Bulan Muharram: Peluang Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan
Selasa, 15 Juli 2025 | 13:12 WIB
Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari dosa. Karena sifat lupa dan kelemahan yang melekat padanya, pelanggaran terhadap perintah Allah kerap terjadi, baik disengaja maupun tidak. Namun demikian, rahmat Allah jauh lebih luas daripada murka-Nya.
Allah SWT membuka pintu tobat selebar-lebarnya dan menyediakan banyak jalan untuk menghapus dosa, salah satunya melalui amal kebaikan. Bulan Muharram sebagai salah satu bulan yang dimuliakan Allah menjadi momentum emas untuk mendekat kepada-Nya dan meraih ampunan-Nya.
Dalam surah Hud ayat 114, Allah SWT berfirman:
إِنَّ الْحَسَنَتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّكِرِينَ
Artinya: "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)."
Al-Mawardi dalam An-Nukat wal ‘Uyun (jilid 2, halaman 509) menjelaskan empat makna dari "perbuatan baik" dalam ayat ini:
فِي هَذَا الْحَسَنَاتِ أَرْبَعَةُ أَقَاوِيْلَ أَحَدُهَا : الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ قَالَهُ ابْنُ عَبَّاسِ وَالْحَسَنُ وَابْنُ مَسْعُودٍ وَالضَّحَّاكُ الثَّانِي: هِيَ قَوْلُ سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ قَالَهُ مُجَاهِدٌ، قَالَ عَطَاءٌ : وَهُنَّ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ الثَّالِثُ : أَنَّ الْحَسَنَاتِ الْمَقْبُولَةَ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ الْمَغْفُورَةَ الرَّابِعُ : أَنَّ ثَوَابَ الطَّاعَاتِ يُذْهِبُ عِقَابَ الْمَعَاصِي
Artinya: "Dalam menjelaskan makna dari perbuatan baik ini, setidaknya terdapat empat pendapat: Pertama, yang dimaksud dengan hasanat atau perbuatan-perbuatan baik dalam ayat ini adalah shalat lima waktu. Ini adalah pendapat dari Ibnu ‘Abbas, al-Hasan al-Bashri, Ibnu Mas’ud, dan adh-Dhahhak. Kedua, hasanat adalah dzikir berupa ucapan tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Ini adalah pendapat Mujahid. ‘Athā’ menambahkan bahwa dzikir-dzikir itu adalah al-baqiyat as-salihat (amal-amal baik yang kekal). Ketiga, ada pula yang memahami bahwa hasanat yang dimaksud adalah segala amal baik yang diterima oleh Allah. Keempat, sebagian ulama menafsirkan bahwa hasanat adalah pahala dari ketaatan yang mampu menghapus hukuman akibat maksiat."
Karena itu, sangat penting untuk memanfaatkan bulan Muharram dengan memperbanyak amal kebaikan. Muharram bukan sekadar awal tahun Hijriah, tetapi juga termasuk salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah. Dalam bulan-bulan haram ini, setiap amal baik dilipatgandakan pahalanya dan larangan melakukan dosa makin diperberat nilainya.
Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 36:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَبِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab)."
Keutamaan ini menjadi alasan kuat untuk menjadikan Muharram sebagai momen istimewa dalam meningkatkan kualitas ibadah. Selain amal baik dilipatgandakan, segala bentuk kezaliman yang dilakukan di bulan ini dosanya juga diperberat.
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsirul Qur’anil Azhim (jilid 4, halaman 131) menjelaskan makna ayat di atas:
إِنَّ الظُّلْمَ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ أَعْظَمُ خَطِيئَةً وَوِزْرًا مِنَ الظُّلْمِ فِيمَا سِوَاهَا، وَإِنْ كَانَ الظُّلْمُ عَلَى كُلِّ حَالٍ عَظِيمًا، وَلَكِنَّ اللَّهَ يُعَلِّمُ مِنْ أَمْرِهِ مَا يَشَاءُ
Artinya: "Sesungguhnya kezaliman di bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab) itu lebih besar dosa dan bebannya daripada kezaliman di luar bulan-bulan itu. Meskipun kezaliman pada dasarnya sudah merupakan dosa besar dalam segala keadaan, namun Allah membesarkan (mengagungkan) perkara tertentu dari urusan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya."
Karena itu, marilah jadikan Muharram sebagai titik balik untuk bertaubat, memperbanyak amal, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Bulan ini adalah peluang besar untuk meraih ampunan, dan setiap amal kebaikan bisa menjadi jalan menuju penghapusan dosa.
Tulisan ini dikutip dari artikel Ustadz Muhaimin Yasin, sebagaimana dimuat di NU
Online.
Terpopuler
1
Dari Pengajian hingga Santunan Yatim dan Dhuafa Jadi Cara Muslimat NU LImusnunggal Rayakan Tahun Baru Islam 1447 H
2
Rakorcab IPNU-IPPNU Pangandaran: Konsolidasi Kader, Perkuat Sinergi dan Arah Gerak
3
Sambut Tahun Ajaran Baru, Sebanyak 250 Peserta Didik MTs Ma'arif Cikeruh Ikuti Gelaran Matsama
4
Sambut Ribuan Santri Baru, Pimpinan Ponpes Darussyifa Al-Fithroh Sukabumi Pandu Proses Ijab Qobul
5
Fatayat NU Kabupaten Bogor Gelar Aksi Peduli Bencana di Dua Kecamatan Terdampak Banjir hingga Angin Puting Beliung
6
LPBINU Jabar Kenalkan Isu Perubahan Iklim Lewat MPLS di Sekolah
Terkini
Lihat Semua