• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

KH A Zuhri Adnan: 10 Gambaran Kepribadian Rasulullah

KH A Zuhri Adnan: 10 Gambaran Kepribadian Rasulullah
KH Ahmad Zuhri Adnan (Foto: dohphotography)
KH Ahmad Zuhri Adnan (Foto: dohphotography)

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LD PCNU) Kabupaten Cirebon KH Ahmad Zuhri Adnan, menjelaskaan bahwa kepribadian Nabi Muhammad SAW, sudah dipersiapkan oleh Allah SWT dengan sangat sempurna.

“Sosok Nabi Muhammad SAW itu segala sesuatunya, termasuk jiwa, fisik, dan kepribadiannya,  sudah dipersiapkan oleh Allah SWT dengan sangat sempurna,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Ketitang Kabupaten Cirebon, Rabu (2/11).

Kelahiran Nabi Muhammad sebagai yatim, tidak pandai membaca dan menulis, lahir di Makkah, semuanya bukan sebuah kebetulan. Penamaan beliau dengan nama Muhammad dan orang-orang di sekitarnya adalah sudah di-setting sedemikian rupa oleh Allah SWT. 

Beliau, lanjutnya, bernama Muhammad artinya yang terpuji. Ibunya bernama Aminah artinya yang memberi rasa aman. Bapaknya Abdullah artinya seorang pengabdi. Kakeknya walau terkenal dengan nama Abdul Muthalib, tetapi sebenarnya bernama Syaibah artinya orang tua yang bijaksana. 

Menurutnya kesempurnaan dan keutamaan juga ter-cover jelas pada keteladanannya dalam berakhlaqul karimah sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran surat ayat QS. Al-Ahzaab ayat 21. 
Keteladanan Nabi, menurut Kiai Zuhri, tercermin pada segala aspek, baik sikap, tutur kata, perbuatan, kebijakan, dakwah, dan semua aspek kehidupan lainnya. 

Menurutnya terdapat sepuluh gambaran sosok dan kepribadian Rasulullah. Pertama, Jika berbicara santun, jelas didengar, tiada yang tak bermanfaat. Beliau begitu lembut dan bersahabat, lapang dada serta terbuka sehingga rela mengulang-ulang kata-katanya supaya orang lain mengerti.

Kedua, tertawa beliau umumnya hanya senyum. Kalaupun melebihi senyum, itu tidak sampai terbahak. Ketiga, tangis dan keprihatinannya lebih banyak daripada tertawanya. Ketika putranya yang bernama Ibrahim wafat, beliau menangis. Air mata berlinang, hatinya berduka, tetapi tidak berucap kecuali yang diridhai Allah. 

Keempat, cara Rasulullah berjalan dalam mengayunkan kedua kakinya. Beliau memiliki langkah yang mantap, postur yang tegap, kuat, layaknya orang yang berjalan menuruni perbukitan dari arah ketinggian. 

Kelima, kemurahan dan kerendahan hati Nabi SAW sangat menonjol. Beliau tidak menggunakan atau menerima sedikit pun sedekah, tetapi menerima hadiah dan menganjurkan untuk saling bertukar hadiah. Dari orang Nasrani dan Yahudi pun beliau menerima hadiah dan membalasnya. Raja Mesir Al-Muqauqis, antara lain pernah memberinya hadiah keledai (baghal) yang kemudian dikendarai beliau dalam peperangan Hunain. Keenam, Nabi SAW sangat sayang kepada anak-anak. Beliau mengucapkan salam kepada mereka sambil menyapanya. Bahkan boleh jadi menggendongnya.

Ketujuh, keramahan dan kasih sayang beliau mencakup segala orang. Beliau mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman. Beliau menoleh dengan seluruh badannya, menunjuk dengan seluruh jarinya, dan tidak terlihat meluruskan kaki sambil duduk di tengah sahabatnya. Beliau memanggil mereka dengan panggilan mesra atau panggilan penghormatan. Beliau tidak pernah memotong pembicaraan seseorang. Kalau menegur, tidak menyebut nama yang ditegurnya. 

Kedelapan, Rasulullah yang agung ini hidup zuhud luar biasa. Beliau ikhlas tidur di atas tikar kasar hingga garis tikar tadi membekas di punggungnya. Bahkan tak jarang mengikatkan batu ke perut untuk menahan rasa laparnya. 

Kesembilan, Perhatian dan keperdulian beliau kepada para sahabatnya seperti matahari menyinari bumi. Jika ia tak melihat sahabatnya selama tiga hari, ia akan menanyakan keadaannya. Jika sang sahabat tidak ada di rumah, beliau mendoakannya. Sementara bila sang sahabat berada di rumah, beliau mengunjunginya. 

Kesepuluh, dakwah beliau sangat santun dan ramah. Toleran, tawazun, dan tasamuh. Rasulullah telah meninggalkan umatnya 1388 tahun yang lalu. Beliau meninggalkan dua perkara yang harus kita pegang erat yaitu Quran dan hadits.

Menurut Kiai Zuhri, kita harus meneladani akhlak beliau dan menghindari apa yang dikhawatirkan beliau sehingga kita menjadi Muslim yang kaffah dan pada akhirnya kita akan mendapatkan syafaat beliau dan mendapatkan ridha dari Allah SWT. 

Penulis: Riki Baehaki
Editor: Iip Yahya

 


Editor:

Hikmah Terbaru