Saya menonton film Testament: The Story of Moses (TSOM) di Netflix. Ini film yang kesekian kalinya tentang Nabi Musa. Dulu misalnya ada Prince of Egypt. Saya selalu tertarik dengan kisah Nabi yang satu ini —yang bahkan paling banyak disebut dalam al-Quran diantara nama-nama Nabi lainnya.
Meski film TSOM ini berbasiskan Bibel, tapi banyak pakar berbagai agama dalam film itu yang turut memberi komentar. Salah satu titik kesamaan kisah Musa di Bibel dan al-Quran adalah peristiwa pertarungan Nabi Musa dengan tukang sihir Firaun.
Baca Juga
Jalan Tuhan
Allah memberi mukjizat para Nabi sesuai konteksnya. Mesir di era itu berlandaskan kekuatan sihir. Makanya Nabi Musa dibekali tongkat yang bisa berubah jadi ular untuk melawan dominasi sihir saat itu.
Ular adalah salah satu simbol kekuasaan Firaun. Ketika ular tukang sihir kalah dan mati oleh ularnya Nabi Musa, maka di mata rakyat Mesir itu adalah simbol matinya kekuasaan Firaun.
Nabi Muhammad diutus sebagai Nabi akhir zaman. Makanya mukjizat beliau tidak berbentuk kekuatan supranatural seperti Nabi Musa, tapi diberikan al-Quran yang didalamnya ada ayat IQRA.
Ini mengisyaratkan konteks dakwah di akhir jaman ini akan berbentuk pertarungan wacana dan penemuan sains. Mereka yang tak menguasai dunia ilmu akan tersingkir. Salah satunya sekarang yang kita lihat adalah berkembangnya dakwah di era medsos.
Kalau dulu di tangan Nabi Musa ada tongkat melawan sihir, sekarang di tangan kita ada hape untuk melawan “sihir” modern di medsos.
Baca Juga
Alhamdulillah dan 8 Pintu Surga
Repotnya, di era digital sekalipun masih banyak di tanah air yang mengandalkan kekuatan magis. Entah soal politik, bisnis atau bahkan asmara. Gak lepas dari pusaran klenik.
Padahal konsekuensinya di akhirat sungguh luar biasa. Mereka yang melakukannya dianggap bersekutu dengan selain Allah. Mereka membuat perjanjian dan persembahan dengan dunia hitam. Kita meyakini itu kekuasaan, bisnis ataupun asmara semacam itu gak akan membawa keberkahan dunia-akhirat.
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad).
KH Nadirsyah Hosen, salah seorang Dosen Senior Monash Law School
Terpopuler
1
Sambut 1 Muharram, Pagar Nusa Beji Pladen Gelar Istighotsah dan Pawai Obor
2
Bertempat di Pesantren Al-Musri Banu Mansur, Gelaran Diklatsar Banser Cianjur Diikuti Puluhan Peserta
3
Ranting NU Margajaya Gelar Lailatul Ijtima, Perkuat Khidmat Kader NU Kota Bogor
4
Model MANIS, Jawaban atas Tantangan Pendidikan Karakter Masa Kini
5
Dari Pawai Obor hingga Santunan Yatim Jadi Cara IKRIMA Meriahkan Pekan Muharram 1447 H di Griya Citayem Permai
6
PCNU Kota Bandung Konsolidasi Kader Penggerak, Perkuat Aswaja dan Optimalisasi Potensi Bangun Kemandirian Jam'iyah dan Jamaah
Terkini
Lihat Semua