• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Opini

Refleksi, Harapan dan Cita-Cita Jam’iyyah Nahdlatul Ulama Menyongsong Abad Kedua

Refleksi, Harapan dan Cita-Cita Jam’iyyah Nahdlatul Ulama Menyongsong Abad Kedua
Refleksi, Harapan dan Cita-Cita Jam’iyyah Nahdlatul Ulama Menyongsong Abad Kedua. (Foto: NU Online)
Refleksi, Harapan dan Cita-Cita Jam’iyyah Nahdlatul Ulama Menyongsong Abad Kedua. (Foto: NU Online)

Oleh Giswah Yasminul Jinan 

Kemarin kita telah meramaikan satu abad Nahdlatul Ulama (NU). Berbagai elemen masyarakat hadir dan memeriahkan acara tersebut. Mulai dari warga sipil, kaum priai, politisi, pejabat, para pimpinan dari beragam organisasi, bahkan presiden pun turut serta dalam menyemarakkannya. 


Tapi, ada hal yang lebih esensial dan substansial dari pada seremonial satu abad Nahdlatul Ulama, yaitu harapan dan cita-cita Nahdlatul Ulama ke depan.


Sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi amaliah NU, cita-cita dan harapan jam’iyyah, salah satunya harapan yakni NU bisa menyentuh ke berbagai sektor dalam kehidupan bermasyarakat. Capaian yang selama ini menjadi evaluasi agar harapan kita semua ke depan bisa lebih menyentuh masyarakat secara umum tanpa terkecuali.


Sila kelima dalam asas Pancasila menjelaskan terkait “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” ternyata belum sepenuhnya menyentuh seluruh masyarakat. Kesejahteraan dimaknai dari satu sudut pandang dan satu perspektif saja. Tapi harus mewakili dari seluruh lapisan kelas sosial. Apakah masyarakat yang minimnya akses dan keterbatasan dalam menerima informasi merasakan kebijakannya? Mari kita urai satu persatu.


Jaminan Kesehatan

Nyatanya, salah satu faktor yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah kesehatan. Memasuki abad kedua Nahdlatul Ulama ini, harapan kedepannya, NU sebagai organisasi yang dekat dengan masyarakat dari berbagai elemen, bisa memprioritaskan fasilitas dan akses kesehatan yang layak. Terkhusus bagi masyarakat yang terbatas dalam ekonomi, kualitas kesehatan, dan minimnya tenaga medis di beberapa pelosok negeri di Indonesia. 


Partisipasi Ulama Perempuan

Ulama perempuan lebih banyak lagi dilibatkan dalam struktural tanfidziyah atau syuriyah. Selagi ia mampu dan memumpuni dalam kapasitasnya, maka ruang ulama perempuan juga bisa ikut andil dalam struktur kepengurusan NU. Saat ini NU sudah cukup banyak dalam melibatkan ulama perempuan pada strukturnya. Akan tetapi, kita bisa terus memasifkan keterlibatannya dalam struktural NU, baik itu Tanfidziyah maupun Syuriah.


Wadah Kebutuhan Keagamaan Anak muda

Kita tahu bahwa anak muda merupakan tonggak penerus peradaban. Nafas panjang dan perjuang kiprah NU adalah anak muda saat ini. Mereka harus diberdayakan, difasilitasi, didorong sedemikian rupa, agar siap melanjutkan kiprah NU selanjutnya. Bisa melalui media yang digandrungi oleh anak muda, atau pendekatan dakwah kepada anak muda yang ada pada sekolah sekolah formal di luar dari pesantren. 


Saat ini maraknya kajian-kajian Islam yang masuk pada ranah anak muda, mengarah pada tindakan ekstrimisme. Maka dari itu, mereka perlu difasilitasi dalam kajian-kajian agama, terkhusus NU sebagai organisasi keislaman yang dekat dengan seluruh representasi dari berbagai elemen masyarakat.


Maka dari itu ketiga pokok harapan dan cita-cita tersebut, bisa menjadi refleksi satu abad NU untuk lebih memberikan nafas panjang kiprahnya, dalam menyongsong abad kedua NU.


Penulis adalah kader IPPNU 


Opini Terbaru