• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Hikmah

KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Doa Nabi Musa yang Menggetarkan

Doa Nabi Musa yang Menggetarkan
(Ilustrasi: FB Nadirsyah Hosen).
(Ilustrasi: FB Nadirsyah Hosen).

Bayi Musa diselamatkan Allah dengan cara yang unik. Musa tumbuh berkembang di lingkungan Istana Firaun layaknya seorang bangsawan lengkap dengan berbagai fasilitas mewah.


Akan tetapi Musa melakukan kesalahan dengan membunuh seorang pengikut Firaun. Musa akhirnya lari menuju negeri Madyan. Dari kehidupan istana yang gemerlap kini terlunta-lunta di padang pasir tanpa kenal dengan siapapun.


Di sinilah ujian dari Allah untuknya dan momen ini akan menentukan langkah seorang Musa selanjutnya.


Dalam kondisi yang sangat tertekan itu, Musa malah mendahulukan kebutuhan orang lain. Dia menolong dua kakak-beradik yang sedang kesulitan memberi minum hewan ternaknya.


Betapa sering ketika dilanda masalah kita menjadi egois dan tidak peduli dengan orang lain yang boleh jadi punya masalah lebih besar dari kita. Musa yang tengah kesulitan malah mendahulukan menolong orang lain dengan ikhlas tanpa meminta ganjaran dan balasan apapun. Ini poin pertama.


Setelah itu Musa menepi duduk di bawah pohon rindang. Musa tetap kalem tanpa meraung-raung meminta perhatian orang lain. Dia ambil posisi menepi dan berteduh, lantas mengalirlah ucapan doa yang begitu menggetarkan dan mengubah nasibnya selanjutnya:


رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ


“Ya Rabbi, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS 28:24).


Tanpa menyalahkan Allah atas nasibnya dan tanpa harus menuntut berlebihan pada Allah. Saat menepi, Musa mengingat kembali kenikmatan yang Allah berikan saat dia masih di Istana.


Musa menyebut kondisinya kini yang “faqir”. Dan meminta “khair” kebaikan. Dimana semuanya itu diakui semata berasal dari “anzalta” apa yang Allah turunkan dan berikan.


Inilah point kedua, Musa berdoa dengan akhlak yang mulia di saat amat membutuhkan pertolongan Allah. Betapa sering kita dapati atau alami sendiri, di saat butuh, kita seolah menyuruh Allah dengan berbagai keluh. Adab berdoa seolah luruh. Musa memberi kita pelajaran penting.


Point ketiga, Musa saat itu sangat membutuhkan makanan. Tapi simaklah redaksi doa yang dipanjatkan, Musa meminta kebaikan yang Allah turunkan. Musa sadar Allah tahu betul apa yang dibutuhkannya saat itu. Namun Musa menyerahkan kepada Allah kebaikan apa yang akan diberikan Allah. Musa yakin yang Allah akan berikan jauh lebih baik dari apa yang tengah dia butuhkan. Subhanallah.


Walhasil, Allah bukan saja memberikan makanan seperti yang dibutuhkan, tetapi juga perlindungan, keluarga, dialog dengan Allah, dan membebaskan kaumnya dari kezaliman Firaun.


Semua itu dimulai dari sebuah doa yang begitu menggetarkan.


Kawan, dalam hidup ini gagasan besar dan karya luar biasa terkadang ditentukan bukan saja apa yang kita mintakan, tapi juga menjaga akhlak di saat kita melakukan kesalahan, tetap berbuat baik pada sesama, dan hanya mengadu padaNya semata. Allah Karim.


​​​​​​​KH Nadirsyah Hosen,  salah seorang Dosen Senior Monash Law School


Hikmah Terbaru