami bidang keilmuan yang berbeda—KH Hasyim Asy'ari menekuni ilmu hadis, sementara KH Ahmad Dahlan lebih fokus pada pemikiran dan gerakan Islam.


Sepulangnya dari Tanah Suci, mereka memilih jalan dakwah masing-masing. KH Hasyim Asy'ari kembali ke Jombang dan mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng, yang dikenal dengan kajian Shahih Al-Bukhari. Sementara itu, KH Ahmad Dahlan mulai merintis gerakan di Yogyakarta, yang berfokus pada pemurnian ajaran Islam serta pengembangan amal usaha di berbagai bidang.


Hingga saat ini, Nahdlatul Ulama tetap konsisten dalam dunia pondok pesantren, amaliyah, dan kajian keislaman, sedangkan Muhammadiyah berperan aktif dalam kemajuan pendidikan, teknologi, serta kajian pemikiran Islam. Keharmonisan kedua ormas ini menjadi pilar penting bagi perdamaian di Indonesia, meskipun banyak ormas Islam lain yang bermunculan.


Sejatinya, jika hubungan antara NU dan Muhammadiyah merenggang, maka ketahanan dan keharmonisan umat Islam di Indonesia akan melemah. Oleh karena itu, semoga Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah terus bersinergi dan bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih baik.


​​​​​​​Bagus Akbar Zaini, Ketua IPNU Kota Cirebon