Kuluwung KOLOM BUYA HUSEIN

Makna Halal Bihalal

Sabtu, 3 Mei 2025 | 21:47 WIB

Makna Halal Bihalal

Makna Halal Bihalal. (Iustrasi: NU Online Jabar/freepik).

Tadi siang, Kamis (1/5/2025) aku hadir dalam acara Halal Bihalal, dan yang diselenggarakan oleh MUI Kabupaten Cirebon. Hadir bersamaku, Bupati,  Ketua MUI dan para pejabat pemda Kabupaten Cirebon, Ketua Tanfiziyah PCNU dan para ulama. 


Usai sambutan Ketua MUI: Kiai Zamzami Amin dan Bupati Drs. Imron Rosyadi, aku diminta "Taushiyah" singkat. 


Lalu aku menyampaikan sejarah Halal Bihalal. Istilah ini khas Indonesia. Isinya Silaturrahim. Saling memaafkan. Ia merupakan gagasan K.H. Abdul Wahab Hasbullah, salah seorang pendiri NU. Beliau juga mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional dan penulis lagu yang terkenal dan menggetarkan : "Ya Lal Wathon". Wahai Tanah Airku. 


Kiai Wahab tahun 1948 mengundang para tokoh agama dan para pemimpin organisasi keagamaan untuk bertemu dengan Presiden Soekarno dan wakil Bung Hatta di Istana negara. Beliau menyebutnya Halal Bihalal. Tujuannya adalah mempertemukan, mempersatukan dan menjalin hubungan persaudaraan antara mereka dengan  para pejabat tinggi negara. 


Gagasan ini didasarkan pendapat Imam al Mawardi dalam bukunya yang terkenal : "Al Ahkam al Sulthaniyyah" menyatakan: 


ألإمامة موضوعة لخلافة النبوّة فى حراسة الدين وسياسة الدنيا


“Kepemimpinan negara dibangun untuk melanjutkan misi kenabian (profetik) dalam menjaga agama dan mengatur dunia”


Sementara Imam al-Ghazali dalam karya monumentalnya Ihya Ulum al Din, mengatakan :


الملك والدين توأمان. فالدين أصل والسلطان حارس ، وما لا أصل له فمهدوم ، وما لا حارس له فضائع


“Kekuasaan dan agama bagai saudara kembar. Agama adalah landasan (fondasi). Pemerintah (negara) adalah penjaga. Sesuatu yang tidak memiliki landasan, ia akan hancur. Sesuatu yang tidak memiliki penjaga, ia akan tak bermakna. sia-sia.”


Tentang Silaturahim. Ia dibangun diatas dasar persaudaraan manusia. Tuhan mengatakan : "Orang-orang yang percaya kepada Ke-Esa-an Tuhan adalah saudara. Maka jalinlah relasi kasih antar manusia demi kepentingan bersama mereka".


Kemudian aku menyampaikan hadits Nabi yang amat indah: 


عقبة بن عامر قال : لقيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوماعن فبدرته ، فأخذت بيده ، أو بدأني فأخذ بيدي ، فقال : « يا عقبة ، ألا أخبرك بأفضل أخلاق أهل الدنيا وأهل الآخرة ؟ تصل من قطعك ، وتعطي من حرمك ، وتعفو عمن ظلمك


Uqbah bin Amir mengatakan: Suatu hari aku bertemu Rasulullah Saw. Aku segera menghampiri dan memegang tangannya dan beliau segera menemuiku dan memegang tanganku. Beliau mengatakan "Uqbah, maukah kamu aku beritahu akhlak utama penghuni dunia dan penghuni akhirat?. Uqbah menjawab : "tentu, Nabi, aku mau". Nabi mengatakan :  Sambunglah kembali orang yang pernah memutuskan (hubungan persaudaraan dengan) mu, berilah orang yang tidak mau memberimu, dan maafkanlah orang yang menyakiti hatimu” (HR Ahmad).


وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ﴾[ فصلت: 34]


"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia".


Dan Nabi SAW, bersabda :


يأيها الناس أفشوا السلام أطعموا الطعام وصلوا الأرحام تدخلوا الجنة بسلام. 


Wahai manusia, sebarkan perdamaian. Berilah makan mereka yang lapar dan jalinlah persaudaraan. Kalian niscaya akan hidup bahagia dalam damai".


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU