• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Lambaian Tangan itu Menitipkan Duka

Lambaian Tangan itu Menitipkan Duka
(Ilustrasi: NU Online Jabar).
(Ilustrasi: NU Online Jabar).

Kemarin aku bertemu dengan orang-orang yang aku rindukan berhari-hari. Mereka adalah adik-adik kandung, bersama anak-anak mereka masing-masing. Di antara mereka ada yang sudah punya cucu. Jumlahnya berbeda-beda. Pertemuan itu mengingatkan pada masa-masa kecil dan remaja saat masih bersama di dalam satu rumah di bawah pelukan kasih ayah dan ibu, dengan seluruh nuansanya yang penuh ceria, bermain bersama atau tangis bersama dan cemburu.


Pertemuan itu indah sekali, penuh derai tawa ria, cengkerama dan canda yang manis, kemesraan yang merekahkan bunga dan tetes air mata bening yang membahagiakan. Rindu yang panjang telah terlunasi. Tubuh-tubuh yang berserakan, yang terpisah-pisah dan yang berjauhan itu telah menyatu kembali bagai dahulu kala, saat masih disatukan dalam sebuah rumah ibu yang bersahaja. Rumah yang kini hanya menjadi kenangan yang indah.


Tetapi itu hanya sehari semalam saja (16/04/2024) saat mereka hadir untuk menyaksikan dan mendoakan pada acara pernikahan anak laki-lakiku. 


Kini mereka pulang ke rumah masing-masing bersama orang-orang yang mereka cintai. Mereka akan kembali menyusuri jalan menuju harapan-harapan dan impian-impian mereka masing-masing. 


Aku mengatakan dalam hati :


"Perpisahan itu, lambaian tangan kekasih itu dan pelukan yang terlepas itu selalu menitipkan luka, merenggut relung jiwa dan meneteskan air mata duka".


Dalam situasi seperti aku mengingat puisi indah Maulana Rumi 


“الوداع لا يقع إلا لمن يعشق بعينيه…أما ذاك الذي يحب بروحه وقلبه فلا ثمة انفصال أبدا.” (جلال الدين الرومي) 


"Ucapan Selamat Tinggal hanya bagi orang yang mencintai dengan kedua bola matanya. Sedang dia yang mencintai dengan jiwa dan hatinya, tak ada kata perpisahan".


Dan seorang penyair (nn) :


وإنْ كانتِ الأجسامُ مِنّا تباعدَت 
 فإنَّ المَدى بين القلوبِ قَريبُ."


Meski tubuh kita berjauhan
Tetapi jarak antara hati kita begitu dekat


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru