Doa dan Dapur Ibu Rumah Tangga: Benteng Mental Keluarga di Tengah Hiruk Pikuk Aksi Demonstrasi
Senin, 1 September 2025 | 20:16 WIB
Ulama kita mengajarkan, doa ibu tidak pernah tertolak di sisi Allah. Maka ketika bangsa ini dilanda kegaduhan, doa lirih seorang ibu dari balik dapur justru menjadi benteng tak kasat mata. Dari kepulan asap masakan sederhana, lahirlah ketenangan yang menjaga keluarga tetap teduh, meski di luar sana suara orasi membahana.
Doa yang Menjadi Peyangga Jiwa
Bagi sebagian orang, dapur hanya dipandang sebagai ruang kerja domestik. Namun dalam kacamata seorang ibu rumah tangga, dapur sering kali menjelma majelis doa. Saat mengaduk sayur, mulut lirih membaca basmalah. Ketika menanak nasi, hati penuh harap agar rezeki yang masuk membawa barakah. Bahkan saat menyajikan makanan, terselip doa agar keluarga diberi kesehatan, kekuatan, dan keteguhan iman.
Dalam tradisi Islam, doa ibu memiliki kedudukan istimewa. Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan bahwa ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan doa mereka adalah salah satu pintu langit yang paling cepat terbuka. Tidak berlebihan bila kita mengatakan bahwa doa ibu di dapur adalah energi batin yang menopang kokohnya rumah tangga.
KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, pernah menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga iman keluarga. Dalam Adabul ‘Alim wal Muta’allim, beliau menyebut bahwa pendidikan pertama anak justru berasal dari ibunya, baik melalui lisan maupun teladan sikap. Doa-doa ibu di sela kesibukan rumah tangga adalah bagian dari pendidikan batin itu.
Menjaga Mental di Tengah Gejolak
Situasi bangsa kita akhir-akhir ini penuh dengan dinamika. Aksi massa, perbedaan pendapat politik, hingga kegaduhan media sosial kerap membuat suasana batin masyarakat ikut panas. Di tengah kondisi seperti itu, keluarga memerlukan ketenangan agar tidak larut dalam arus kecemasan.
Di sinilah peran ibu rumah tangga menjadi vital. Dengan kelembutan hati, ia menghadirkan suasana teduh di rumah. Bukan hanya dengan menu sehat yang disajikan, tetapi juga dengan kekuatan doa yang dipanjatkan. Psikolog keluarga menyebut ini sebagai healing environment, sementara dalam tradisi Islam kita mengenalnya sebagai Sakinah ketenangan yang lahir dari hati yang dipenuhi zikir.
KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) pernah berpesan, “Ibu adalah universitas pertama bagi anak-anaknya. Kalau ibu itu baik, maka baiklah anak-anak dan rumah tangganya.” Kalimat ini menegaskan betapa doa dan ketulusan seorang ibu mampu menjadi benteng moral keluarga di tengah gelombang zaman.
Dari Dapur untuk Bangsa
Bisa jadi doa seorang ibu di dapur lebih dahsyat pengaruhnya bagi bangsa daripada ribuan teriakan di jalanan. Doa itu menjaga anak-anak agar tidak mudah terbawa arus kebencian. Doa itu menguatkan suami agar tetap teguh bekerja dengan jujur di tengah banyak godaan. Doa itu pula yang menghadirkan ketenteraman di rumah, sehingga keluarga tidak tercerai-berai oleh gejolak luar.
Ulama NU sering mengingatkan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari negara. Jika keluarga kuat, bangsa pun akan kuat. Maka doa ibu rumah tangga dari balik dapur bukanlah hal sepele, melainkan pondasi moral yang menopang harmoni sosial.
Refleksi untuk Kita Semua
Kita mungkin tidak bisa mengendalikan dinamika politik dan sosial sepenuhnya, tetapi kita bisa menjaga ketenangan di rumah. Kita bisa meneladani ibu-ibu rumah tangga yang dengan kesabarannya terus menjaga doa, zikir, dan kasih sayang sebagai bekal mental bagi keluarga.
Dalam suasana bangsa yang panas, mari kita kembali kepada sumber keteduhan itu. Dari doa yang sederhana, dari dapur yang penuh barakah, dari kasih sayang ibu yang tidak pernah padam. Sebab pada akhirnya, kekuatan bangsa ini tidak hanya ditopang oleh gedung parlemen atau hiruk pikuk aksi, tetapi juga oleh doa-doa sunyi yang lahir dari hati seorang ibu.
Mari kita hargai dan doakan para ibu rumah tangga, yang dengan kesabarannya menjaga dapur tetap hangat dan doa tetap mengalir. Mereka adalah benteng pertama dan terakhir dari kesehatan mental keluarga. Semoga doa-doa itu menjadi wasilah turunnya rahmat Allah, menjaga negeri ini tetap dalam lindungan-Nya, dan mengantar kita semua menuju keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Siskha Putri Sayekti, Seorang Dosen di PTKIS Depok
Terpopuler
1
Innalillahi, Ulama Pejuang Desa dari Cianjur Selatan Wafat, Sang Anak Ungkap Kiprah Perjuangannya
2
Peringati 120 Tahun, Ponpes Suryalaya Teguhkan Peran untuk Agama dan Negara
3
IPNU Pangandaran Kecam Tindakan Aparat dalam Demo, Desak Evaluasi Polri
4
Resmi, Ustadz Ahmad Riyad dan Khaerul Fadhil Pimpin PRNU Jatikramat Kota Bekasi
5
Kebebasan Dalam Kehidupan Beragama
6
Ketum PBNU Sampaikan Bela Sungkawa atas Wafatnya Ojol, Dorong Pemerintah Ambil Langkah Sejuk dan Adil
Terkini
Lihat Semua