• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

Ustadzah Farida, Guru Gus Nadir saat di Madrasah

Ustadzah Farida, Guru Gus Nadir saat di Madrasah
Ustadzah Farida, Guru Gus Nadir saat di Madrasah
Ustadzah Farida, Guru Gus Nadir saat di Madrasah

Oleh: Nadirsyah Hosen
Saat Muktamar NU ke-34 di Lampung (22-24 Desember 2021), Gus Nadirsyah Hosen (GNH) sibuk menemani Prof M Nuh sebagai pimpinan sidang (bersama Kiai Asrorun Niam, Prof Masykuri Abdillah dan Kiai Masduki Baidhowi). Muktamirin dan peserta romli (rombongan liar, alias utusan tak resmi) juga bergembira melihat kehadiran seorang GNH dari Melbourne di arena Muktamar. GNH harus melayani permintaan foto banyak pihak dimanapun kaki beliau melangkah di Lampung. Tapi tahukah anda justru ada sosok yang beliau cari dan kejar untuk bertemu di Lampung? Siapakah dia? 

 

Hari terakhir Muktamar, GNH tidak hadir pada acara penutupan. Beliau justru mengajak tim Khazanah GNH yang menemani beliau selama di Lampung untuk mencari alamat Ibu Farida. Beliau adalah seorang pensiunan guru. Kenapa sosoknya menjadi spesial dan dicari alamat rumahnya oleh GNH?  Itu karena Bu Farida adalah salah seorang ustadzah sewaktu GNH belajar di Madrasah dulu. Beliau kemudian pindah ke Lampung menemani suaminya, hingga pensiun. 

 

Akhirnya, bi idznillah, pertemuan itu pun terjadi. Gagal mencari alamat rumah sang guru karena dibawa berputar-putar oleh gps, walhasil sang Ustadzah yang tidak rela melihat anak didiknya kecewa gagal bertemu dengannya malah meluncur keesokan paginya ke hotel tempat GNH menginap, sebelum GNH ke airport meninggalkan Lampung. 

 

Nostalgia antara murid dengan sang Ustadzah pun terjadi. Masing-masing mengingat fragmen kisah di Madrasah dulu, sambil sesekali diikuti tatapan haru dan tawa bahagia keduanya. Di akhir pertemuan GNH meminta sang Ustadzah mendoakannya. Permintaan yang membuat kikuk sang Ustadzah:

 

“Jangan Ibu yang berdoa. Ananda Nadir kan kini sudah jadi Kiai. Kiai lah yang memimpin doa,”
GNH tetap dengan ta’zhim meminta sang Ustadzah mendoakannya. Akhirnya Bu Farida mengangkat tangan mendoakan anak didiknya ini. Doa sang guru yang menembus Arasy Ilahi. Bukankah Guru adalah orang tua kita?

 

Sehebat apapun kita, secemerlang apapun karir kita, selengkap apapun gelar akademik kita, GNH mencontohkan bahwa murid tetaplah murid yang menghormati gurunya. Semoga Bu Farida selalu sehat wal afiat, dan tim Khazanah GNH serta kita semua turut menjadi bagian dari doa-doa Ibu Farida dan semua guru kita. Amin Ya Rabbal Alamin
Tabik,


Hikmah Terbaru