Oleh: Ahmad Husain Fahasbu
Salah satu dosa yang paling enak dilakukan dan paling nikmat dirasakan adalah ghibah. orang hendak mencuri masih sembunyi-sembunyi. seseorang yang tak salat pasti kepikiran dan segera menggantinya.
Tapi bagaimana dengan Ghibah? ghibah tak perlu sembunyi-sembunyi. cukup ada teman satu visi, langsung dikerjakan dimana saja: di ruang kantor, mesjid bahkan dalam mobil. Bagaimana setelah ghibah? selesai urusan. tak ada penyesalan atas dosa yang sebelumnya dikerjakan. makanya, saya sebut ghibah adalah dosa yang paling enak dan nikmat.
Pesan moral, "Jangan berteman dengan orang yang ketika berkumpul bersama hobinya suka membicarakan orang lain sebab kamu nanti akan mendapat giliran untuk menjadi objek pembicaraan ketika absen dari pertemuan" tampak seperti tak ada dampaknya. sebab kita sendiri adalah teman yang harus dihindari itu. dengan tanpa sadar tiap momen, tiap forum, tiap acara kita adalah struktur ghibah itu sendiri. Ghibah menyasar berbagai kalangan: dari yang kaya hingga yang miskin papa. dari yang awam sampai yang dianggap alim. penyebabnya adalah satu, yaitu penyakit hati yang bernama keakuan (ananiyah). keakuan, aku paling hebat, aku paling banyak pengikutnya dan lain sebagainya adalah akar membicarakan orang lain.
Kondisi yang paling seksi untuk mengghibah adalah ketika bertemu teman atau kawan. makanya kepada istri dan juga saya diri sendiri saya selalu mengingatkan ketika hendak bertemu dengan teman: Dosa yang paling potensial dikerjakan ketika ngumpul-ngumpul adalah mengghibah teman yang kebetulan tak berkumpul.
Ghibah seperti menjadi sebuah sistem, terakar kuat dan menjalar kemana-mana. Sebab modal utama ghibah tak mahal. Cukup punya mulut dan punya mata. mata melihat, merekam dan membandingkan dengan diri sendiri. mulut kemudian memberi komentar. Kata al-Imam al-Syafii.
إذا رُمتَ أنْ تَحيا سَليماً مِن الأذى وَ دينُكَ مَوفورٌ وعِرْضُكَ صَيِنُّ
Jika kamu ingin hidup tanpa kehinaan
Agama dan kehormatanmu senantiasa terjaga
لِسانُكَ لا تَذكُرْ بِهِ عَورَةَ امرئٍ فَكُلُّكَ عَوراتٌ وللنّاسِ ألسُنُ
Maka janganlah lisanmu menyebut aib orang lain, karena kamu juga mempunyai aib sedangkan orang lain juga mempunyai lisan untuk mengumbar aibmu
وعَيناكَ إنْ أبدَتْ إليكَ مَعايِباً فَدَعها وَقُلْ يا عَينُ للنّاسِ أعيُـنُ
Jika dimatamu nampak aib-aib orang lain.
Abaikanlah, dan katakan: “ Wahai mata, mereka juga punya mata yang melihat aibku)”.
وعاشِرْ بِمَعروفٍ وسامِحْ مَن اعتَدى ودَافع ولكن بالتي هِيَ أحسَنُ
Dan bergaullah kamu dengan baik, dan maafkan orang yang dzalim.
Dan lawanlah orang dzalim itu namun dengan cara yang lebih baik.
Ada dua guru yang sangat menginspirasi saya soal betapa ghibah adalah dosa dan harus dihindari. pertama, Kiai Afifuddin Muhajir. beliau jika pembicaraan mengarah pada ghibah biasanya langsung diam dan mengalihkan fokus pembicaraan. kedua, Kiai Moh. Zuhri Zaini, jika pembicaraan mengarah pada ghibah beliau biasanya langsung senyum-senyum memberi kode dan mengalihkan tema obrolan.
Pelaku ghibah biasanya sering memberi disclaimer pertama kali: "Ini bukan untuk ghibah ya tetapi..." nah setelah tetapinya itu yg untuk ghibah. kadang ada juga yg ngotot cari pembenaran, "La memang faktanya begitu kok Si A begini, begini,". Lah makanya disebut ghibah karena memang sesuai fakta jika tidak bukan ghibah tetapi fitnah.
Sudahkah anda menyesali dosa ghibah? kalau ghibahnya gak usah ditanyakan sudah pasti suka ghibah persis diriku.
Salam
Penulis merupakan Santri-Jurnalis, Alumnus program Pascasarjana Ma'had Aly Situbondo
Terpopuler
1
5 Hal yang Bisa Merusak Pahala Puasa Ramadhan
2
Kemenag Buka Bantuan Masjid dan Musala 2025, Ini Syarat dan Jadwalnya
3
Di Balik Sya'ir 'Tob Tob Tobi Tob' Yang Sedang Viral dan Hikayat Imam Al Asma'i dan Khalifah Al Mansur
4
Perbedaan dan Konsekuensi Hukum pada Panitia dan Amil Zakat
5
Inilah 27 Pemain yang Dipanggil Pelatih Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
6
Drama Kasidah Cinta Al Faruq, Konsistensi Pentas Teater Senapati Bandung di Bulan Ramadhan
Terkini
Lihat Semua