• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Kuluwung

Laknat Malaikat

Laknat Malaikat
Laknat Malaikat
Laknat Malaikat

Salah satu topik diskusi di kelas hukum Islam yang saya asuh di Monash Law adalah soal marital rape (pemerkosaan di dalam pernikahan). Banyak kalangan Muslim terdidik yang menolak konsep marital rape dengan hadis shahih di bawah ini:


Rasulullah bersabda, "Jika seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidurnya (untuk berhubungan seks), lalu istrinya menolak sehingga suami melalui malam itu dalam keadaan marah kepadanya, maka malaikat melaknat istrinya itu hingga pagi."


Mahasiswa/i di kelas saya protes kenapa relasi suami-istri dalam Islam tidak setara? Kenapa istri diposisikan harus siap kapan saja meladeni suami dalam kondisi apapun. Ancamannya bakal dilaknat Malaikat. Gimana kalau istri yang kepengen dan suami lagi gak mau, apa Malaikat juga akan melaknat suami sampai subuh?


Diskusi menjadi seru dan saru. Saya menawarkan cara pandang lain terhadap hadis di atas. Berbeda dengan kebanyakan pihak lain, saya melihat kata kunci dalam riwayat di atas bukan pada penolakan istri, tapi pada kemarahan suami. 


Artinya, kalau istri menolak, suami marah, maka Malaikat melaknat. Tetapi kalau istri menolak, dan suami memahami serta tidak marah, maka gak ada laknat Malaikat kan? 


Ini berarti titik tekannya adalah pada kualitas suami. Suami yang baik tidak akan mau istrinya dilaknat Malaikat. Suami yang tidak baik malah mengancam dan bangga kalau istrinya bakal dilaknat Malaikat akibat marah atas penolakan itu. 


Nabi Muhammad dalam riwayat lain sampai berwasiat agar kita tidak mudah marah. Jangan marah kata Nabi sampai tiga kali. 


Lagi pula laknat Malaikat itu sebaiknya dipahami sebagai ketiadaan sakinah, mawaddah wa rahmah malam itu akibat suami yang tidak bisa memahami istri yang mungkin sedang capek, ada uzur syar’i atau emang sedang gak mood. Berantem kan jadinya. Itulah kondisi “laknat” yang dimaksud. 


Jadi pesan hadis itu, kata saya kepada para mahasiswa, jadilah suami yang berkualitas, yang memahami kondisi istri, sehingga tidak mudah marah saat ditolak berhubungan, agar tetap terjaga  perasaan kasih sayang malam itu.


Dan karena saya juga cowok, pesan dan bahasan di atas juga buat saya kok. Semoga berkualitas yah.


Nadirsyah HosenRais Syuriah PCINU Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School


Kuluwung Terbaru