Azyumardi Azra adalah tokoh yang relatif diterima oleh semua golongan. Meski sering dikatakan moderat, moderatisme Azra jelas berbeda dengan moderat yang lainnya. Oleh karena ini, sependek pengamatan saya, bahkan di kalangan konservatif pun suara Azra cukup didengarkan.
Kenyataan ini tentu saja didasari oleh sikap ilmiah Azra yang sangat kokoh. Sebagai sejarawan, pandangan-pandangannya selalu dilandasi oleh fakta yang terverifikasi dan perspektif yang otoritatif. Akibatnya, orang boleh tidak setuju dengan pendapatnya, tetapi sulit untuk tidak menghormatinya.
Saya baru menyadari katakanlah moderatisme kritis Azra ini sekarang. Di antara tokoh-tokoh Islam hari ini, Azra terlihat menonjol justru karena kritisismenya yang hampir tidak pernah liburan. Mulai dari isu IKN hingga BRIN dia soroti dengan amatan yang tajam dan meyakinkan.
Istilah moderatisme kritis perlu dimunculkan karena saya lihat sekarang wacana moderat terlalu dimonopoli oleh suara pemerintah. Ini mengakibatkan status moderat atau bukan lebih ditentukan oleh pandangan dan sikap seseorang terhadap pemerintah. Mereka yang pro-pemerintah dikatakan moderat, sedangkan mereka yang anti-pemerintah dikatakan radikal.
Saya kira Azra akan menolak pemahaman sempit seperti ini.
Amin Mudzakir, Peneliti BRIN
Terpopuler
1
Yudisium 64 Mahasantri STAI KH Saepuddin Zuhri: Simbol Sejarah Berdirinya Ponpes Baitul Hikmah Haurkuning Tahun 1964
2
Direktur Media Center NU Jabar Akan Menjadi Narsum Pengusulan Kembali KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional
3
Kemenag Buka Pendaftaran Peserta Pesantren Award 2025, Daftar di Sini
4
LPBINU Jabar Jadi Mitra Praktikum Mahasiswa Magister POLTEKESOS Bandung
5
Turut Berduka atas Wafatnya Seorang Pelajar, IPNU-IPPNU Indramayu Ingatkan Sekolah Jadi Ruang Aman
6
Ribuan Warga Depok Meriahkan Jalan Santai Kebangsaan GP Ansor, Hadiah Utama Tiket Umrah
Terkini
Lihat Semua