• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Opini

KH Juhadi dan Jihad Menghidupkan Gus Dur

KH Juhadi dan Jihad Menghidupkan Gus Dur
Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhamad. (Foto: M Fahmi).
Ketua PWNU Jawa Barat, KH Juhadi Muhamad. (Foto: M Fahmi).

Oleh: H Mahpudin

 

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ - ١٦٩

 

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki," (QS. Ali 'Imran Ayat 169). 

 

Dalam tafsir atau persepktif tasawuf “orang-orang yang gugur di jalan Allah” itu bukan hanya orang-orang (muslimiin) yang gugur di medan tempur dalam membela agama Alloh, akan tetapi juga termasuk di dalamnya para Nabi dan Rasul, Wali-wali Allah (Auliya Allah), orang-orang sholeh, dan para salik yang sedang suluk. Para Mursyid Thoriqoh yang mu’tabaroh yang telah wafat itu  tetap membimbing murid-muridnya secara lebih lebih leluasa karena sudah tidak terhalang lagi oleh ruang dan waktu. Apakah kita mengira bahwa Kanjeng Nabi itu wafat ? padahal setiap sholat dalam setiap tasyahud kita mengucapkan salam:

 

“assalamu’alaika ayyuhannabiyyu warohmatullohi wabarakatuh” dan bersholawat kepada beliau.

 

Bukankah ketika kita mengucapkan salam kepada sesama muslim dengan ucapan “assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh”, orang yang kita beri salam itu orangnya ada dihadapan kita? . 

 

Menghidupkan Gus Dur dalam prespektif ini adalah disamping ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menerjamahkan ajaran, petuah dan pemikiran beliau pada tataran aplikatif baik pada perilaku pribadi-pribadi jamaah (nahdliyyin) maupun pada tataran implementasi program jam’iyyah (organisasi NU) dari pusat sampai daerah.  Akan tetapi juga pada dimensi batin dengan me-robithoh-i Gus Dur dalam setiap helaan nafas dan menghadirkan Gus Dur dalam relung qolbu para pengurus dan jamaahnya. Hal ini tentu bukan perkara mudah, dibutuhkan jihad beneran bukan jihad-jihadan. 

 

KH. Juhadi Muhammad, yang terplih sebagai Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat sebelum gelaran Muktamar NU ke 34 di Lampung yang menghasilkan Rois Am KH. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf (GUS YAHYA) akan sam’an watho’atan terhadap arah kebijakan organisasi yang akan diterapkan oleh Gus Yahya. Suatu sikap keniscayaan bagi keluarga besar nahdliyin untuk tunduk dan patuh pada sendiko dawuh kiyai. Walaupun pada aspek aspek tertentu sangat bisa terjadi gerakan imam tidak diikuti oleh makmum karena terjadi kesalahan gerakan pada imam. Atau pada tataran sosial karena perbedaan kepentingan pilihan politik. 

 

Terpilihnya KH. Juhadi Muhammad, S.H., sebagai Ketua PWNU Jawa Barat menunjukkan fakta ketokohannya sebagai icon baru yang berpengaruh bagi NU Indramayu dan sekaligus Jawa barat. Keberhasilannya dalam berkhidmat sebagai Ketua PCNU Indramayu diapresiasi oleh sebagian besar tokoh-tokoh NU Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Gagasan pemikiran dan sikapnya yang egalitarian menjadi kata kunci bagi keberhasilannya memimpin PCNU Indramayu dan Insya Alloh akan mampu juga membawa kemajuan dan keberkahan bagi PWNU Jawa Barat. 

 

Garis kebijakannya tentang kemandiran lembaga-lembaga dalam lingkup PWNU Jawa Barat dan sikap akomadatif terhadap semua segmen kepentingan dan lingkup sosialnya yang lintas komunitas menjadi modal besar untuk mewujudkan visi Ketua Umum PBNU GUS YAHYA dalam  ijtihad menghidupkan GUS DUR dalam satu frame   "jam iyah diniyah wal ijtimaiyah"  NU sebagai bandul pendulum penjaga moral bangsa sebagaimana Gus Dur sebagai Guru Bangsa. 

 

Maka sewajarnya dan sepatutnya jajaran struktural PCNU Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dalam satu visi misi dengan struktural di atasnya baik PWNU maupun PBNU dalam ijtihad menghidupkan Gus Dur. Semoga ada manfaatnya . 

 

Wallohu a’lam bisy-syowab.      

 

Penulis adalah : Advokat/Konsultan Hukum, pernah jadi jajaran Pengurus LDNU Jawa Barat.


Opini Terbaru