Hikmah

Derajat Umat Nabi Muhammad Lebih Mulia, Gus Baha Ceritakan Reaksi Nabi Musa dalam Isra Miraj

Rabu, 29 Januari 2025 | 15:00 WIB

Derajat Umat Nabi Muhammad Lebih Mulia, Gus Baha Ceritakan Reaksi Nabi Musa dalam Isra Miraj

Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha). (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengungkap kisah unik dalam peristiwa Isra Miraj yang tertulis dalam kitab Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani. Salah satunya adalah reaksi Nabi Musa ketika mengetahui bahwa umat Nabi Muhammad memiliki derajat lebih tinggi di sisi Allah.


Dalam sebuah kajian yang diunggah di kanal YouTube AbidiniyyahTV sebagaimana dikutip dari laman NU Online Gus Baha menjelaskan bahwa kisah ini terdapat dalam Fathul Bari halaman 613, Juz 7. Ia juga meminta bagi yang ingin mengecek langsung untuk membuka kitab tersebut, meskipun mungkin ada perbedaan halaman akibat perbedaan percetakan.


“Ada percakapan Nabi Musa. Kalau saya (Musa) dengan Nabi Muhammad tidak masalah, karena memang lebih baik. Namun, ini umat Nabi Muhammad juga lebih mulia dari umatku di sisi Allah,” ujar Gus Baha.


Menurut Gus Baha, dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi Muhammad melewati langit tempat Nabi Musa berada. Saat itu, Nabi Musa merasa derajatnya tersalip oleh Nabi Muhammad.


"Nabi Musa menangis sambil menggerutu. Ia berkata, ‘Kenapa Nabi baru kok dapat derajat tinggi? Saya tidak pernah mengira ada orang yang diangkat derajatnya melebihi saya. Karena umat saya (Bani Israil) sudah yakin bahwa saya adalah nabi terbaik di sisi Allah, lalu bagaimana ini?’" jelasnya.


Melihat hal itu, Nabi Muhammad bertanya kepada Malaikat Jibril mengenai sikap Nabi Musa. Jibril pun menjawab bahwa Allah sudah memahami karakter Nabi Musa yang sering mengajukan protes.


"Allah sudah tahu watak dan kebiasaan Nabi Musa, jadi tidak mempermasalahkan," kata Gus Baha, ulama asal Rembang, Jawa Tengah.


Gus Baha menegaskan, sikap Nabi Musa ini bukan berarti hasud. Hanya saja belum siap kalah dari Nabi Muhammad dan umatnya. Karena Nabi Musa orang baik atau salih, maka protesnya hal baik.


Selain itu, dalam kisah yang sama, Nabi Musa juga meminta Nabi Muhammad untuk kembali menghadap Allah guna mengurangi jumlah kewajiban shalat. Awalnya, shalat diwajibkan sebanyak 50 waktu dalam sehari. Namun, Nabi Musa mengatakan bahwa umatnya yang kuat saja tidak mampu menjalankan shalat sebanyak itu, sehingga Nabi Muhammad akhirnya meminta keringanan hingga menjadi lima waktu sehari.