Tokoh

Kisah Keteladanan Almaghfurlah KH Muhammad Garut dan Jejak Ilmu yang Ditinggalkan

Sabtu, 31 Mei 2025 | 09:51 WIB

Kisah Keteladanan Almaghfurlah KH Muhammad Garut dan Jejak Ilmu yang Ditinggalkan

Almaghfurlah KH Muhammad atau yang lebih akrab dengan sapaan Aceng Mumad dari Pesantren Fauzan Garut. (Foto: NU Online Jabar/M Salim).

Selama hidupnya, KH Muhammad mengabdikan diri sebagai ulama yang selalu menuntun umat pada kebahagiaan dunia dan akhirat melalui ilmu, dimana selain ia mengasuh pondok pesantren, ia pun getol menyampaikan ilmu ke berbagai daerah di Jawa Barat, khususnya di Garut Selatan walaupun harus berjalan kaki melewati gunung. 


Bahkan salah seorang alumninya yang sekarang menjadi Rais Syuriah MWCNU Singajaya Ajengan Akub Yakub menyampaikan saat dirinya menemani Aceng Mumad, ia berangkat dari Fauzan ke daerah Cibalong berangkat pagi, sampai disana pas waktu dzuhur.


Padahal umumnya berjalan kaki dari Cibalong ke Fauzan butuh waktu tiga hari satu malam. Menurut putra sulungnya yakni KH Aceng Aam Umar A'lam hal demikian sampaikan karena ayahnya merasa punya kewajiban untuk menyampaikan ilmu-ilmu ibadah. Sehingga Ia tidak merasa lelah dalam berdakwah atas kewajibannya bertemu dengan umat. Terutama ilmu ibadah secara langsung maupun ibadah sosial.


Bahkan, pesan yang sering disampaikannya kepada anak-anak dan juga santrinya yaitu agar memiliki ilmu sebelum bekerja, jangan sampai bekerja namun belum punya ilmunya. Jika bekerja tidak dengan ilmunya, maka akan sia-sia belaka. Tambahnya, Aceng Mumad berpesan agar beramal itu harus profesional atau memiliki keahlian. Jika tidak bekerja secara profesional maka bukannya akan mendapatkan kesuksesan, namun yang ada malah kegagalan.


Kesuksesan


Bagi sebagian besar orang, mengukur kesuksesan seseorang biasanya diukur dari apa yang mereka miliki, khususnya dalam hal harta. Namun tidak demikian bagi Aceng Mumad. 


Menurut Aceng Aam sapaan akrab sesepuh pondok pesantren Fauzan, kesuksesan ayahandanya terletak pada anak-anaknya yang meraih ilmu dan diamalkan, serta mereka mampu melaksanakan beberapa wasiat yang diantaranya:


Seorang guru harus menyayangi muridnya 
Seorang kakak harus menyayangi adiknya 
Seorang murid harus menghormati gurunya
Seorang adik harus menghormati kakaknya 
Seorang anak harus menghargai jasa orang tuanya


Hal tersebut didasar atas tuntunan Rasulullah Saw dalam sabdanya:


ليس منا من لم يرحم صغيرنا ويوقر كبيرنا


"Bukan termasuk golongan kami barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami."