• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Hikmah

Wasiat Rasulullah kepada Sayyidina Ali Soal Wara’

Wasiat Rasulullah kepada Sayyidina Ali Soal Wara’
Wasiat Rasulullah kepada Sayyidina Ali Soal Wara’. (Ilustrasi/freepik)
Wasiat Rasulullah kepada Sayyidina Ali Soal Wara’. (Ilustrasi/freepik)

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, tidaklah sempurna agama seseorang yang tidak memiliki rasa takut, tidaklah sempurna akal seseorang yang tidak terpelihara dari dosa, tidaklah sempurna iman seseorang yang tidak berhati-hati dalam bersikap (wara’), tidaklah sempurna ibadah seseorang yang tidak memiliki ilmu tentang ibadahnya, tidaklah sempurna perikemanusiaan seseorang yang tidak pernah bersedekah, tidaklah sempurna amanah seseorang yang tidak memiliki sesuatu yang dirahasiakannya, tidaklah sempurna taubat seseorang yang tidak mendapatkan taufiq, dan tidaklah sempurna kedermawanan seseorang yang tidak mempunyai rasa malu.


“Wahai Ali, siapa tidak berhati-hati terhadap perkara-perkara maksiat, maka berada di perut bumi sungguh lebih pantas baginya daripada tinggal di atasnya. Sebab ia sudah tidak memiliki iman di dalam hatinya. 


“Wahai Ali, inti sikap wara’ ialah meninggalkan keharaman (sikap) dan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah (perilaku). Adapun dasar dari kemuliaan terletak dalam perilaku meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan. 


“Wahai Ali, dengan akhlak yang baik, sesungguhnya seseorang akan mampu mencapai derajat pelaku puasa yang senantiasa beribadah pada malam harinya dan berjuang di jalan Allah Swt pada siang harinya.


“Wahai Ali, jadilah orang yang berwajah manis. Sesungguhnya Allah Swt mencintai orang-orang yang menampakkan wajah manis dan membenci orang yang menampakkan wajah cemberut lagi masam.


“Wahai Ali, pangkal ibadah ialah diam, kecuali untuk berdzikir kepada Allah Swt.


“Wahai Ali, banyak tidur itu mematikan hati dan menghilangkan kewibawaan. Banyak dosa itu mematikan hati dan menimbulkan penyesalan.


“Wahai Ali, siapa yang ketika diberi nikmat oleh Allah Swt bersyukur, ketika diuji dengan malapetaka bersabar, dan ketika berbuat kesalahan meminta ampun, maka ia akan dipersilakan masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.


“Wahai Ali, janganlah engkau terlalu berbangga hati (yang menyebabkan lupa kepada Allah Swt), karena sesungguhnya Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang terlalu bergirang hati. Hendaklah engkau senantiasa prihatin (terhadap nasib sesama), karena sesungguhnya Allah Swt menyukai orang-orang yang bersedih hati.


“Wahai Ali, tidaklah terjadi perputaran hari kecuali hari yang baru datang itu berkata, ‘Wahai anak Adam, aku adalah hari yang baru dan akan menjadi saksi atas segala perbuatanmu. Maka perhatikanlah apa-apa yang akan engkau perbuat.’


Kumpulan nasihat di atas dinukil dari kitab Washiyyatul Musthafa karangan Abdul Wahab As-Sya’roni


Hikmah Terbaru