Taushiyah KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Taman-Taman Syurga

Selasa, 28 Januari 2025 | 18:19 WIB

Taman-Taman Syurga

Taman Surga. (Ilustrasi: NU Online).

Taman-taman surga yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari ada beberapa macam, antara lain: (1) Majelis Zikir, (2) majelis untuk mempelajari dan mendalami al-Qur’an, (3) majelis untuk mendalami ilmu. Nabi SAW memerintahkan para sahabat dan umatnya bahwa apabila kamu sekalian melewati taman-taman syurga, maka bergabunglah di tempat itu dengan merasa senang dan tentram. Para sahabat bertanya: Apakah yang dimaksud dengan taman-taman surga itu? Beliau menjawab: Kumpulan-kumpulan orang yang selalu berzikir. (HR. Tirmizi, 3510).


Selain sebagai taman surga di dunia, (1) majelis-majelis zikir merupakan tempat berkumpulnya para malaikat yang mewujudkan ketenangan, kebahagiaan, dan rahmat Alah SWT. Tidak ada sekelompok orang yang duduk berzikir, kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka. Rahmat Allah akan menyertai mereka, ketenangan dan ketentraman turun kepada mereka. Allah SWT menyebut mereka di hadapan para malaikat. Nabi bersabda:


لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمِ السَّكِينَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ


"Tidaklah sekelompok orang yang duduk berzikir kepada Allah azza wajalla, kecuali para malaikat mengelilingi mereka. Rahmat Allah meliputi mereka, ketentraman turun kepada mereka, dan Allah menyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya," (HR. Muslim, 2700).


Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa dalam penciptaan langit, bumi, perbedaan siang dan malam, dan berbagai peristiwa alam, merupakan tanda-tanda bagi orang-orang yang cerdas. Yaitu mereka yang selalu berzikir (mengingat) Allah pada saat berdiri, duduk, dan berbaring, serta memikirkan tentang kejadian alam semesta dengan segala peristiwanya yang menakjubkan.


Majelis zikir biasanya dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama, melakukan zikir mengingat Allah SWT dengan suara yang lembut, seperti bertasbih, membaca takbir, membaca tahmid, tahlil, dan sebagainya. Termasuk dalam majelis ini dilengkapi juga dengan doa, memohon perlindungan kepada Allah SWT, dan memohon ampunan dan keridhaan-Nya.


Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sesungguhnya Allah SWT mengutus para malaikat yang berkelana di jalan-jalan untuk mencari ahli zikir. Pada saat mereka menjumpai ahli zikir, maka para malaikat itu bergabung dengan mereka dengan mengepakkan sayapnya yang membuat mereka memperoleh ketenangan dan ketentraman. Allah SWT memerintahkan agar umat manusia berzikir menyebut asma-Nya dalam kalbunya yang suci sambil merendahkan diri dan merasa takut, baik di waktu pagi maupun di waktu sore dan janganlah menjadi orang-orang yang lalai.


Taman surga yang ke (2) adalah sekelompok orang yang berkumpul di suatu majelis untuk mempelajari, mendalami, dan menghayati ayat-ayat al-Qur’an. Majelis seperti ini akan mengantarkan seseorang memperoleh ketenangan dan ketentraman dan keridhaan Allah SWT. Mempelajari, mendalami, dan menghayati ayat-ayat al-Qur’an, sangat penting dalam kehidupan manusia muslim. Karena ia merupakan petunjuk abadi yang akan mengantarkan umat manusia pada kebahagiaan lahir batin, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.


Taman surga yang ke (3) adalah majelis ilmu. Rasulullah SAW sedang duduk dengan para sahabatnya di masjid. Tiba-tiba datanglah tiga orang, dua di antaranya mendatangi Rasulullah dan yang satu pergi meninggalkan majelis itu. Kedua orang tadi berhenti di hadapan beliau yang satu melihat celah pada halaqah, kemudian ia duduk di sana. Adapun yang satu lagi duduk di belakang mereka. Setelah Rasulullah SAW selesai menyampaikan kajian itu, beliau bersabda: Tidakkah aku informasikan kepada kamu sekalian mengenai tiga orang tadi? Salah seorang di antara mereka mendekat kepada Allah, maka Allah pun mendekat kepadanya. Adapun yang lain malu, maka Allah pun malu kepadanya, dan adapun yang lain, yaitu orang yang berpaling, maka Allah pun berpaling darinya.


عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي المَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ قَالَ فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا وَأَمَّا الآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلاَ أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلاَثَةِ؟ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ وَأَمَّا الآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ وَأَمَّا الآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ


"Dari Abu Waqid al-Laitsi r.a. menginformasikan bahwa ketika Rasulullah SAW sedang duduk di masjid dan orang-orang bersamanya, tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang menghampiri Rasulullah sedangkan yang satu pergi. Lantas kedua orang itu berdiri di hadapan Rasulullah. Salah satunya melihat tempat yang kosong di halaqah (perkumpulan) itu, lalu ia duduk di tempat kosong tersebut. Sedangkan yang satu lagi, duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga pergi (meninggalkan majelis itu). Saat Rasulullah SAW selesai (bicara), beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan tentang tiga orang itu? Yang pertama, ia mendekat kepada Allah, maka Allah pun mendekat kepadanya. Yang kedua, ia malu, maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga, ia berpaling, maka Allah pun berpaling darinya," (HR. Bukhari, 66).


Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa orang yang ikut bergabung dengan orang lain dalam majelis ilmu, akan memperoleh rahmat dari Allah SWT. Sedangkan mereka yang berpaling dari tempat itu, maka ia akan mendapat murka Allah SWT. Mereka yang bergabung dalam majelis ilmu yang berada di masjid masjid dan tempat-tempat lainnya, kedudukannya sama dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU