• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Siti Hajar, Perempuan yang Luar Biasa

Siti Hajar, Perempuan yang Luar Biasa
Siti Hajar, Perempuan yang Luar Biasa. (Ilustrasi: NUO).
Siti Hajar, Perempuan yang Luar Biasa. (Ilustrasi: NUO).

Setiap bulan haji tiba, aku selalu teringat nama seorang perempuan : Siti Hajar, isteri Nabi Ibrahim. 


Dikisahkan. Sesudah melahirkan seorang bayi laki-laki bernama Ismail, Hajar ditinggal suaminya sendirian di tempat yang gersang dan sepi di dekat “rumah Allah”. (Bait Allah). Al-Quran menyebut : 


بواد غير ذی زرع عند بيتك المحرم


“Di sebuah lembah gersang dekat rumah yang dimuliakan". 


Nah, saat Hajar sedang di lembah, tiba-tiba Hajar mendengar suara tangis bayi Ismail dalam nada yang memilukan. Tangisan itu telah menggetarkan hatinya sehingga membuatnya cemas. Ia segera berdiri meninggalkan Ismail, melangkahkan kakinya dan berlari-lari kecil menuju bukit Shafa dan terus lari ke bukit Marwah pulang pergi, mencari setitik air, sambil tak henti-hentinya memohon pertolongan Allah dengan hati yang luruh. Itu dilakukan sebanyak 7 x. Jeritan tangis dan teriakan mohon pertolongan manusia tak didengar.


Ibnu Katsir seorang penafsir besar melukiskan peristiwa ini, “Adalah Hajar, seorang perempuan yang pulang pergi antara bukit Shafa dan Marwah untuk mencari air bagi anaknya. Allah kemudian memberinya pertolongan dengan memancarkan air dari bawah tanah yang disentuh kedua kakinya di kamarnya. Ia mengucapkan kata "thaam" "tham", "tham" (makanan, makanan, makan).”. Dari kata itu, air yang memancar itu dikemudian hari disebut air "Zamzam". Sebuah sumber mata air yang bersih dan tak pernah kering sepanjang masa dan menjadi obat dari banyak penyakit.


Sejarah ritual Sa’i memperlihatkan dengan jelas sosok seorang perempuan yang tabah, tidak kenal lelah, penuh ketulusan dan rasa cinta. Air adalah simbol sumber kehidupan manusia dan alam. Perjuangan Hajar mencari air merefleksikan perjuangan perempuan mempertahankan kehidupan manusia. Perempuan Hajar bahkan tidak berjuang untuk dirinya sendiri, melainkan bagi manusia (anaknya) yang lemah. Bahkan, apa yang pada masa lalu diperjuangkan Hajar itu kini bermanfaat bagi miliaran orang di dunia sepanjang masa.


Salah satu hal yang menarik adalah pemilihan tokoh perempuan dalam kisah sa’i ini. Dalam konteks cerita di atas Hajar adalah sosok perempuan dengan beban ganda karena dia membesarkan anaknya seorang diri tanpa kehadiran suami. Bahkan, Hajar digambarkan sebagai perempuan berstatus rendah. Karena dia adalah hamba sahaya (budak) berkulit hitam dari Ethiopia. Namun, ketabahan Hajar menjalani hidup menunjukkan bahwa dia adalah perempuan yang luar biasa. 


Seorang pemikir kontemporer, Ali Syari’ati, memperkenalkan Hajar sebagai:.. seorang perempuan yang bertanggung jawab, seorang ibu yang penuh cinta, seorang diri, mengembara, mencari, menahan sakit, gelisah, kehilangan pelindung, tidak punya tempat bernaung, tiada rumah, terasing dari kaumnya, tak berkelas, tak punya ras, dan tak berdaya; namun meskipun diliputi segala kekurangan ini, ia penuh harapan. Cintalah  yang membuatnya hidup penuh gairah dan optimis. 


Dari kisah ini, tampaknya Allah tengah membela perempuan. Dia melakukan pembelaan terhadap Hajar ketika masyarakat mencampakkan dengan menganggap status sosialnya rendah.  Allah menolongnya dengan mengabulkan doa yang dipanjatkannya, memohon air. Allah menganugerahinya air dan bukan yang lain karena air adalah sumber kehidupan. Salah satu ayat Alquran Allah menyatakan, “Wa Ja’alna min al-Ma’i Kulla Syai-in Hayy,” (dan Kami jadikan dari air segala yang hidup).


Jelaslah sudah bahwa Hajar adalah sosok perempuan yang memegang peran sangat besar bagi kehidupan manusia dan alam. Hajar adalah perempuan yang berkorban untuk menyelamatkan kehidupan manusia, semata-mata karena ia mencintai kemanusiaan.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru