Hikmah KOLOM BUYA HUSEIN

Menyelamlah dan Carilah Mutiara

Ahad, 3 Juli 2022 | 16:00 WIB

Menyelamlah dan Carilah Mutiara

Menyelamlah dan Carilah Mutiara. (Foto: NUO).

Ada pertanyaan teman : bagaimana sebaiknya kita memahami agama, sehingga ia menjadi indah, penuh kasih, santun dan membahagiakan, tidak sebaliknya?.


Aku hanya bilang. Galilah dan carilah makna terdalam yang tersimpan di dalam teks-teks keagamaan. Jangan hanya melihat dan membaca huruf-hurufnya saja. Bahasa lain : carilah isi, esensi, hakikat dari kata-kata suci itu, bukan hanya tahu dan melihat makna literal, harfiah, permukaan, kulit saja. Karena teks-teks Ketuhanan itu sarat makna.


Maulana Rumi membuat tamtsil atau perumpamaan yang indah :


فَإِنْ تَطْلُب اللُؤلُؤ، علَيْكََ بِالغَوصِ في عَمْقِ البَحْرِ فما على الشاطِئ غيرُ الزَبد.


"Bila ingin permata, kau harus menyelam  sampai ke dasar laut. Apa yang kau temukan di pantai hanyalah buih. (Rumi)".


Dan Al-Qur'an mengatakan dengan narasi indah dan mengagumkan  :


فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ


"Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap eksis di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan yang indah".


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU