• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Tokoh

Wafat pada 7 Ramadhan, Berikut Profil Singkat dan Karya Hadlratusyekh Hasyim Asy'ari

Wafat pada 7 Ramadhan, Berikut Profil Singkat dan Karya Hadlratusyekh Hasyim Asy'ari
Hadratusyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari. (Foto: Tebuireng.Online).
Hadratusyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari. (Foto: Tebuireng.Online).

Bertempat di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, salah seorang mahaguru yang juga sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama yakni Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari wafat pada tanggal 7 Ramadhan 1366 H atau tepatnya 25 Juli 1947. Kala itu, beliau sedang berusia 76 tahun.


Bagi yang belum mengetahui, Mbah Hasyim dilahirkan dari pasangan Kiai Asy’ari dan Halimah pada hari Selasa kliwon tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12 Dzulqa’dah tahun 1287 H. Tempat kelahiran beliau berada disekitar 2 kilometer ke arah utara dari kota Jombang, tepatnya di Pesantren Gedang. Gedang sendiri merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Tambakrejo kecamatan Jombang.


Dikutip dari tebuireng.online, Mbah Hasyim memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama Pangeran Benawa bin Abdul Rahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana Ishaq bin Ainul Yakin yang populer dengan sebutan Sunan Giri. Sementara dari jalur ibu adalah Muhammad Hasyim binti Halimah binti Layyinah binti Sihah bin Abdul Jabbar bin Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir atau juga dikenal dengan nama Mas Karebet bin Lembu Peteng (Prabu Brawijaya VI).


Penyebutan pertama menunjuk pada silsilah keturunan dari jalur bapak, sedangkan yang kedua dari jalur ibu.


Saat masih kecil, Mbah Hasyim hidup dalam lingkungan Pesantren Muslim tradisional Gedang. Keluarga besarnya bukan saja pengelola pesantren, tetapi juga pendiri pesantren yang masih cukup populer hingga saat ini. Ayah Kiai Hasyim (Kiai Asy’ari) merupakan pendiri Pesantren Keras (Jombang). Sedangkan kakeknya dari jalur ibu (Kiai Utsman) dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pesantren Gedang yang pernah menjadi pusat perhatian terutama dari santri-santri Jawa pada akhir abad ke-19. Sementara kakek ibunya yang bernama Kiai Sihah dikenal luas sebagai pendiri dan pengasuh Pesantren Tambak Beras Jombang.

.
Berdasarkan penelitian salah seorang cucunya, KH Ishom Hadzik, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari melahirkan karya tulis yaitu :
 

  1. Adab al A’lim wa al Muata’alim (Etika Guru dan Murid);
  2. al Duraar al Muntatsirah fi al Masaa’il al Tis’a Asharah (Taburan Permata dalam Sembilan Belas Persoalan);
  3. al Tanbihaat al Waajibaat Liman Yasna’u al Mawlid bi al Munkarat (Peringatan Penting bagi Orang yang Merayakan acara Kelahiran Nabi Muhammad dengan Melakukan Kemungkaran);
  4. Risalah ahl al Sunnah wa al Jama’ah;
  5. al Nur al Mubiin fi Mahabbati Sayyid al Mursalin (Cahaya Terang dalam Mencintai Rasul);
  6. al Tibyan fi al Nahy an Muqaata’at al Arhaam wa al Aqaarib wa al Ikhwaan (Penjelasan tentang Larangan Memutus Hubungan Kerabat, Teman Dekat dan Saudara);
  7. al Risalah al Tauhidiyah;
  8. al Qalaaid fi maa Yajibu min al ‘Aqaaid (Syair-syair Menjelaskan Kewajiban Aqidah). 9) Arba’in Haditsan;
  9. Ar Risalah fil ‘Aqa’I’d;
  10. Tamyizul Haqq min al Bathin;
  11. Risalah fi Ta’akud al Akhdz bi Madzahib al A’immah al Arba’ah;
  12. ar Risalah Jama’ah al Maqashid


Muhammad Rizqy Fauzi, Diolah dari berbagai sumber


Editor:

Tokoh Terbaru