• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 10 Mei 2024

Taushiyah

KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Menjaga Amanah

Menjaga Amanah
Menjaga Amanah
Menjaga Amanah

Ajaran Islam datang kepada kita membawa aturan dan hukum yang sangat mudah. Ia memberikan penjelasan tentang yang baik dan buruk, yang hak dan yang batil, yang terpuji atau tercela. Agama Islam senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan, melarang berbagai penindasan manusia terhadap sesamanya, membela orang-orang teraniaya, dan menegakkan prinsip-prinsip yang luhur.


Prinsip-prinsip yang luhur tersebut terwujud dalam kasih sayang sesama umat manusia, ukhuwah atau persaudaraan, kejujuran, saling mempercayai dan sebagainya. Di antara sifat-sifat utama yang diajarkan oleh Islam adalah sifat amanah atau terpercaya. Karena itu, salah satu sifat wajib yang dimiliki para nabi dan rasul adalah bersikap amanah, yaitu benar dan jujur.


Setiap diri manusia memiliki tangung jawab terhadap hak milik orang lain yang dipercayakan kepadanya. Ia selamanya tidak akan mengkhianati amanah tersebut, karena ia meyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala apa yang dikerjakannya, baik lahir maupun batin. Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (QS. Al-An’am, 06:03).


Setiap individu manusia harus memiliki sikap amanah ini, hingga akan mengarahkan seseorang dengan kesadaran yang tinggi untuk mengerjakan aktivitas yang baik dan menghindari pekerjaan yang buruk. Ia harus memenuhi kewajiban-kewajibannya secara jujur dan ikhlas, karena hanya kepada Allah saja ia berharap memperoleh balasan amal dan perbuatannya.


Amanah merupakan sifat yang senantiasa harus dimiliki dan dipelihara dengan baik oleh setiap pribadi yang beriman. Demikian pentingnya, sehingga dipesankan agar setiap kita melepaskan keberangkatan seseorang untuk menempuh perjalanan, hendaklah dipesankan agar memegang teguh amanah.


Karena itu, setiap orang muslim mendoakan mereka yang akan melakukan perjalanan dengan keselamatan bagi agamanya, dan amanahnya sebagai berikut: “Semoga Allah memberikan keselamatan atas agamamu, amanatmu, dan penutup kegiatanmu”. (HR. Tirmidzi, 3642).


Nabi SAW selalu berpesan: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak menjaga amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya”. (HR. Ahmad, 12567).


Sebagai lawan dari sikap amanah ialah khianat. Ia merupakan sikap yang sangat tercela, dan merupakan salah satu kriteria dari orang munafik. Rasulullah SAW berdoa memohon perlindungan kepada Allah dari sifat khianat ini: “Wahai Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, karena sesungguhnya kelaparan itu merupakan seburuk-buruknya teman berbaring. Dan aku berlindung kepada-Mu dari khianat, karena sesungguhnya khianat itu adalah teman dekat yang paling buruk.” (HR. Abu Dawud, 1547).


Sikap amanah yang dimiliki para nabi dan rasul tidaklah muncul ketika beliau diangkat sebagai nabi dan rasul tersebut, tapi sifat itu telah melekat pada diri mereka sejak kecil, jauh sebelum mereka menerima wahyu. Hal ini bisa dilihat dari sikap amanah yang dimiliki Nabi Musa AS.


Sikap ini sudah dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sejak masa kecilnya, sehingga beliau mendapat gelar al-Amien (atau orang yang terpercaya).


Demikian juga sifat ini ditunjukkan oleh Nabi Yusuf, ketika digoda oleh majikan perempuannya untuk melakukan perbuatan tercela, beliau menolak dengan keras. Beliau menyatakan: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku (majikan pria) telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung”. (QS. Yusuf, 12:23).


Dr. KH. Zakky Mubarak, MAsalah seorang Mustasyar PBNU


Taushiyah Terbaru