Rudi Sirojudin Abas
Kontributor
Setiap 1 Syawal, seluruh umat Islam di dunia merayakan hari raya Idulfitri. Mereka bergembira, bersuka cita merayakan hari kemenangannya setelah sebulan penuh melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan. Kegembiraannya mereka wujudkan melalui berbuka bersama, melaksanakan shalat hingga bersilaturahmi kepada sesama.
Idul firi, atau lazim disebut Lebaran menjadi semacam ungkapan ekspresi kegembiraan atas ketundukan, kepatuhan, dan ketaatan dari seorang hamba kepada Tuhannya. Bagaimana tidak gembira, selama satu bulan asupan kebutuhan raga umat Islam dibatasi, kebutuhan rohaninya harus perkuat, serta jiwa sosial kemanusiaannya mesti ditingkatkan. Oleh karena itu, sebagai wujud kegembiraannya, maka di hari Idul fitri seluruh umat Islam dianjurkan untuk berbuka, bahkan dilarang untuk berpuasa hingga pula dianjurkan dirinya untuk memakai pakaian sebagus mungkin.
Tidak hanya itu, wujud kegembiraan umat Islam di hari yang suci itu juga direalisasikannya dengan bersama-sama melaksanakan shalat sunat Idul fitri. Mengapa harus dengan shalat? Sebagai ajaran yang meyakini akan adanya perjumpaan antara hamba dengan Tuhannya, Islam mengajarkan bahwa wujud kesempurnaan utama seseorang dalam bersyukur itu adalah dengan melaksanakan shalat.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman: "Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang telah diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." (QS al-Baqarah [2]: 185).
Dengan demikian, shalat Idul fitri bukan hanya sebagai bentuk syukur, tetapi juga sebagai bentuk pengagungan hamba kepada Allah. Berbagai kenikmatan, kemampuan melaksanakan berbagai ketaatan, pahala luar biasa yang didapat di bulan Ramadan, hingga identitas seperti halnya manusia yang baru lahir setelah melewati Ramadan itu semua merupakan kemurahan atas keagungan Allah kepada siapa saja yang mampu tunduk terhadap perintah-Nya.
Itulah sebabnya mengapa shalat Id menjadi satu-satunya shalat yang di dalamnya terkandung ucapan pengagungan (takbir) paling banyak dari jenis shalat yang lain. Oleh karena itu, saking pentingnya pelaksanaannya, shalat Id pun dapat dilakukan sendirian-dalam hal ini tanpa khutbah-oleh seseorang yang karena dengan satu hal tidak bisa melaksanakannya secara bersama-sama.
Pengangungan kebesaran Allah sebetulnya tidak hanya dalam shalat Id saja, melainkan mulai dari sepanjang malam Id sesaat setelah hilal 1 Syawal terlihat. Sementara, kegembiraan berbuka puasa ditandai dengan sunahnya makan atau minum sedikit manakala sesudah terbit fajar (waktu shubuh) hingga hendak menuju shalat Id.
Selanjutnya, selepas shalat Id, tentunya sebagai bentuk kesempurnaan Lebaran, umat Islam akan melakukan silaturahmi, saling bermaaf-maafan kepada sesama. Agar mampu bersilaturahmi dengan banyak, hendaknya seseorang ketika pulang dari Shalat Id mengambil jalan yang berbeda sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW. Itu semua menunjukkan bahwa bersilaturahmi kepada semua orang penting untuk dilakukan.
Bersilaturahmi pada saat Lebaran atau sesudahnya mencerminkan sikap kerendahan hati, bahwa tidak ada orang yang luput dari dosa di dunia ini, terutama dosa kepada sesama. Dengan bersilaturahmi, saling maaf memaafkan itu artinya kita sedang menuju syarat bahwa manusia yang melewati Ramadan akan kembali kepada kesucian ibarat bayi yang baru lahir dari rahim ibunya sebagaimana Rasulullah SAW sabdakan. Sederhananya, kesucian diri akan terwujud manakala seseorang itu sudah terbebas dari dosa perdosa di antara sesama manusia.
Silaturahmi juga penting dilakukan, bukan hanya kepada yang hidup saja, melainkan juga kepada sesama kita yang sudah meninggal. Dalam hal ini, silaturahmi dapat dilakukan dalam bentuk ziarah kubur yang bisa dilakukan kepada orang tua, kerabat, handai taulan atau kepada guru yang sudah meninggal.
Mengapa harus demikian? Karena tanpa mereka hidup kita di dunia ini tidak ada apa-apanya. Hal inilah yang kemudian dicontohkan baginda Rasul, saat dirinya bersama para sahabat mengunjungi dan berziarah kepada para syuhada Uhud setiap tahunnya selepas pelaksanaan shalat Id. Dengan demikian, pelaksanaan silaturahmi merupakan cerminan wujud semangat kebersamaan dan keteguhan dalam berbuat baik.
Silaturahmi juga menyadarkan kepada kita bahwa sejatinya kita tidak bisa hidup sendirian. Selain itu juga silaturahmi memberikan pesan, bahwa pada saat kita kelak bertemu dengan Sang Pencipta, kita akan dibersamai dengan orang-orang yang kita pernah cintai dan kasihi. Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya (al-Hadis). Sementara Allah SWT mengabarkan bahwa sebaik-baik teman dari yang taat kepada Allah adalah mereka dari para Nabi, wali, syuhada, shidiqin, dan orang-orang yang saleh (QS an-Nisa [4]: 69).
Islam telah menggariskan bahwa kesempurnaan seseorang manakala ia mampu melakukan ketaatan kepada Allah SWT sebagai bagian menjaga hubungan baik dengan Tuhannya. Di sisi lain kesempurnaan itu pun akan dimilikinya apabila manusia mampu bersosialisasi dengan baik terhadap sesama.
Alhasil, berawal dari momen Idul fitri, selepas melakukan berbagai ketaatan kepada Tuhannya, dilanjutkan dengan berbuat baik kepada sesama, umat Islam yang telah terbebas dari dosa hendaknya mampu menjaga kesucian itu secara terus menerus. Hendaknya juga ritual kebaikan selama Ramadan dan Lebaran tidak menjadi bentuk seremonial semata, melainkan menjadi pengawal bagi diri dalam menyongsong hari-hari selanjutnya. Jika hal itu sudah menjadi pegangan, itu artinya Lebaran bukan hanya menjadi sebuah kegembiraan saja, tetapi juga menjadi sebuah momen yang sarat dengan makna.
Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin.
Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut
Terpopuler
1
Makna Idul Fitri dan Amalan Didalamnya menurut Imam Al-Ghazali
2
Khutbah Idul Fitri: Gembira di Hari Raya, Diqabul di Akhir Puasa
3
Posko Mudik Ansor-Banser Cianjur 2025: Tempat Istirahat yang Nyaman dan Aman bagi Pemudik
4
Peduli Pemudik, Satkorcab Banser Garut Bentuk Pos Pelayanan Keamanan, Kesehatan hingga Santunan di Jalur Selatan
5
Ole Romeny: Striker Timnas Indonesia yang Cerdik Lesatkan Gol
6
Dedikasi Banser di Posko Mudik Indramayu: Satu Bulan Berkhidmat untuk Umat
Terkini
Lihat Semua