Tokoh

Jejak Perjuangan KH Muhammad asal Garut: Dari Membangun Pesantren hingga Menjaga NU

Selasa, 20 Mei 2025 | 07:00 WIB

Jejak Perjuangan KH Muhammad asal Garut: Dari Membangun Pesantren hingga Menjaga NU

KH Muhammad saat mendampingi KH Abdurrahman Wahid di salah satu acara. (Foto: NU Online Jabar/Istimewa).

Selang beberapa tahun masuk NU, Aceng Mumad mengadakan Training Center (TC) yang diperuntukkan bagi pasukan Banser NU. Menurut keterangan Pa Amir Syarifuddin pada tahun 2016 yang lalu, sebagai ketua Banser pada masa itu, ia menceritakan kegiatan TC berlangsung di Pesantren Fauzan, dimana seminggu setelah TC berlangsung, tepat pada tanggal 30 September 1965, di malam penutupan ia mendapat informasi dari pimpinan bahwa pemerintah telah dikudeta dan dikuasai oleh petinggi PKI.


Akibat hal tersebut, semua peserta TC yang terdiri sekitar 300 yang telah dibubarkan, kembali dipanggil dan membuat barisan pengamanan untuk mencegah adanya penyerangan oleh PKI tersebut. Setelah itu, semua tokoh penting di Garut dibawa dan diamankan di Pesantren Fauzan. 


Kemudian pada tahun 1984 ia mengikuti Muktamar NU ke -27 di Situbondo, disaat Muktamar NU, ia melihat santri disana memakai seragam seraya membawa kitab, disaat itu, ia bertanya kepada rekannya mereka santri atau siswa. Mengingat di Fauzan dulu dilarang sekolah karena melihat pola dan aturan sekolah pada masa lalu menggunakan pakaian yang pendek dan dikhawatirkan akan menimbulkan kemaksiatan dikalangan siswa.


Setelah itu, ia mempelajari bagaimana kedepan sekolah bisa dikelola oleh pesantren, sehingga sepulang dari Situbondo, ia membuat SMP pada tahun 1985 yang aturannya dibuat oleh pesantren tanpa melanggar aturan pemerintah yang berlaku. salah satunya yaitu aturan seragam sekolah yang mewajibkan siswa laki-laki menggunakan celana panjang dan siswinya menggunakan hijab.


Pada masanya juga, Pesantren Fauzan mengalami perkembangan, beberapa diantaranya berdirinya lembaga pendidikan formal berupa Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selain SMP.


Selain itu juga, karena putranya yang banyak, sehingga putra-putranya tersebut diarahkan untuk bisa mendirikan pesantren. Sampai hari ini, Pesantren Fauzan memiliki tujuh cabang sehingga disebut Fauzan 1 sampai 8.


Adapun cabang-cabang pesantren tersebut yaitu:


Pertama Pesantren Safinatul Faizin atau disebut juga Fauzan II, pesantren tersebut terletak di Kp. Bendapari Desa Najaten Kecamatan Cibalong Kabupaten Garut. Sesepuh pondok pesantren Safinatul Faizin merupakan putra kedua dan kelima dari KH Muhammad yang bernama KH Aceng Abun Sohibul Burhan dan KH Aceng Emad Muhammad, namun Aceng Emad telah wafat pada tahun 2023 yang lalu.


Diujung kecamatan Cibalong itu, selain pesantren, juga telah berdiri lembaga pendidikan formal SMA Safinatul Faizin, selain itu pula pesantren tersebut memiliki khashais atau kekhasan dalam bidang fiqih dan qiraat.


Kedua pesantren Salaman atau disebut juga Fauzan III, Sesepuh Pondok Pesantren Salaman yaitu ketua PCNU Garut tiga periode, yaitu KH Atjeng Abdul Wahid yang juga putra ketiga dari KH Muhammad, disana ditemani oleh adiknya yang dikenal dengan Singa Garut bernama KH Aceng Abdul Mujib.


Pesantren Salaman terletak di Komplek Pesantren Salaman Desa Sukamulya Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut. Selain pondok pesantren, disana juga berdiri lembaga pendidikan formal SMP Salaman serta kelompok bimbingan haji dan umrah (KBIHU) Fauzul Mabrur.


Selanjutnya Pondok Pesantren Al Faaizin atau disebut juga Fauzan IV yang terletak di Kampung Maknupah Desa Sukaresmi Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut. Pesantren tersebut didirikan oleh KH Aceng Baban Sohibul Bayan selaku putra ke 4 dari KH Muhammad.


Kemudian pondok pesantren Bidayatul Faizin atau Fauzan V. Dimana awal mulanya didirikan oleh putra sulung dari KH Aceng Sasa yang bernama KH Umar Ishaq atau Aceng Emong, namun sekarang dilanjutkan oleh KH Aceng Nunur Nasrul Qadir. Disana terdapat sekolah formal berupa SMP dan SMA.


Fauzan VI terletak di Kampung Cipelah Desa Tambakbaya Kecamatan Cisurupan dengan nama Pondok Pesantren Mambaul Faizin. Pesantren tersebut didirikan oleh KH Aceng Dudum Abdussalam.


Setelah itu, Fauzan VII didirikan oleh KH Aceng Bubuh Ahmad Hasbullah, ia mendirikan pesantren di Kp Cireundeu Desa Padamukti Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut. Selain pesantren, ipun membuat pasukan berani mati atau di sebut juga Pasukan Banser Mukhtarul Faizin (PBM) pada tahun 2017 yang. Namun sayang, Aceng Bubuh selaku Muassis Pondok Pesantren Mukhtarul Faizin wafat pada tahun 2023 yang lalu, dan kini dilanjutkan oleh putranya yang bernama Aceng Wahib.


Terakhir Fauzan VIII, pesantren tersebut didirikan oleh KH Aceng Aup Mustopa Fauzi dengan nama Farohan sesuai dengan nama kampung pesantren tersebut didirikan, tepatnya di Kampung Farohan Desa Cintadamai Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut.


Aceng Aup sendiri sekarang merupakan ketua MWCNU Sukaresmi dua periode. Disana juga berdiri lembaga pendidikan formal SMP Farohan. Iapun aktif dalam pergerakan dengan membuat Gerakan Masyarakat Farohan (GMF) yang anggota mayoritas penduduk Desa Cintadamai.