• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Ngalogat

Abu Nawas dan Cara Mati Syahid bagi Para Jomblo

Abu Nawas dan Cara Mati Syahid bagi Para Jomblo
(Ilustrasi: seuramoeaceh.com)
(Ilustrasi: seuramoeaceh.com)

Ibnu Katsir bercerita, suatu hari Abu Nuwas bersama Ahli hadits yang lain datang ke majelisnya Syekh Abdul Wahid bin Ziyad. Kemudian Syekh Abdul Wahid menyuruh para Ahli hadits untuk membacakan masing-masing 10 hadits yang sudah dbacakannya. Akhirnya para Ahli hadits itu memilih masing-masing 10 hadits, kecuali Abu Nuwas atau dikenal Abu Nawas.


Kemudian Syekh bertanya kepada Abu Nuwas: "Mengapa kamu tidak memilih hadits seperti mereka?"


Kemudian Abu Nawas melantunkan syairnya:


لَقَدْ كُنَّا رَوَيْنَا # عَنْ سَعِيْدٍ عَنْ قَتَادَةْ

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ المُسَيَّ # بِ ثُمَّ سَعدِ بْنِ عُبَادَةْ

وَعَنِ الشَعَبيِّ وَالشَّعْ # بِي شَيْخٌ ذُو جَلَادَةْ 

وَعَنِ الأَخْبَارِ نُحْكِي# هِ وَعَنْ أَهْلِ الإِفَادَة

أَنَّ مَنْ مَاتَ مُحِبَّا  # فَلَهُ أَجْرُ شَهَادَةْ


Selesai melantunkan syair ini, kemudian Syekh berkata: 


"Kamu berdiri dan keluar dari dari hadapanku wahai orang cabul. Aku tidak bicara kepadamu, juga tidak seorang pun yang ada di sini mengharapkan kehadiranmu,".


Kisah di atas sampai kepada Imam Malik bin Anak dan kepada Ibrahim bin Yahya, lalu mereka berdua berkomentar: 


"Seharusnya Abdul Wahid bicara dengan Abu Nuwas dengan memberikan pengertian kepadanya, jangan langsung di-judge, dan jika benar Abu Nawas salah, mudah-mudahan Allah meluruskannya."


Menurut Ibnu Katsir, hadits Nabi yang dibuatkan syair oleh Abu Nawas ini benar adanya, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Ady dalam Al-Kamil-nya, sebuah hadits dari Ibnu Abbas dengan status mauquf marfu’: 

مَنْ عَشَقَ فَعَفَ فَكَتَمَ فَمَاتَ مَاتَ شَهِيْدًا


"Barangsiapa yang jatuh cinta lalu ia menahannya dan menyembunyikan rasa cinta nya sampai ia mati, maka ia mati dalam keadaan mati syahid."


Makna hadits ini menurut Ibnu Katsir, seseorang yang jatuh cinta, tapi dia tidak bisa memilihnya dan tidak mampu memilikinya, lalu ia bersabar dan menahan dari perbuatan tercela, kemudian meninggal karena sebab tidak sanggup menahan rasa cintanya, maka dia akan mendapatkan pahala yang banyak. Jika hadits ini sahih maka yang meninggal karena itu akan mendapatkan pahala mati syahid. 


Dalam Faidhul Qodir, bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah . Adapun mengenai status hadits ini, para ulama berbeda pendapat, karena yang meriwayatkan hadits ini ada yang namanya Suwaid bin Sa’id maka Imam Ahmad menyatakan hadits ini sebagai hadits matruk. Ibnu Qoyim juga menyatakan hadits ini adalah maudhu, sehingga tidak boleh menyandarkan ungkapan ini kepada Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wasallam. 


Namun Az-Zarkasyi menguatkan status hadits ini dan menyatakan bahwa yang meriwayatkan hadits ini bukan hanya Suwaid, yang mana Suwaid diinkari oleh Ibnu Muin dan ulama yang lainnya. Menurut Az-Zarkasyi, hadits ini juga diriwayatkan oleh Zubair bin Bikar yang beliau terima dari Abdul Malik bin Abdul Aziz Al-Jamisyun dari Abdul Aziz bin Abi Hazim dari Ibnu Abi Najih dari Mujahid dari Ibnu Abbas dari Nabi SAW. 


Maka dari itu, sanad hadits ini dinyatakan sahih, begitu pula Ibnu Hazm menyatakan para perawi hadits ini semuanya terpercaya. Untuk lebih jelas silahkan dilihat kitab Faidhul Qodir syarah Jamius Shogir karya Imam Muhammad Abdul Rauf Al-Munawi.


Lalu apa makna hadits ini?


Al-Munawi menerangkan jika ada orang yang mencintai orang lain dan berharap untuk menikahinya, tetapi dia tidak kuasa, lalu dia menahannya sampai mati. Maka dia akan mendapatkan pahala syahid akhirat.


Inilah cara syahid bagi para jomblo.


Ade Opa Mustofa, Kiai Muda Asal Jampang Kabupaten Sukabumi


Ngalogat Terbaru