• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

KOLOM BUYA HUSEIN

Melawan Radikalisme ala Gus Dur (1)

Melawan Radikalisme ala Gus Dur (1)
Melawan Radikalisme ala Gus Dur (1)
Melawan Radikalisme ala Gus Dur (1)

Dalam acara memperingati hari toleransi bertema Meneladani Spiritual dan Gagasan Toleransi Gus Dur, tanggal 30 Noovember 2020, diselenggarakan Gusdurian Cirebon, aku mengawali dengan menyatakan bahwa Gus Dur adalah seorang spiritualis besar yang dalam Islam disebut sufi, sang bijak bestari dan sang zahid. Lalu aku mengutif kaedah cinta yang disampaikan guru spiritual maulana Rumi, Syams Tabrizi :


إن الصوفي الحق، هو الذي يتحمل بصبر، حتى لو اتهم باطلًا وتعرض للهجوم من جميع الجهات ولا يوجه كلمة نابية إلى أي من منتقديه، فهو لا ينحي باللائمة على أحد.


"Seorang Sufi sejati adalah dia yang rela menanggung luka dengan sabar meski dituduh tanpa dasar kebenaran atau diserang, atau dihujat secara tak adil dari segala pihak. Ia tidak membalasnya dengan kata-kata buruk tentang mereka yang mengecam, menuduh atau menyerangnya. Seorang Sufi tak pernah menyalahkan siapapun. Ia hanya mengingat Dia Satu-satunya,".


Nah, dalam konteks kehidupan sosial hari ini di mana radikalisme tengah menjadi fenomena, bagaimana Gus Dur menghadapinya?. Apa yang akan dilakukannya?


Melawan Radikalisme


Membaca dan mempelajari paradigma, world view dan karakter spiritualisme Gus Dur, kita akan mengatakan bahwa Gus Dur tidak akan melakukan perlawanan terhadap para pelaku kekerasan dan kaum radikal melalui cara yang sama. Dengan kata lain Gus Dur tidak akan mengatasi kelompok garis keras dan kaum radikal tersebut dengan jalan kekerasan serupa dan militeristik.


Kekerasan tidak akan dilawan dengan kekerasan yang sama. Cara ini tak akan menyelesaikan masalah, malah bisa mempertajam masalah. Para bijakbestari mengatakan :


اذا قابلنا الاساءة بالاساءة فمتى تنتهى الاساءة


"Bila emosi negatif kita balas emosi yang sama, maka sampai kapan emosi negatif akan berhenti".


Beliau sebaliknya akan mengambil langkah-langkah : perlawanan kultural sekaligus : memajukan perdamaian di satu sisi dan mengembangkan saling pengertian antar penganut agama dan keyakinan, di sisi yang lain. Dan penegakan hukum yang sesuai dengan Konstitusi.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Opini Terbaru