• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 1 Mei 2024

Kuluwung

Cinta itu Sabar dalam Berproses

Cinta itu Sabar dalam Berproses
Cinta itu Sabar dalam Berproses
Cinta itu Sabar dalam Berproses

Shams Tabrizi adalah guru spiritual dari Maulana Jalaluddin Rumi. Kehadirannya dalam hidup Rumi mengubah segalanya. Rumi tanggalkan posisinya sebagai Guru Besar. Rumi belajar kembali makna cinta dalam khalwat bersama Shams.


Tiba-tiba Shams menghilang meninggalkan Rumi. Ada yang bilang Shams sengaja menghilangkan diri dari Rumi untuk memasuki periode menyapih Rumi. Ada yang bilang dia dibunuh oleh anak atau pengikut Rumi sendiri yang tak rela melihat Rumi menjadi berubah gara-gara Shams. Entahlah.


Kepergian Shams nyatanya menimbulkan duka mendalam bagi Rumi. Maka mulailah Rumi menari berputar dan menulis bait-bait indahnya dalam Matsnawi.


Keterpisahan melahirkan rintihan hati berupa karya yang jenius. Mungkin kita jadi paham fenomena penyanyi Adele yang melejit akibat lagu patah hatinya: “Someone like you”.


“Sometimes it lasts in love, but sometimes it hurts instead”


Salah satu yang diajarkan oleh Shams adalah “Pecinta itu sabar karena mereka tahu bulan pun butuh waktu untuk menjadi purnama”


Saat kita mulai berjalan menuju cintaNya, banyak stasiun yang harus kita lewati. Dalam setiap stasiun ada cobaan berat yang harus kita jalani. Jika tak sabar, para salik akan mudah jatuh dan putus asa. Jika tak kuat menanggung derita cinta, para salik akan gagal menemukan jalan lurus menujuNya. Jika hendak cepat-cepat menemuiNya tanpa merasakan beratnya memanggul cintaNya dalam keseharian, para salik diingatkan bahwa itu sebenarnya nafsu, bukan cinta. MencintaiNya tak boleh instan. Ini bukan mie rebus kan?


Cinta itu butuh kesabaran. Ungkapan Shams diatas sulit dipahami oleh para salik yang sedang mabuk jatuh cinta ataupun para jomblo yang sulit menemukan cinta sejati.


Kamu yang mana? Kamukah purnamaku?


Nadirsyah Hosen, Rais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law Schoo


Kuluwung Terbaru