Setelah mengaji Bismillah, kita lanjutkan dengan mengaji “Alhamdulillah”, masih berdasarkan olahan selektif dari kitab Tafsir ar-Razi.
“Segala puji bagi Allah” bukan berati kita tidak boleh memuji atau berterima kasih kepada selain Allah. Dalam satu riwayat Hadits disebutkan: “tidak dikatakan bersyukur kepada Allah siapa yang tidak pandai berterima kasih kepada manusia (HR Abu Dawud).
Baca Juga
Jalan Tuhan
Namun kita harus menyadari bahwa pada hakikatnya semua pujian itu untuk Allah semata karena hanya Allah yang mempu menggerakkan hati dan sikap orang lain untuk mencintai, eh maaf maksudnya, untuk menolong kita.
Jadi, terima kasih kita kepada sesama itu bagian dari kita menunjukkan syukur dan pujian kepada Allah.
Dalam satu riwayat yang dikutip Tafsir ar-Razi, saat kita mendapat anugerah dan kita mengucapkan Alhamdulillah, seakan Allah berseru: “Lihat hambaku ini! Aku berikan hal kecil padanya dan dia membalasnya dengan ucapan yang tak terbatas”.
Ucapan “Alhamdulillah” itu nilainya tak terbatas karena menggabungkan semua bentuk pujian Malaikat, dan para Nabi sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, para Wali, ulama dan semua makhluk ciptaan Allah sampai hari kiamat. Dahsyat banget.
Dan ucapan “segala puji bagi Allah” itu bagaikan siklus tanpa henti. Karena kita persembahkan ucapan yang nilainya tak terbatas itu, maka Allah akan membalas perbuatan baik kita saat mengucapkannya dengan ganjaran yang juga tak terbatas. Cinta yang tak terbatas memang wajar dibalas dengan cinta yang tak bersyarat.
Imam ar-Razi juga mengingatkan kita bahwa (dalam huruf Arab) kata “alhamdulillah” berjumlah 8 huruf, sementara pintu surga itu juga berjumlah 8. Maka bayangkanlah saat kita menyebut الحمد لله dari hati kita yang paling dalam, semua hurufnya terbang menembus memasuki kedelapan pintu surga tersebut. Semoga di akhirat kita bisa memasukinya.
KH Nadirsyah Hosen, salah seorang Dosen Senior Monash Law School
Terpopuler
1
Ranting NU Margajaya Gelar Lailatul Ijtima, Perkuat Khidmat Kader NU Kota Bogor
2
Model MANIS, Jawaban atas Tantangan Pendidikan Karakter Masa Kini
3
Dari Pawai Obor hingga Santunan Yatim Jadi Cara IKRIMA Meriahkan Pekan Muharram 1447 H di Griya Citayem Permai
4
PCNU Kota Bandung Konsolidasi Kader Penggerak, Perkuat Aswaja dan Optimalisasi Potensi Bangun Kemandirian Jam'iyah dan Jamaah
5
Pesantren Ketitang Cirebon Jadi Teladan Kemandirian, Kemenag Beri Apresiasi
6
Ketua MWCNU Cinere Tutup Raker PRNU Pangkalan Jati: NU Harus Hadir di Tengah Masyarakat
Terkini
Lihat Semua