Ubudiyah

Lafal Niat Puasa Asyura Puasa Sunah pada 10 Muharram

Sabtu, 5 Juli 2025 | 19:00 WIB

Lafal Niat Puasa Asyura Puasa Sunah pada 10 Muharram

doa niat puasa asyura (Foto: NU Online/freepik)

Hari ke-10 di bulan Muharram, yang dikenal sebagai Hari Asyura, memiliki makna istimewa dalam tradisi Islam. Nabi Muhammad saw pernah meneladankan puasa sunnah pada hari tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas berbagai peristiwa penting yang dialami para nabi terdahulu.

Salah satu kisah yang berkaitan dengan Asyura adalah puasa Nabi Musa As. Ia berpuasa sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt karena berhasil diselamatkan dari kejaran Firaun. Tradisi ini kemudian diikuti oleh kaum Yahudi, bahkan juga oleh kaum Quraisy pada masa pra-Islam, sebagai penghormatan terhadap peristiwa tersebut. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam riwayat Ibnu Abbas.

Ibnu Abbas, sepupu Nabi Muhammad yang dikenal luas sebagai pakar tafsir Al-Qur’an, meriwayatkan bahwa ketika Nabi hijrah ke Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi sedang menjalankan puasa Asyura. Nabi pun bertanya kepada mereka tentang alasan di balik ibadah itu. Mereka menjawab...

 

 هُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ 

 

“Allah telah melepaskan Musa dan Umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah”. Nabi bersabda : “Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka." Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga." (HR. Bukhari; No: 1865 & Muslim, No: 1910)
 

Hal senada juga diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy’ari, hari asyura adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi sebagai hari raya pembebasan Nabi Musa dari kejaran Firaun

 

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَتَتَّخِذُهُ عِيدًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوهُ أَنْتُمْ 

 

“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu." (H.R. Bukhari, No: 1866; Muslim, No: 1912).

Niat Puasa Asyura

Adapun niat puasa Asyura secara lengkap adalah sebagai berikut.

 

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلَّهِ تَعَالَى

 

Nawaitu shauma Asyûrâ-a lilâhi ta'âlâ.

Artinya, "Saya niat puasa Asyura karena Allah ta'âlâ.”

 

Keutamaan Pusa Asyura
Mengerjakan puasa sunnah pada hari Asyura keutamaannya diantaranya disebutkan dalam hadits Nabi:

 

سُئِلَ عَنْ صِياَمِ يَوْمِ عَاشُوْرآءَ؟ قَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ 

 

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim, No: 1977).
 

Sehari setara 30 hari puasa


 عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به) 

 

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).


Pada bulan ini adalah moment untuk setiap hamba meningkatkan kualitas takwa, sebab orang yang melakukan maksiat pada keempat bulan tersebut salah satunya Muharram akan mendapat balasan dosa yang lebih besar. Selain dosa yang mengalami pelipatgandaan balasan, pahala amal ibadah juga demikian.