Taushiyah KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Agama dalam Kehidupan Manusia

Rabu, 21 Mei 2025 | 11:48 WIB

Agama dalam Kehidupan Manusia

Agama dalam Kehidupan Manusia. (Ilustrasi: NU Online Jabar/Freepik).

Manusia dengan segala keistimewaan dan kekurangannya pada dasarnya tidak bisa mencari kebenaran yang hakiki, apabila hanya menggunakan akal dan pikirannya. Karena itu, manusia memerlukan petunjuk dari Allah Swt dalam berbagai hal yang berada di luar empirinya.


Petunjuk Allah Swt itu diperoleh manusia melalui perantara para nabi dan rasul yang disebut agama. Agama merupakan petunjuk yang lengkap dan bersifat abadi bagi hidup dan kehidupan manusia. 


Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa pada dasarnya manusia itu secara naluri adalah beragama atau percaya pada Tuhan.


وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ  


"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS. Al-A’raf, 07:172).


Secara naluri, agama merupakan kebutuhan yang tidak bisa dicerai-pisahkan dari kehidupan manusia. Dalam perkembanga terakhir, sering disebutkan adanya orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan, yang disebut ateis. Hal itu sebetulnya hanya merupakan pengakuan dalam lisan saja, nuraninya tetap mengakui adanya Tuhan. Orang-orang yang mengaku ateis itu pada saat mereka menghadapi ketakutan atau keresahan, mereka mengingat dan memanggil Tuhan kembali. Sebenarnya mereka itu tetap bertuhan, meskipun Tuhannya berupa materi, kekayaan, akal pikiran, berhala halus dan sebagainya. 


Setelah kita meyakini bahwa agama merupakan kebutuhan pokok manusia, maka pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai pengertian dan makna agama. Agama, pengertiannya menurut bahasa dapat diungkapkan dalam beberapa teori, antara lain: (1) berasal dari bahasa Sansakerta, “a” (tidak) dan “gama” (kacau). Jadi agama artinya (tidak kacau). Diartikan demikian, karena agama mengatur kehidupan umat manusia dan menetapkan hukum-hukum yang ditaati dalam kehidupan mereka. Karena itu, agama dapat mengantarkan manusia pada ketentraman dalam kehidupan, serta terlepas dari kekacauan dan petaka.


Teori (2) agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata “gam” mendapat awalan “a” dan akhiran “a” sehingga mejadi agama. Kata itu kadang-kadang mendapat awalan “I” sehingga menjadi igama, dan terkadang mendapat awalan “u” menjadi ugama. Kata gam pengertian dasarnya adalah sama dengan kata “go” dalam bahasa Inggris, atau ‘’ga/gam” dalam bahasa Belanda yang artinya pergi. Setelah mendapat awalan “a” dan akhiran “a”, maka pengertiannya berarti jalan. Agama diartikan dengan jalan, karena ia merupakan jalan yang ditempuh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selain merupakan pedoman hidup, agama juga berfungsi sebagai pandangan hidup dan tatacara kehidupan menusia. 


Teori selanjutnya (3) dalam dunia pesantren agama berasa dari bahasa Arab dari kata “aqoma” diambil dari kata aqoma al-din yang artinya melaksanakan dan menunaikan ajaran agama. Kata ini sangat akrab dengan lisan umat Islam, searti dengan kata aqomas shalata yang artinya menegakkan dan mengerjakan shalat. Karena kebiasaan orang-orang Arab membaca huruf qaf dengan “ga” terutama mereka yang berasal dari Arabia Selatan, sekitar Yaman dan Hadramaut, yang ikut andil dalam penyebaran Islam di Indonesia, maka kata aqoma dibaca dan diucapkan dengan agama. Contoh yang serupa ini seperti yang terungkap dalam ungkapan “Abdul Qadir” dibaca dengan “Abdul Gadir”, “Qasim” dibaca “Gasim”, “Qaddafi” dibaca “Gaddafi’, dan seterusnya.


Dalam bahasa Inggris kata agama diterjemahkan dengan religion dari bahasa Latin religere, yaitu suatu ketetapan yang mengatur hubungan manusia dengan yang Maha Kudus (Allah Swt). Dalam bahasa Indonesia, agama diartikan dengan sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan, dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. 


Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa agama merupakan petunjuk kebenaran yang datangnya dari wahyu Allah Swt yang merupakan pedoman hidup, jalan hidup, dan tata cara kehidupan manusia. Dengan bimbingan ajaran agama, manusia akan meraih kesuksesan yang maksimal, baik dalam kehidupan masa kini, maupun pada masa yang akan datang.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU