• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 8 Mei 2024

Opini

KOLOM KANG IQBAL

Debat Itu Apa Sih?

Debat Itu Apa Sih?
Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)
Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)

Kini, rakyat Indonesia sedang riuh dengan istilah ‘debat presiden’ seiring Indonesia sedang memasuki masa pemilihan umum 2024 untuk pemilihan presiden-wakil presiden dan pemilihan anggota legislatif pusat dan daerah. Sebagai warga negara demokrasi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin negara dan wakil-wakil mereka di parlemen pada 14 Februari 2024. 

 

Salah satu tahapan yang sedang dijalani adalah kampanye yang dimulai sejak 28 November 2023 sampai 10 Februari. Salah satu bentuk penting dari kampanye ini adalah debat calon presiden dan wakil presiden. Sampai hari ini, sudah terlaksana dua debat dari lima kali debat, yaitu debat pertama calon presiden pada 12 Desember 2023 dan debat calon wakil presiden pada 22 Desember. 

 

Tiga debat lainnya akan diselenggarakan pada 7 Januari 2024 untuk calon presiden, pada 21 Januari 2024 untuk calon wakil presiden dan pada4 Februari 2023 untuk calon presiden. Apa itu debat dan apa syarat sebuah debat? Ini penting dipahami untuk mengukur sejauhmana sebuah debat, termasuk debat presiden, berkualitas atau tidak dan mencapai tujuan yang diharapkan.

 

Debat adalah diskusi atau argumen terstruktur antara dua atau lebih individu atau kelompok dengan sudut pandang yang berlawanan pada topik tertentu. Tujuan dari perdebatan adalah untuk menyajikan dan mempertahankan posisi sendiri sambil menantang dan mengkritik argumen pihak yang berlawanan. Debat dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk kompetisi formal, lembaga akademik, arena politik, dan percakapan sehari-hari.

 

Untuk dapat disebut debat, sebuah pembicaraan atau kejadian mesti memenuhi elemen-elemen berikut ini. 

 

Pertama, topik, yaitu masalah atau pernyataan spesifik yang dibahas oleh para peserta debat yang mencoba untuk mendukung atau membantahnya. Kedua, tim atau peserta; debat melibatkan dua atau lebih tim atau individu yang berlawanan, dengan masing-masing pihak bertanggung jawab untuk menyajikan argumen, bukti, dan kontra-argumen.

 

Ketiga, pernyataan pembukaan dan argumen; setiap pihak yang terlibat dalam debat menyampaikan pernyataan pembukaan untuk memperkenalkan posisi mereka tentang topik debat dan mengemukakan argumen utama mereka atas topik ini. Di sinilah argumen disajikan dengan alasan dan bukti. Setiap pihak dapat menggunakan fakta, statistik, contoh, dan alasan logis untuk mendukung klaim mereka.

 

Keempat, pengujian dan penolakan; setelah argumen utama disajikan, masing-masing pihak memiliki kesempatan untuk menanggapi poin yang dibuat oleh tim lawan. Tiap pihak dapat menunjukkan kelemahan argumen lawan dan menyajikan kontra-argumen. Tiap pihak dapat mempertanyakan pihak lain untuk menantang argumen mereka atau mengumpulkan informasi tambahan. Di sinilah terjadi moment di mana isi kepala tiap pihak dikuras untuk diketahui, ditimbang dan dinilai idenya mengenai topik debat.

 

Kelima, pernyataan penutup; masing-masing pihak mengakhiri perdebatan dengan ringkasan poin-poin utama mereka dan pernyataan ulang dari posisi mereka. 

 

Terakhir, penilaian; dalam perdebatan formal, seorang hakim atau panel hakim dapat mengevaluasi argumen dan keterampilan presentasi masing-masing pihak untuk menentukan siapa pemenangnya.

 

Dengan demikian, debat berfungsi sebagai platform untuk pertukaran ide, pemikiran kritis, dan pengembangan keterampilan komunikasi yang efektif mengenai topik tertentu yang mesti diketahui oleh masyarakat. Debat digunakan dalam berbagai kesempatan untuk menyampaikan kemampuan berargument atas suatu masalah, menganalisis informasi, dan mengartikulasikan pikiran dengan meyakinkan kepada khalayak. Dengan debat yang sesuai aturannya, khalayak dapat mengetahui sejauh mana pandangan pihak-pihak yang berdebat tentang topik perdebatan.

 

Dalam konteks Pemilihan Umum 2024, dengan debat presiden dan wakil presiden yang diselenggarakan dengan baik, rakyat Indonesia sebagai pemilih dapat mengetahui siapa dan bagaimana calon-calon pemimpin mereka untuk lima tahun ke depan. Meskipun bukan satu-satunya indikator kualitas calon presiden dan wakil presiden, debat ini dapat membantu rakyat memperoleh gambaran tentang apa isi kepala dan bagaimana sikap calon-calon pemimpin negara ini serta kemana arah negara ini akan dibawa dalam lima tahun ke depan. 

 

Pertanyaannya adalah sudah kah debat presiden kita berlangsung sebagaimana mestinya sehingga rakyat mendapatkan informasi yang cukup tentang siapa calon presiden dan wakil presiden mereka?

 

Asep Muhamad Iqbal, direktur CASSR (Centre for Asian Social Science Research), FISIP, UIN Bandung


Opini Terbaru