Hikmah KOLOM BUYA HUSEIN

Orang yang Terhormat dan yang Beruntung Masuk Surga

Ahad, 22 September 2024 | 13:00 WIB

Orang yang Terhormat dan yang Beruntung Masuk Surga

(Ilustrasi: NU Online).

Tadi siang, (21/09/24), aku menghadiri acara Pernikahan putri KH Abdul Muin Abdurrahim, Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Banjar, Ciamis. Tempat Munas NU, 2019, yang bersejarah itu : "tidak boleh menyebut kafir untuk siapa saja yang non-Muslim".


Nah. Saat pamit pulang seorang teman bilang: Isu Nasab masih belum mau selesai saja ya. Lalu dia bertanya bagaimana responku.


Aku bilang aku sudah lama pernah menulis isu ini. Tapi baiklah aku sampaikan saja pandangan Islam tentang manusia, secara singkat ya. 


Al-Qur'an mengatakan : 


أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ﴾


"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."


Orang yang bertaqwa adalah siapa saja yang Meng-Esa-kan Tuhan dan berjuang untuk kemanusiaan. 


Lalu : 


يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ
اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ ٨٩


"(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak.
"Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”). 


Lalu :


فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ (101) فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (102) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ


"Apabila sangkakala ditiup, pada hari itu (hari Kiamat) tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka dan tidak (pula) mereka saling bertanya.


Ayat ini ingin mengatakan bahwa tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari kiamat itu, dan tidak pula mereka saling bertanya. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing dan diliputi ketakutan yang begitu mencekam. 


"Barang siapa berat timbangan (kebaikan)-nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung".


"Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam".


Lalu al-Qur'an pesan: 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ


"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu komunitas  merendahkan komunitas yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka yang merendahkan".


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU