Kenya, NU Online Jabar
Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat bersama dengan Muhammadiyah mengunjungi Kenya selama seminggu, dimulai dari Sabtu (3/9) hingga Sabtu (10/9). Kunjungan tersebut dilakukan untuk memenuhi undangan konsorsium JISRA (Joint Initiatives for Strategic Religious Action), yakni Faith to Action Network yang berkantor di Nairobi Kenya, dalam acara Annual Reflection JISRA program.
Kali ini, 10 organisasi di bawah konsorsium Faith to Action Network yang berasal dari 4 (empat) negara, yakni Indonesia, Uganda, Ethopia, dan Kenya berkumpul di Traveller Beach hotel, Mombasa, Kenya, tempat acara berlangsung.
Annual Reflection merupakan semacam evaluasi dan pembelajaran dari setiap partner JISRA dalam mengimplementasikan program selama satu tahun.
Dalam acara tersebut, setiap perwakilan negara menyampaikan capaian-capaian program, tantangan-tantangan, hingga praktik-praktik baik yang dapat dijadikan pelajaran. Dalam pertemuan ini, mengambil pelajaran dari negara lain menjadi poin penting.
“Saat implementasi sebuah kegiatan, sering kali kita hanya fokus pada keberhasilan program saat kegiatan selesai. Padahal, salah satu elemen penting dari sebuah program adalah evaluasi dan pembelajaran yang diperoleh. Agar kita dapat meningkatkan kualitas program di tahun berikutnya,” ujar Neneng Yanti, Manager Program JISRA Fatayat NU, yang hadir pada kegiatan tersebut.
“Pada sesi pembelajaran, Indonesia banyak mendapatkan apresiasi positif dari negara lain. Banyak yang ingin belajar dari keberhasilan program di Indonesia,” kata Teh Neng, panggilan akrabnya.
Baca Juga
Bulan Shafar
Fatayat NU Jawa Barat dan Muhammadiyah juga menyempatkan untuk bersilaturahmi menemui Duta Besar Indonesia untuk Kenya, M Hery Saripudin di kediamannya di Wisma Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Indonesia untuk Kenya berharap NU dan Muhammadiyah dapat menginisiasi program kerjasama, khususnya di bidang pendidikan untuk para pelajar Muslim di Kenya, dengan memberikan beasiswa studi di perguruan tinggi atau pesantren milik kedua organisasi tersebut. Selain itu, ia sangat mengapresiasi program JISRA yang membuat dua organisasi besar di Indonesia itu dapat bekerja bersama dalam menyuarakan isu penting tentang harmonisasi hubungan antar-agama.
Sebagai informasi tambahan, pada program JISRA ini, Fatayat NU Jabar memiliki fokus untuk menjadikan para Daiyah Fatayat, yang bergabung dalam FORDAF, untuk menjadi pelaku atau tokoh agama yang berperan sebagai agen perdamaian. Para pendakwah muda perempuan ini punya peran strategis dalam menyebarkan wacana Islam yang damai dan moderat, termasuk terkait isu-isu kebebasan beragama.
Baca Juga
Asal Usul Amalan Rebo Wekasan
Melalui program JISRA, Fatayat NU Jawa Barat ingin berkontribusi pada kehidupan beragama yang harmonis dan damai. Selain itu, program ini telah membawa Fatayat NU Jabar hadir di forum internasional.
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
Terkini
Lihat Semua