Nasional

Program MBG Jadi Langkah Strategis NU Dukung Kualitas SDM Pelajar dan Santri

Rabu, 30 Juli 2025 | 18:00 WIB

Program MBG Jadi Langkah Strategis NU Dukung Kualitas SDM Pelajar dan Santri

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan strategi jangka panjang untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) di kalangan pelajar dan santri.


Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara peletakan batu pertama pembangunan dapur MBG di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah, Kabupaten Purwakarta, Selasa (29/7/2025).

Gus Yahya menekankan bahwa program MBG tidak sekadar menyediakan makan siang, melainkan memastikan setiap hidangan memenuhi standar gizi yang baik. “Kita ingin mengubah cara pandang. Kenyang tidak cukup. Makanan harus berkontribusi pada tumbuh kembang anak secara optimal,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa banyak lembaga pendidikan telah menyelenggarakan makan siang bagi siswa atau santri, tetapi pendekatan berbasis gizi belum menjadi perhatian utama. Pendekatan ini dinilai penting untuk menunjang perkembangan fisik dan intelektual anak usia sekolah.

PBNU bersama Badan Gizi Nasional (BGN) telah memulai pembangunan dapur MBG di berbagai daerah. Targetnya, lebih dari 1.000 dapur akan dibangun secara bertahap di pesantren dan sekolah yang berada di bawah naungan NU. Saat ini, sebanyak 218 titik telah didaftarkan melalui portal BGN untuk diverifikasi. Dari jumlah tersebut, 47 dapur telah selesai dibangun dan siap dikelola.

“Mulai Agustus, banyak dari dapur ini kami targetkan sudah dapat beroperasi. Semua akan dikelola oleh tenaga terlatih yang memahami aspek nutrisi,” jelas Gus Yahya. Kepala dapur akan direkrut dari kalangan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) agar pengelolaan berjalan optimal.

Gus Yahya menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari kontribusi NU terhadap pembangunan nasional, khususnya dalam pengembangan kualitas SDM. Intervensi gizi yang tepat diyakini mampu meningkatkan daya pikir dan kualitas hidup peserta didik, terutama di daerah dengan keterbatasan akses pangan sehat.

“Kalau gizinya lemah, sulit membayangkan lahirnya generasi unggul di masa depan. Ini adalah investasi jangka panjang yang sangat penting,” tegasnya.

Selain itu, Gus Yahya juga menegaskan komitmen PBNU untuk tetap menjadi mitra kritis pemerintah dalam pelayanan publik. Ia menyatakan bahwa NU tidak akan terlibat dalam politik praktis dan akan fokus pada penguatan peran sosial organisasi.

“NU disiplin tidak menjadi aktor dalam kompetisi kekuasaan. Fokus kami adalah pelayanan masyarakat,” pungkasnya.