Kabupaten Bandung

NU Ranting Maruyung Pacet Konsisten Santuni Yatim Piatu Selama 12 Tahun

Senin, 7 Juli 2025 | 19:50 WIB

NU Ranting Maruyung Pacet Konsisten Santuni Yatim Piatu Selama 12 Tahun

Beberapa anak yatim piatu menerima santunan dari Ranting NU Maruyung (Foto: A. Hasan Nurhuda)

Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, kembali menggelar santunan bagi anak yatim piatu dalam rangka memperingati 10 Muharam. Kegiatan yang rutin digelar setiap tahun ini telah berlangsung selama 12 tahun.

 

Pada tahun ini, santunan dipusatkan di Pondok Pesantren Darun Ni’am, Sabtu (5/7/2025), dan dirangkaikan dengan tahlilan akbar warga Maruyung.

 

Ketua Ranting NU Desa Maruyung, KH Umar Abdul Aziz, menyampaikan bahwa tradisi ini telah dimulai sejak masa kepengurusan Ketua Ranting sebelumnya, KH Abdul Ghani.

 

“Jadi, kita melanjutkan tradisi yang berlangsung tiap tahun. Selama kepengurusan saya pun tak pernah absen,” ujarnya kepada NU Online Jabar, Senin (7/7/2025).

 

Kiai Umar yang juga salah satu pengasuh Ponpes Darun Ni’am menjelaskan, kegiatan santunan ini semula diawali dengan khitanan massal bagi anak yatim piatu.

 

“Sekarang lebih sering dalam bentuk santunan. Dulu hanya puluhan anak yang ikut, sekarang sudah ratusan,” katanya.

 

Pada pelaksanaan tahun ini, tercatat sebanyak 153 anak menerima santunan. Dalam catatan pengurus, jumlah penerima tiap tahun tidak kurang dari 100 anak, bahkan pernah mencapai lebih dari 200.

 

Dana kegiatan ini dihimpun dari sumbangan warga Nahdliyin, para dermawan, serta dukungan para pengurus Ranting NU Maruyung.

 

Selain santunan dan tahlilan akbar, NU Ranting Maruyung juga rutin mengadakan ziarah ke makam para ulama, baik di dalam maupun luar daerah Bandung.

 

“Ziarah ini terbagi dua, ke luar daerah dan ke para ulama yang dimakamkan di Maruyung,” ujar Kiai Umar.

 

Untuk ziarah lokal, kegiatan dikhususkan bagi para murid Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT). Tujuannya adalah mengenalkan perjuangan dan keteladanan para ulama kepada anak-anak.

 

“Di Maruyung ada 16 madrasah dengan jumlah murid tidak kurang dari 500 anak. Mereka diajak ziarah ke makam para ulama Maruyung tiap bulan Sya’ban atau seminggu sebelum Ramadhan,” jelasnya.

 

Beberapa ulama yang diziarahi di antaranya para masyayikh Pondok Pesantren Baitul Arqom seperti KH Muhammad Faqih (Mama Faqih), KH Ubaidillah, KH Ali Imron, dan KH Yusuf Salim. Selain itu, juga berziarah ke KH Abdus Syukur (Ponpes An-Nur), KH Hilman Yahya (Astana Ageung), KH Nu’man Faruq (Ponpes Assalam), serta KH Abdurrahman.

 

Tahun ini, rangkaian santunan juga diisi dengan pemaparan sejarah kehadiran tokoh NU Maruyung yang pernah terdokumentasikan dalam majalah Berita Nahdlatoel Oelama dan surat kabar Sipatahoenan. Materi sejarah tersebut disampaikan oleh Redaktur Sejarah NU Online PBNU, Abdullah Alawi.


Hadir pada malam Tahlilan Akbar tersebut, Ketua MWCNU Kecamatan Pacet yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darun Ni'am KH Abdul Ghani, Wakil Rais Syuriyah MWCNU Kecamatan Pacet KH Ruslan Faruq, Camat Kecamatan Pacet Asep Susanto, Kepala Desa Maruyung Apen Supendi Noval, serta Nahdliyin dan para santri Maruyung.

 

Pewarta: Abdullah Alawi