Oleh Hasanuddin Ali
Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, dalam pidato di puncak resepsi 1 abad NU berulang kali mengatakan "Selamat Datang di Abad Kedua NU", semua stakeholder NU disebut satu persatu oleh Ketum PBNU, bahkan kepada alam semesta pun beliau menyampaikan selamat datang di abad kedua NU.
Baca Juga
NU dan Anak Muda
Setelah pidato tersebut terus terang berkecamuk dalam pikiran saya kenapa Gus Yahya memberi penekanan pada kalimat tersebut. Dengan hati-hati saya mencoba menganalisa dan mengelaborasinya menjadi 3 alasan utama.
Pertama, Ketum PBNU ingin menekankan bahwa perayaan 1 abad jangan dilihat hanya sekedar peringatan harlah biasa seperti tahun-tahun sebelumnya. Peringatan 1 abad adalah sebuah pijakan, tonggak sejarah yang harus ditancapkan, sebuah awal yang akan menentukan apakah NU mampu melanjutkan kebesarannya di abad kedua.
Sebagai Ketua Umum PBNU yang ketiban sampur menjadi pemimpin pertama di abad kedua NU, Gus Yahya memiliki beban dan tanggungjawab besar meletakkan dasar-dasar perjuangan yang harus diemban NU di abad keduanya. Sepertinya Gus Yahya secara sadar ingin mengatakan sudah siapkah kalian, wahai warga nahdliyin, dalam memasuki abad kedua.
Baca Juga
Seabad NU
Kedua, Ketua Umum PBNU ingin kita semua lebih melihat masa depan dari pada terjebak pada romantisme masa lalu. Sejarah NU di abad pertamanya penuh dengan catatan gemilang, itu patut disyukuri dan dibanggakan, tapi jangan justru menjadi beban sejarah yang menghantui kita.
Gus Yahya sangat sadar lanskap abad kedua sangat berbeda dengan abad pertama, perlu kerja keras dan strategi baru agar NU mampu berkiprah di abad keduanya. Sepertinya Gus Yahya ingin mengajak warga nahdliyin untuk menuliskan dan mencetak sendiri sejarah baru NU di abad kedua.
Ketiga, Ketua Umum PBNU secara spesifik mengatakan "Alam semesta, selamat datang di abad kedua NU", O Universe welcome to the second century of Nahdlatul Ulama.
Kita tahu PBNU dibawah Gus Yahya tidak hanya bicara konteks lokal Indonesia, tapi juga berperan aktif dalam pergaulan global. Peradaban yang dimaksud oleh Gus Yahya bukan hanya sekedar peradaban Indonesia, tapi peradaban dunia. NU diabad kedua harus berperan aktif dalam memberikan alternatif solusi bagi mewujudkan dunia yang lebih damai dan beradab.
Peran aktif NU dipercaturan global membutuhkan kesiapan nahdiyin untuk lebih percaya diri dan memiliki wawasan lebih terbuka. Sepertinya Gus Yahya ingin menyampaikan kepada nahdliyin agar jangan kuper, jangan menutup diri, luaskan pergaulan, bekali diri dengan pengetahuan dan kemampuan untuk bergaul dengan masyarakat global.
"Wahai abad kedua rengkuhlah kami dalam berkah, harapan, prasangka baik akan ridho Allah, akan pertolongan Allah yang Maha Rahman dan Maha Esa," ujar Gus Yahya.
Wallahua'lam.
Penulis adalah Founder dan CEA Alvara Research Center.
Terpopuler
1
Inilah Rincian Zakat Fitrah Tahun 2025 di Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat
2
RMINU Jabar Gelar Safari Ramadhan Volume 4 Bersama LDNU dan LPBHNU
3
Operasi Pasar Murah PCNU Kabupaten Cirebon: Upaya Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Idulfitri
4
MAPK Al-Hikmah Gelar Festival Pelajar Se-Kota Tasikmalaya, Cetak Generasi Kreatif dan Kompeten
5
Muslimat NU Sukasari Bagikan 500 Takjil Gratis untuk Masyarakat
6
Kemenag Rilis e-Book Bimbingan Manasik Haji dan Umrah, Unduh di Sini
Terkini
Lihat Semua