NADIRSYAH HOSEN
Kolomnis
Pernahkah anda merasa seperti terjebak di sudut kehidupan, tanpa tahu bagaimana melangkah keluar? Seakan semuanya serba salah, dan beban di pundak terasa semakin berat. Dalam hidup ini, siapa yang tak pernah diuji?
Rasulullah pernah bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Dia akan mengujinya dengan musibah.” (HR Bukhari).
Ujian, dalam semua bentuknya, bukanlah hukuman. Ia adalah pintu menuju kebaikan yang lebih besar, meski sering kali tidak terlihat jelas di awal. Saya teringat pada hadis lain yang menjelaskan bagaimana ujian membersihkan seorang mukmin:
مَا يَزَالُ البَلَاءُ بِالمُؤمِنِ وَالمُؤمِنَةِ فِي نَفسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلقَى اللَّهَ تَعَالَى وَمَا عَلَيهِ خَطِيئَةٌ
“Seorang mukmin dan mukminah akan terus-menerus diuji dengan musibah pada diri mereka, anak-anak mereka, dan harta mereka, hingga mereka menemui Allah dalam keadaan tidak memiliki satu pun dosa.” (HR Tirmidzi).
Bukankah ini adalah pesan yang penuh harapan? Bahwa setiap tetesan air mata, setiap rasa sakit, semuanya memiliki tujuan. Cobaan itu seperti tangan lembut yang membersihkan debu dosa dari hati kita, mempersiapkan kita untuk bertemu Allah dalam keadaan yang lebih baik.
Saya juga menemukan pengingat dari kalimat yang dinisbatkan pada Imam Al-Ghazali:
“مَنْ لَمْ يُبْتَلَ بِالشَّدَائِدِ فَهُوَ مَحْرُومٌ مِنْ عِنَايَةِ اللَّهِ”
“Barangsiapa yang tidak diuji dengan kesulitan, maka dia terhalang dari perhatian Allah.”
Betapa dalamnya makna ini. Ujian adalah tanda bahwa Allah memperhatikan kita, bahwa Dia tidak membiarkan kita tersesat tanpa arah. Badai yang kita hadapi mungkin berat, tetapi ia bukan tanpa tujuan. Itulah cara Allah memperhatikan kita.
Ada ungkapan yang begitu indah, yang seolah-olah berbicara kepada jiwa:
لَعَلَّ الِابْتِلَاءَ الَّذِي لَا تُحِبُّهُ يَقُودُكَ إِلَى قَدَرٍ جَمِيلٍ لَمْ يَكُنْ فِي الْحُسْبَانِ
“Barangkali ujian yang tak kau sukai adalah jalan yang membimbingmu menuju takdir yang indah, yang tak pernah terlintas dalam benakmu.”
Terima kasih, Ya Allah, atas sebentuk anugerah cinta. Engkau memang Maha Baik.
KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia
Terpopuler
1
Pelunasan Haji Khusus 2025 Memasuki Hari Keempat, Kuota Terisi Hampir 50%, Masih Dibuka hingga 7 Februari
2
LAZISNU Depok Resmi Jadi Percontohan dalam Program Koin Digital NU
3
3 Peristiwa Penting di Bulan Syaban, Bulan Pengampunan dan Rekapitulasi Amal
4
IPNU-IPPNU Kabupaten Tasikmalaya Gelar Diklat Aswaja, Perkuat Pemahaman Keaswajaan Pelajar NU
5
Menjaga Warisan Gus Dur: Alisa Wahid dan Tantangan Toleransi di Indonesia
6
Hasil Bahtsul Masail Kubro Putri se-Jabar di Pesantren Sunanulhuda 2025 terkait Hukum Sungkem dan Mushofahah kepada Guru, Download di Sini
Terkini
Lihat Semua