Acara Tunas Gusdurian usai dan sukses gemilang. Sayang, aku tak bisa hadir, karena satu dan lain hal. Gusdurian adalah komunitas menakjubkan. Di dalamnya berhimpun beragam identitas primordial. Mereka menyatu dalam cinta. Ya, cintalah yang menyatukan seluruh. Aku melihat saja dari jauh.
Betapa indahnya pertemuan dalam kesalingan mencinta itu. Ia justrru terjadi dalam suasana ruang sosial yang acap bikin retak dan menggelisahkan.
Aku ingat maulana Rumi saat ia mengatakan :
هذا العالم غارق في الآلام والمآسي من رأسه إلى قدميه، وﻻ أمل له في الشفاء إﻻ بيد الحب.
"Dunia tenggelam dalam lara dan penuh luka dari ubun-ubun hingga telapak kaki. Tak ada harapan untuk sembuh kecuali dengan sentuhan tangan Cinta".
Katanya lagi dalam puisinya yang indah :
Cintalah yang mengubah pahit jadi manis,
kerikil jadi permata,
keruh jadi bening,
sakit jadi sehat
penjara jadi taman bunga.
Aku selalu merindui Gus Dur
خَيَالُكَ فِى عَيْنِى ** وَذِكْرُكَ فِى فَمِى **
وَهَوَاكَ فِى فُؤَادِى ** فَأَنْتَ اَنَا فِى كُلِّ حَالِ
Bayang-bayangmu ada di mataku
Namamu ada dibibirku
Cintamu ada di hatiku
Maka kau adalah aku dalam segala
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU