• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 19 Mei 2024

Tokoh

Abahku, Paman dan Orang Hebat di Pesantren.

Abahku, Paman dan Orang Hebat di Pesantren.
(alm) Nyi Hj Masturo Hanan (Dok pribadi)
(alm) Nyi Hj Masturo Hanan (Dok pribadi)

Cirebon, NU Online Jabar.

Abahku dan Pamanku, adik Abah, Amy Abah Thohir bin Yahya sewaktu muda Mondok di KH Masduqi Aly, Pesantren Miftahul Muta'allimin Babakan. Beliau berdua, singkatnya, ketika mondok mempunyai "orang tua angkat".

Orang tua angkat pertama, bernama Ibu Nyi Hj Masturo, biasa dipanggil Mimi Nyai Tur, seorang istri kyai Babakan yang dekat dan sangat menghormati Abah serta Pamanku, bahkan kami sebagai anak-anaknya pun tak lepas dari perhatian dan penghormatan beliau.

Jika ada acara apapun kami dicari, dipanggil bahkan ketika sudah di rumah beliau, kami dilayani, ketika makan diambilkan, disediakan dan dibuatkan apa yg sebenarnya tidak kami minta tetapi diada-adakan oleh beliau saking sayangnya kepada kami.

Abah Hud lan Abah Thohir iku sing awit nom sering marek ning umah (Abah Hud dan Abah Thohir sejak muda sering datang ke rumah, red.). Masak-masak, makan dan lain-lain ya disini, kadang saya dikasih beberapa ekor ayam untuk dimasak dan beliau makan bersama kawan santri lainnya, saya senang, begitu salahs satu cerita beliau.

Hatinya jembar, luas (murah hati) serta tegas sikapnya. Suatu hari beliau beserta ibu nyai lainnya akan pergi tapi tidak ada mobil karena dipakai semua, sedangkan saat itu lagi musim hujan, ternyata ada mobil milik beliau yang masih gress, baru yg ditutup terpal terparkir di sebelah pesantren beliau.

Lho… ini ada mobil. Ya wis pakai saja, mana sopirnya? beliau berucap.

Anu nyai, eman... lagi hujan, nanti kotor. Salah satu orang berpendapat.

Eman apanya? kotor apane? Biarkan saja, pakai saja, kaleng (mobil, red.) kayak gini saja kok eman-eman! silaturahmi lebih penting daripada sekedar KALENG ini!

Masya Allah!

Orang tua angkat kedua seorang wanita sederhana, beliau penjual Nasi yang biasa berjualan di samping asrama pondok lelaki, saya tidak begitu tahu namanya, tapi kami biasa menyebut beliau: Wa En. Wa atau Ewa dalam hal ini bisa diartikan sebagai Nenek.

Nah... jika pada yang pertama kami menghormati beliau karena kapasitas beliau sebagai seorang Nyai, jika yang ini adalah karena hampir setiap hari mengurus menyediakan makanan atau konsumsi dan kebutuhan harian Abah dan pamanku.

Tak banyak cerita tentang Wa En, tapi Beliau berdua sangat menghormati Wa En. Tidak jarang, sejak kami kecil, kami dititipi, diberi barang berupa makanan, minuman atau apapun dan suruh diberikan kepada Wa En. Bahkan ketika dulu akan berangkat mondok, kami antara lain disuruh oleh Abah dan ibuku meminta do'a kepada Wa En ini.

Bahkan karena sudah sepuh dan meski tinggal bersama anak cucunya dan rumahnya beberapa meter saja dari rumah kami, ibuku karena hormatnya, hampir tiap hari  mengirimkan makan kepada beliau, bahkan ketika bepergian atau mendapatkan apa, maka diantaranya akan diberikan kepada Wa En.

Mimi Nyai Hj Masturoh telah wafat beberapa waktu lalu ketika beliau Umroh bersama beberapa anaknya dan dimakamkan di sana. sedangkan Wa En, pagi tadi (kemarin 15/11/2020, red.), ---karena saya lagi mudik--ketika membaca WA grup keluarga, ada info beliau baru saja Wafat, meninggal dunia.
Innalillahi Wa Inna ilaihi Rojiun.

Semoga semua amal kebaikannya diterima dan terimakasih atas segala kebaikan yg diberikan kepada kami. Alfatehah...

Penulis : Olib Yahya
Editor : Muhyiddin


Editor:

Tokoh Terbaru