Hikmah KOLOM BUYA HUSEIN

Seminar Maulid dan Transformasi Peradaban

Selasa, 21 November 2023 | 08:00 WIB

Seminar Maulid dan Transformasi Peradaban

Seminar Maulid dan Transformasi Peradaban

Tadi siang aku bicara dalam sebuah seminar nasional, dalam rangka Maulid Nabi, bersama Dr. Fauz Noor. Bertempat di Aula IAIN Syeikh Nurjati, Cirebon. Tema: "Cahaya Peradaban, Menyimpan Banyak Makna".


Aku antara lain menyampaikan bshwa Nabi hadir dalam sebuah peradaban yang disebut 'Jahiliyah'.


Kata ini secara populer dimaknai sebagai bodoh sebagaimana arti literalnya. Tetapi terma Jahiliyah bisa dan ini mungkin lebih relevan, dipahami sebagai hilangnya kesadaran diri (loss of self-awareness) terhadap hak-hak kemanusiaan orang lain. Banyak manusia saat itu yang melakukan penindasan terhadap orang-orang yang lemah. Mereka tidak sadar bahwa setiap orang memiliki hak hidup, hak untuk dihargai, hak untuk mengekspresikan pikirannya, hak untuk memeroleh rasa aman, damai, dan diperlakukan secara adil dan hak-hak kemanusiaan yang lain.


Aku menegaskan bahwa permusuhan di antara manusia berakar dari ketidakmengertian manusia atas manusia yang lain. Bahwa setiap manusia memiliki hak kemanusiaan yang harus dilindungi.


Karen Armstrong, penulis produktif sejarah agama-agama, mengurai kata itu dengan tafsirnya yang menarik. Katanya: "Jahiliyah sering dipahami sebagai periode pra Islam di Arabia. Ia dipersepsi sebagai zaman kebodohan, sebagaimana asal makna kata itu. Tetapi meskipun akar JHL memiliki konotasi kebodohan, arti utamanya adalah “sifat lekas marah”, mengagumi diri sendiri dan fanatisme yang tinggi (terhadap kelompoknya), keangkuhan, ekstrim, dan di atas semua itu, kecenderungan kronis kepada kekerasan dan pembalasan dendam”.


Mohammad Abduh mengatakan : “Inilah penyakit paling berbahaya yang tengah merasuk ke dalam jiwa dan pikiran sebagian kaum muslimin dan manusia dewasa ini”. (Ibn Rusyd wa Filsafatuhu, Dar al-Farabi, Beirut, cet. I, 1988, h. 217-218).


Michael Hart menulis buku 100 tokoh berpengaruh di dunia sepanjang sejarah. Ia menyebut Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Ia menegaskan bahwa Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun sosial politik.


Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang, dan terpecah-belah oleh sentimen kesukuan menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan, dan kemiliteran bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU