Kerisauan, kegelisahan, kekecewaan, keterpurukan, kekacauan dan keputusasaan, selalu ada pada setiap zaman di bagian dunia manapun. Begitulah kehidupan dunia. Dalam situasi dunia seperti ini manusia memerlukan kehadiran para bijak Bestari. Siapakah sang bijak Bestari itu?.
"Ialah lilin dengan api yang tetap menyala. Ia membiarkan api itu terus menyinari ruang-ruang gelap dunia manusia, meski dirinya terbakar dan lenyap."
"Ialah pemilik jiwa dan pikiran yang tak bergantung kepada siapapun selain Tuhan."
"Ialah yang bekerja tanpa hasrat keuntungan diri guna menjaga keseimbangan kosmos."
Tetapi di manakah mereka?.
Syams al-Din Muhammad al-Syahrzuri (w. 1288 M), filsuf dan sejarawan plus dokter mengatakan:
فالزمان قد خلا عن امثال هؤلاء الفضلاء وصار الخلق كلهم - الا ماشاء الله - مغمورين بالجهالة (الجهال). فإن كنت من الطالبين المجدين واهل العقل المهتدين فعليك باتباع أثرهم والفحص عن حقيقة خيرهم .".
“Zaman telah sunyi senyap dan kehilangan para bijakbestari (al-Ulama al-Hukama). Umat manusia diliputi ketidakmengertian (orang-orang yang tak paham). Maka, bila engkau seorang cendikia yang rajin dan pemikir yang dibimbing Tuhan, seyogyanya engkau mengikuti jejak mereka dan mencari-cari dengan sungguh-sungguh kabar mereka”. ( “Nuzhah al-Arwah wa Raudhah al-Afrah”).
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU