• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Taushiyah

KOLOM KH ZAKKY MUBARAK

Aktivitas Lahir dan Batin

Aktivitas Lahir dan Batin
Aktivitas Lahir dan Batin. (Iustrasi: NUO).
Aktivitas Lahir dan Batin. (Iustrasi: NUO).

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia, selalu terjadi dengan dua aktivitas, yaitu aktivitas lahir dan batin. Dalam pandangan Islam, aktivitas batin harus didahulukan dari aktivitas lahir. Karena aktivitas lahiriah tidak akan diterima oleh Allah SWT jika tidak disertai dengan aktivitas batin.


Ibadah gerik-gerik orang yang mengerjakannya dapat dilihat, seperti berdiri ruku’, sujud, bacaan dan kegiatan lainnya, ibadah tersebut tidak dapat diterima bila tidak disertai dengan aktivitas batin, misalnya tidak melakukan niat yang dikerjakan di dalam hati. Dalam hal ini Nabi bersabda: 


إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ (روا البخاري)


“Sesungguhnya amal itu bergantung kepada niatnya”. (HR. Bukhari, No: 6689).


Yang dimaksud niat adalah niat yang ikhlas, terlepas dari kecenderungan pribadi dan kecenderungan duniawi tetapi harus ikhlas kepada Allah. Allah SWT tidak menerima suatu amal kecuali dikerjakannya secara ikhlas. Firman Allah SWT:


وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ 


“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Q.S. Al-Bayyinah, 98: 5).


Ayat ini mengarahkan umat manusia yang beriman agar menjernihkan amal ibadahnya dengan ikhlas karena Allah. Batiniyah, seperti hati atau kalbu adalah merupakan hakikat manusia, dia menjadi sumber kebaikan atau keburukan yang terjadi pada diri manusia. Nabi SAW bersabda:


أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ، صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ، فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ (رواه البخاري ومسلم)


“Ketahuilah, sesungguhnya dalam diri manusia, terdampat segumpal daging. Apabila baik, baik pulalah seluruh tubuhnya, dan apabila ia rusak maka rusak pulalah seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu adalah hati”. (H.R. Bukhari, No: 2051 & Muslim, No: 1599).


Hadis ini menekankan betapa pentingnya peranan hati atau kalbu yang bersifat batiniyah. Pentingnya aktivitas batiniyah dapat terlihat dengan jelas dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:


إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ (رواه مسلم)


“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuhmu dan hartamu, akan tetapi melihat kepada hatimu”. (HR. Muslim, No: 2564).


Hadis ini menjelaskan bahwa bahwa Allah SWT memperhatikan perilaku seseorang kepada aktivitas batiniyahnya, termasuk niat dan motivasinya. Betapa banyaknya orang yang kelihatannya mengerjakan aktivitas duniawi, karena niatnya baik hasilnya menjadi aktivitas ukhrawi. Sebaliknya betapa banyaknya orang yang kelihatannya mengerjakan kegiatan ukhrawi, karena kesalahan niat menjadi kegiatan duniawi.


Dalam hadis lain disebutkan, selain bergantung pada aktifitas batin, aktifitas lahir pun menjadi salah satu bentuk dari kebaikan yang dikerjakan seseorang. Disebutkan hadis Nabi SAW:


إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (رواه البخاري ومسلم)


“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuhmu dan bentuk rupamu, akan tetapi melihat kepada hati dan pekerjaanmu”. (HR. Muslim, No: 2564).


Kesucian dan ketulusan dalam niat yang bersemayam dalam hati manusia dijelaskan secara gamblang dalam berbagai ayat al-Qur’an, misalnya:


وَلَا تُخۡزِنِي يَوۡمَ يُبۡعَثُونَ يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ وَأُزۡلِفَتِ ٱلۡجَنَّةُ لِلۡمُتَّقِينَ  


“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,  dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa”. (Q.S. Al-Syuara, 26:87-90).


Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang berhati bersih atau pasrah kepada Allah akan memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Hati yang bersih atau hati yang pasrah kepada Allah, merupakan aktivitas batiniyah yang tidak kasat mata.


Senada denga uraian di atas, bahwa orang-orang yang memiliki hati yang bersih, dengan selalu bertaubat kepada Allah dari segala kekeliruan dan kesalahannya, akan memperoleh kebahagiaan yang agung di akhirat.


وَأُزۡلِفَتِ ٱلۡجَنَّةُ لِلۡمُتَّقِينَ غَيۡرَ بَعِيدٍ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٖ مَّنۡ خَشِيَ ٱلرَّحۡمَٰنَ بِٱلۡغَيۡبِ وَجَآءَ بِقَلۡبٖ مُّنِيبٍ 


“Dan didekatkanlah syurga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat”. (Q.S. Qaf, 50:31-33).


Meskipun aktivitas batin didahulukan dari aktivitas lahir, tidak berarti aktivitas lahiriyah itu tidak penting. Aktivitas lahiriyah tetap penting, karena itu merupakan cermin aktivitas batiniyah.  Aktivitas lahir harus dilaksanakan secara baik, sesuai tuntunan a-Qur’an dan al-Sunnah. Aktivitas lahiriyah dan batiniyah pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dicerai pisahkan.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU


Taushiyah Terbaru