• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Ekonomi

Strategi Cerdas Mewujudkan Kemandirian Wirausaha Santri dan Pesantren di Era Disrupsi (1)

Strategi Cerdas Mewujudkan Kemandirian Wirausaha Santri dan Pesantren di Era Disrupsi (1)
(Sumber Ilustrasi: Freepik.com).
(Sumber Ilustrasi: Freepik.com).

Oleh: Heri Kuswara
Keberadaan Santri dan Pesantren telah banyak memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa ini. Kemandirian santri telah teruji semenjak berangkat menimba ilmu di pesantren. Selain tempat terbaik dalam pembinaan akhlak dan menimba ilmu agama, pesantren banyak melahirkan santri yang mandiri dalam hidup dan kehidupannya. Era disrupsi adalah era terjadinya perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh adanya inovasi yang mengubah sistem dan tatanan bisnis ke taraf yang lebih baru.

Disrupsi merupakan istilah dimana optimalisasi teknologi dan kreatifitas menjadi kunci utama dalam membuka peluang baru (pasar baru). Era disrupsi ditandai dengan bermunculannya teknologi baru (canggih) dan model bisnis baru (startup)  yang mampu mendisrupsi (mengusir/Mengusik) teknologi dan model bisnis yang sebelumnya dianggap hebat. 

Di era disrupsi yang serba canggih ini, santri dan Pesantren diharapkan mampu membangun kemandirian  wirausaha dengan berbagai bentuk kreatifitas berbasis teknologi kekinian. Kemampuan santri dan Pesantren  dalam memanfaatkan teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan kemandirian santri dan Pesantren dalam berwirausaha. Kemandirian wirausaha santri dan Pesantren dapat berhasil dan sukses di era disrupsi ini, manakala santri dan pesantren mempunyai strategi cerdas dalam mewujudkannya. 

A. Strategi Cerdas Santri Dalam Mewujudkan Kemandirian Wirausaha  di Era Disrupsi

Setidaknya, penulis suguhkan sembilan strategi cerdas yang dapat dilakukan oleh santri dalam memulai dan menjalani kemandirian dalam berwirausaha diera disrupsi ini, diantaranya: 

Strategi Ke-1. Creating A Mindset of Being An Santripreneur

​​​​​​​Membentuk mindset (pola pikir) positif adalah kunci memulai menjadi seorang santri yang mandiri dalam berwirausaha. Setidaknya ada lima cara yang bisa dilakukan dalam membentuk mindset positif yaitu:

Pertama adalah  Masalah adalah Hikmah. Dalam kehidupan setiap kita senantiasa dihadapkan dengan masalah, tantangan, rintangan dengan berbagai kompleksitas didalamnya. Dengan menanamkan sikap positif, kita akan selalu memandang setiap permasalahan yang ada adalah proses untuk menjadikan kita lebih kuat, lebih dewasa dan lebih mandiri. Dalam Al-Quran Allah berfirman

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا 

“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya,.."(QS. Al-Baqarah:286).  

Kedua adalah fokus dan sungguh-sungguh. Memfokuskan atau memusatkan  seluruh perhatian kepada yang menjadi prioritas cita-cita atau impian yang akan diraih tentu akan membentuk mindset kita selalu positif.  Dengan begitu akan dengan mudah membangkitkan dan mengoptimalkan seluruh energi dan potensi yang dimiliki untuk berhasil dalam menggapai tugas atau aktifitas yang menjadi skala piroritas.

Terkadang banyak kendala yang menjadikan kita tidak fokus menyelesaikan beberapa hal yang menjadi prioritas oleh karenanya komitmen dalam hati dan pikiran kita harus sama yaitu adanya kesungguhan (niat) yang kuat agar dapat berhasil. 

Ketiga adalah Kerja Keras dan Pantang Menyerah. Tiada keberhasilan tanpa bekerja keras, Kerja keras sangat dianjurkan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman : Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu, tentu Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah. Kemudian diberikannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah [9]: 105).

Selanjutnya Allah SWT juga menyediakan ampunan bagi mereka yang bekerja keras, sebagaimana yang dikutip dalam hadits berikut: “Sungguh sebagian dari dosa manusia ada yang tidak terampuni dengan melakukan ibadah shalat, zakat, dan haji. Tetapi dosa itu terampuni dengan sulitnya mencari penghidupan”. (H.R Thabrani).  

Keempat adalah Berfikir Positif. Sebuah kalimat bijak mengatakan “Berfikir positif dan optimis terlihat seperti kalimat puisi yang sepele, tapi sadarilah ini sangat penting dalam peran anda mengambil keputusan yang akan menenuntukan kesuksesan atau kehancuran”. Dalam Alquran dan Hadist sangat jelas kandungan mengenai kewajiban berfikir positif yaitu dalam (Adh Dhuha: 3) yang artinya “Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu” kemudian dalam (Al-Baqarah: 216) yang artinya:

“Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Sementara Rasulullah SAW bersabda “Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku.” (HR.Muslim).

Kelima adalah  Selalu Bersyukur. Dengan selalu besyukur pikiran kita akan senantiasa positif dalam memandang setiap persoalan kehidupan. Dalam (QS. 14:7)  Alloh berfirman yang artinya

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”, lalu dalam (QS.31:12) Allah berfirman yang artinya “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”  

Dalam Hadist yang diwiwayatkan Ath-Thabrani Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai bersyukur kepada manusia.” Selanjutnya (HR. Tirmidzi) “Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan.” 

Dalam rangka mewujudkan kemandirian wirausaha santri, dibutuhkan pola pikir positif terhadap wirausaha itu sendiri, berikut sembilan kiat sukses dari penulis untuk membangun pola pikir positif santri: 1) Wirausaha adalah  Pilihan Mulia, 2) Wirausaha Kaya akan Ide, 3) Wirausaha Mengatur Waktu bukan diatur waktu, 4) Wirausaha Berpenghasilan besar, 5) Wirausaha adalah karakter seorang Pemimpin, 6) Wirausaha  Luas Pergaulannya, 7) Wirausaha Mandiri Dalam Hidupnya, 8) Wirausaha Solusi mendapatkan banyak keberkahan, dan 9) Wirausaha Banyak Beramal.

Strategi Ke-2. Soft Skills are Key to be A Successful Santripreneur
Soft skill merupakan kemampuan atau kecerdasan yang intingible (tidak berwujud), soft skill merupakan kunci sukses seseorang dalam karir apapun tidak terkecuali sebagai seorang wirausaha. Soft skill dapat dipelajari namun belum tentu dan tidak mudah untuk  dapat diimpelementasikan, karena soft skill sesungguhnya hadir melalui keteledanan dan pembiasaan. Berbagai elemen soft skill yang wajib dimiliki dan dikuasai oleh seorang santri dalam membentuk kemandirian wirausahanya antara lain: 1)Kemampuan Berkomunikasi. 2) Keterampilan berpikir dan menyelesaikan masalah. 3) Kerja Dalam Tim. 4) Belajar sepanjang hayat dan pengelolaan informasi. 5) Keterampilan Kewirausahaan. 6) Etika, Moral dan Profesionalisme. 7) Keterampilan Kepemimpinan. Yaitu kemampuan Pengetahuan teori dasar kepemimpinan dan Kemampuan untuk memimpin suatu projek.

Strategi Ke-3. Building Entrepreneur Characters
Membangun  karakter atau watak wirausaha harus ditumbuhkan kepada santri agar mandiri dalam wirausahanya. Bebeapa karakter yang harus dimiliki oleh santri dalam membangun kemandirian wirausahanya adalah sebagai berikut: 1)Santri Wajib Percaya Diri. 2) Santri harus Berorientasi pada tugas dan hasil.  3) Santri harus berani mengambil resiko. 4) Santri harus mempunyai karakter kepemimpinan. Dan 5) Santri Harus Berorientasi ke masa depan.
 


Ekonomi Terbaru