Lima Anugerah Istimewa di Bulan Ramadhan bagi Umat Nabi Muhammad
Kamis, 6 Maret 2025 | 09:00 WIB
Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai bulan penuh keberkahan, Ramadhan juga menjadi waktu di mana Allah subhanahu wata’ala memberikan berbagai keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat-umat terdahulu.
Keistimewaan tersebut menjadi bukti betapa Allah memuliakan umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun mereka adalah umat akhir zaman yang paling dekat dengan hari kiamat.
Dalam salah satu hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa ada lima anugerah khusus yang hanya diberikan kepada umatnya selama bulan Ramadhan, yang tidak pernah diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Rasulullah bersabda:
أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌ قَبْلِي: أَمَّا وَاحِدَةٌ، فَإِنَّهُ اِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِمْ، وَمَنْ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا. وَأَمَّا الثَّانِيَةُ: فَإِنَّ خُلُوْفَ أَفْوَاهِهِمْ حِيْنَ يَمْسُوْنَ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ. وَأَمَّا الثَّالِثَةُ: فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَسْتَغْفِرُ لَهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ. وَأَمَّا الرَّابِعَةُ: فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُ جَنَّتَهُ فَيَقُوْلُ لَهَا اِسْتَعِدِّيْ وَتَزَيِّنِي لِعِبَادِيْ أَوْشَكَ أَنْ يَسْتَرِحُوْا مِنْ تَعْبِ الدُّنْيَا إِلَى دَارِيْ وَكَرَامَتِي. وَأَمَّا الخَامِسَةُ: فَإِذَا كاَنَ آخِرُ لَيْلَةٍ غَفَرَ اللهُ لَهُمْ جَمِيْعًا. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: هِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: «لَا، أَلَمْ تَرَ إِلَى الْعُمَّالِ إِذَا فَرَغُوْا مِنْ أَعْمَالِهِمْ وَفُّوُا أُجُوْرَهُمْ».
Artinya, “Telah diberikan kepada umatku di bulan Ramadhan, lima pemberian yang belum pernah diberikan kepada nabi sebelumku yaitu: pertama, pada awal bulan Ramadhan, Allah subhanahu wata’ala melihat umatku. Siapa yang dilihat oleh Allah, maka dia tidak akan disiksa untuk selama-lamanya. Kedua, bau mulut orang yang berpuasa, di sisi Allah lebih baik dari bau minyak misik (kasturi). Ketiga, para Malaikat memohon ampunan untuk umatku siang dan malam. Keempat, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan (penjaga) surga-Nya, Allah berkata kepadanya ‘Bersiap-siaplah dan berhiaslah kamu untuk hamba-hamba-Ku, mereka akan beristirahat dari kesulitan hidup di dunia menuju tempat-Ku dan kemuliaan-Ku’. Kelima, pada akhir malam bulan Ramadhan Allah mengampuni dosa-dosa mereka semuanya.”
Seorang sahabat bertanya, “Apakah itu Lailatul Qadr, wahai Rasulullah?” Nabi ﷺ menjawab, “Tidak, tidakkah kamu melihat bahwa para pekerja, apabila mereka telah menyelesaikan pekerjaannya, niscaya akan dibayar upahnya?” (HR al-Baihaqi).
Syekh Abil Fadl al-Ghumari dalam kitab Ghayatul Ihsan fi Fadli Syahri Ramadhan menjelaskan bahwa pemberian pertama merujuk pada pandangan penuh rahmat Allah kepada umat Nabi Muhammad ﷺ. Siapa saja yang mendapat pandangan tersebut tidak akan disiksa selamanya karena rahmat Allah yang melimpah.
Sedangkan makna “bau mulut orang berpuasa lebih baik dari minyak misik” memiliki dua penafsiran. Pertama, bau mulut tersebut akan diganjar pahala besar, sehingga menjadi lebih baik di sisi Allah. Kedua, orang yang berpuasa mendapatkan kedudukan lebih tinggi dibandingkan mereka yang memakai minyak misik.
Karena alasan ini, Imam asy-Syafi’i menghukumi makruh bersiwak setelah tergelincirnya matahari (waktu dhuhur), karena dapat menghilangkan bau mulut orang yang berpuasa, padahal bau tersebut memiliki keutamaan di sisi Allah.
Adapun mengenai para malaikat yang memohonkan ampunan, hal ini berkaitan dengan kekeliruan mereka ketika bertanya kepada Allah tentang penciptaan manusia. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ
Artinya, “Mereka (malaikat) berkata, apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” (QS al-Baqarah: 30).
Sebagai bentuk pengampunan atas perkataan tersebut, Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk senantiasa memohonkan ampunan bagi umat Nabi Muhammad ﷺ. Ini menjadi salah satu keistimewaan yang tidak dimiliki umat-umat sebelumnya.
Pemberian keempat berkaitan dengan persiapan surga bagi orang-orang yang berpuasa, yang telah menahan diri dari segala kesulitan dunia. Sedangkan pemberian kelima, yaitu pengampunan dosa pada malam terakhir Ramadhan, disebut juga sebagai Lailatul Jaizah atau "Malam Pemberian Hadiah". Di malam itu, Allah membebaskan umat Islam dalam hal makanan dan minuman serta memberikan ampunan dan ridha-Nya.
Selain lima keistimewaan tersebut, Syekh Abil Fadl al-Ghumari menyebutkan beberapa pemberian lain yang juga hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad ﷺ, di antaranya:
1. Dibebaskan dari neraka setiap waktu berbuka puasa. Rasulullah ﷺ bersabda:
لِلّٰهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عِتْقَاءُ
Artinya, “Bagi Allah dalam setiap buka puasa terdapat penyelamatan (dari api neraka)” (HR al-Baihaqi).
Namun, syarat utama untuk mendapatkan keutamaan ini adalah berbuka dengan makanan yang halal. Jika seseorang berbuka dengan makanan haram, maka ia tidak akan mendapatkan jaminan keselamatan dari neraka.
2. Dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka, serta dibelenggunya setan-setan.
3. Dikabulkannya doa saat berbuka puasa. Rasulullah ﷺ bersabda:
اِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ دَعْوَةٌ مَا تُرَدُّ
Artinya, “Sesungguhnya orang berpuasa memiliki doa yang tidak ditolak ketika buka puasa” (HR al-Baihaqi). Penjelasan di atas sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Abil Fadl al-Ghumari dalam kitab Ghayatul Ihsan fi Fadli Syahri Ramadhan, halaman 23-24.
Tulisan ini dikutip dari artikel karya Ustadz Sunnatullah sebagaimana dimuat di NU Online.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menghidupkan Malam di Bulan Suci Ramadhan dengan Amal Saleh
2
Inilah Rincian Zakat Fitrah Tahun 2025 di Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat
3
Libur Lebaran 2025 untuk Sekolah Madrasah Diperpanjang 20 Hari, Menag: Bisa Kurangi Kemacetan
4
Operasi Pasar Murah PCNU Kabupaten Cirebon: Upaya Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Idulfitri
5
RMINU Jabar Gelar Safari Ramadhan Volume 4 Bersama LDNU dan LPBHNU
6
Al-Hiyam: Cinta yang Mengembara Tanpa Akhir
Terkini
Lihat Semua