• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Ngalogat

KOLOM NADIRSYAH HOSEN

Sihir dan Hape Nabi Musa

Sihir dan Hape Nabi Musa
(Ilustrasi: FB Nadirsyah Hosen).
(Ilustrasi: FB Nadirsyah Hosen).

Saya menonton film Testament: The Story of Moses (TSOM) di Netflix. Ini film yang kesekian kalinya tentang Nabi Musa. Dulu misalnya ada Prince of Egypt. Saya selalu tertarik dengan kisah Nabi yang satu ini —yang bahkan paling banyak disebut dalam al-Quran diantara nama-nama Nabi lainnya.


Meski film TSOM ini berbasiskan Bibel, tapi banyak pakar berbagai agama dalam film itu yang turut memberi komentar. Salah satu titik kesamaan kisah Musa di Bibel dan al-Quran adalah peristiwa pertarungan Nabi Musa dengan tukang sihir Firaun.


Allah memberi mukjizat para Nabi sesuai konteksnya. Mesir di era itu berlandaskan kekuatan sihir. Makanya Nabi Musa dibekali tongkat yang bisa berubah jadi ular untuk melawan dominasi sihir saat itu. 


Ular adalah salah satu simbol kekuasaan Firaun. Ketika ular tukang sihir kalah dan mati oleh ularnya Nabi Musa, maka di mata rakyat Mesir itu adalah simbol matinya kekuasaan Firaun.


Nabi Muhammad diutus sebagai Nabi akhir zaman. Makanya mukjizat beliau tidak berbentuk kekuatan supranatural seperti Nabi Musa, tapi diberikan al-Quran yang didalamnya ada ayat IQRA. 


Ini mengisyaratkan konteks dakwah di akhir jaman ini akan berbentuk pertarungan wacana dan penemuan sains. Mereka yang tak menguasai dunia ilmu akan tersingkir. Salah satunya sekarang yang kita lihat adalah berkembangnya dakwah di era medsos. 


Kalau dulu di tangan Nabi Musa ada tongkat melawan sihir, sekarang di tangan kita ada hape untuk melawan “sihir” modern di medsos.


Repotnya, di era digital sekalipun masih banyak di tanah air yang mengandalkan kekuatan magis. Entah soal politik, bisnis atau bahkan asmara. Gak lepas dari pusaran klenik. 


Padahal konsekuensinya di akhirat sungguh luar biasa. Mereka yang melakukannya dianggap bersekutu dengan selain Allah. Mereka membuat perjanjian dan persembahan dengan dunia hitam. Kita meyakini itu kekuasaan, bisnis ataupun asmara semacam itu gak akan membawa keberkahan dunia-akhirat. 


“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad).


KH Nadirsyah Hosen,  salah seorang Dosen Senior Monash Law School


Ngalogat Terbaru